Kulit bukan hanya sekadar soal keriput, tetapi juga bisa muncul daging tumbuh. Waspadai penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Gangguan pendengaran bahkan bisa meningkatkan risiko terkena demensia.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, sebelumnya telah dibahas tentang (1) kesehatan mental, (2) sistem kekebalan tubuh, (3) otak, dan (4) rambut. Apa lagi yang terjadi di usia 50-an? Yuk, kita telusuri yang berikutnya…
5. KULIT
Kerusakan akibat sinar matahari yang kita alami saat muda, kini akan muncul dengan sendirinya. Mungkin akan terlihat bintik-bintik penuaan. Waspadai kemungkinan tanda-tanda kanker kulit.
Jika selagi muda kurang melindungi kulit, belum terlambat untuk memulainya. Kenakan tabir surya minimal 30 SPF setiap hari dan lakukan pemeriksaan kanker kulit setiap tahun.
Kulit mungkin juga akan terasa lebih kering dan mudah teriritasi. Pelembap tanpa pewangi (bukan losion) dapat membantu.
Selain keriput dan bintik-bintik penuaan, pada usia 50-an mungkin juga akan muncul skin tag atau dikenal dengan daging tumbuh, biasanya di kelopak mata, leher, ketiak, atau area lain yang memungkinkan terjadi gesekan antara kulit dengan kulit.
Jenis pertumbuhan kulit lain yang mungkin muncul setelah usia 50 adalah keratosis seboroik (benjolan seperti kutil) dan benjolan merah yang disebut cherry angioma.
Sebagian besar benjolan yang timbul akibat penuaan tidak berbahaya, tetapi penting untuk memeriksakannya ke dokter kulit guna memastikan bahwa benjolan tersebut bukanlah kanker kulit.
6. PENGLIHATAN
Sahabat Lansia, apabila kita harus menyipitkan mata saat membaca ponsel, itu karena lensa di dalam mata menjadi lebih kaku seiring bertambahnya usia. Lensa tidak bisa lagi dengan cepat beralih dari fokus jauh ke fokus dekat. Kacamata baca (yang bisa dibeli tanpa resep) dapat membantu.
Lebih baik periksakan mata ke dokter spesialis mata. Semakin tua usia kita, semakin banyak perubahan yang terjadi pada penglihatan. Jadi, pastikan untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur. Salah satunya, katarak.
Mengutip National Eye Institute (NEI), sebagian besar katarak terjadi karena perubahan normal pada mata seiring bertambahnya usia. Saat masih muda, lensa mata kita jernih. Sekitar usia 40, protein dalam lensa mata mulai rusak dan menggumpal. Gumpalan ini membentuk area keruh pada lensa mata, yang dikenal sebagai katarak. Seiring waktu, katarak akan memburuk dan membuat lensa menjadi semakin keruh.
Perubahan lainnya adalah age-related macular degeneration (AMD) atau degenerasi makula terkait usia (AMD). Menurut NEI, penyakit mata yang dapat mengaburkan penglihatan sentral kita ini, adalah penyebab utama kehilangan penglihatan pada lansia. Orang yang berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin menderita AMD. Risiko terkena AMD meningkat seiring bertambahnya usia.
Itulah mengapa, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur.
7. PENDENGARAN
Usia 50 mungkin terlihat terlalu muda untuk mengalami gangguan pendengaran. Faktanya, hingga 40% orang yang berusia di atas 50 mengalami gangguan pendengaran. Bahkan, para peneliti di John Hopkins University menemukan, sepertiga pria di atas 40 tahun mengalami gangguan pendengaran dan masalahnya semakin memburuk seiring bertambahnya usia.
Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh paparan kebisingan seumur hidup serta perubahan yang berkaitan dengan usia pada telinga tengah dan jalur saraf dari telinga ke otak. Beberapa kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi, jantung, dan diabetes, juga dapat memengaruhi pendengaran seiring berjalannya waktu. Begitu pula obat-obatan tertentu juga diketahui dapat merusak pendengaran.
Orang yang tidak dapat mendengar dengan baik atau mengalami gangguan pendengaran, lebih mungkin untuk memisahkan diri dari orang yang dicintai dan mengalami depresi. Selain itu, sebuah studi yang melacak 639 orang dewasa selama hampir 12 tahun menemukan, gangguan pendengaran ringan meningkatkan risiko demensia dua kali lipat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksakan pendengaran setelah usia 50. Jika mengalami gangguan pendengaran, mengoreksi pendengaran dengan alat bantu dengar akan menurunkan risiko jatuh, penurunan kognitif, depresi, dan isolasi sosial.
Berikutnya: (8) Jantung
Sumber:
AARP
WebMD
Foto:
Freepik