Secara umum, menjaga kesehatan adalah langkah pertama dan mungkin yang paling penting. Jika tidak sehat secara fisik dan emosional, akan lebih sulit untuk memiliki kehidupan seks yang sehat.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga kehidupan seks tetap menyala seiring bertambahnya usia.
Secara umum, menjaga kesehatan adalah langkah pertama dan mungkin yang paling penting. Jika tidak sehat secara fisik dan emosional, akan lebih sulit untuk memiliki kehidupan seks yang sehat.
Mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga membantu memberikan energi dan dapat meningkatkan rasa sejahtera pada semua aspek kehidupan, termasuk kehidupan seks.
Penelitian mengaitkan obesitas atau kelebihan berat badan dan ketidakaktifan fisik dengan disfungsi seksual.
Sebuah penelitian menyimpulkan, perilaku seksual berhubungan langsung dengan persentase lemak tubuh. Pria dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi memiliki kemungkinan 30% lebih besar mengalami disfungsi ereksi. Sekitar 40% dari mereka mempunyai masalah dengan keinginan dan 50% mempunyai masalah kinerja.
Dibandingkan dengan orang muda, dampak obesitas cenderung lebih besar pada lansia karena lansia memiliki tingkat penyakit jantung, penyakit pernapasan, dan penyakit terkait penuaan lainnya yang lebih tinggi.
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang mendukung kesehatan dapat meningkatkan fungsi seksual, berapa pun usia kita.
Sebuah penelitian (2020) menemukan, pola makan kaya sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, polong-polongan, dan ikan, tetapi rendah daging merah dan daging olahan, berkaitan dengan risiko disfungsi ereksi yang lebih rendah.
Pendekatan diet terbaik adalah memilih makanan yang merupakan bagian dari rencana sehat secara keseluruhan, seperti diet Mediterania. Terdapat bukti penelitian yang menunjukkan manfaat nyata bagi penderita DE (disfungsi ereksi) atau bagi wanita yang kehidupan seksnya dipengaruhi oleh berat badannya.
Makanan Peningkat & Penurun Libido
Beberapa makanan memiliki reputasi dapat meningkatkan gairah seks. Cara kerjanya ada yang dengan meningkatkan sirkulasi darah, yang lainnya dengan meningkatkan energi.Hal ini penting untuk ereksi dan juga untuk gairah wanita.
Beberapa makanan peningkat libido: tiram, alpukat, stroberi, bluberi, semangka, ubi jalar, bayam, bawang putih, bawang bombay, bawang merah, dan daun bawang.
Namun, pastikan lansia mendiskusikan perubahan pola makan apa pun dengan tenaga kesehatan profesional.
Di sisi lain, sejumlah makanan dapat mengurangi gairah dan fungsi seks. Beberapa di antaranya menurunkan kadar testosteron, sementara yang lain mengganggu sirkulasi.
Makanan penurun libido, antara lain: alkohol; mint dan mentol; akar licorice (misalnya, teh dan obat herbal, tetapi bukan permen licorice karena jarang mengandung akar licorice); kedelai dan produk berbahan dasar kedelai; lemak jenuh (misalnya, daging sapi berlemak, babi, mentega, keju); lemak trans (misalnya, makanan yang digoreng atau gorengan, mentega, margarin, beberapa makanan yang dipanggang);
Manfaat sampingan dari menghindari lemak trans dan lemak jenuh adalah meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Meski hanya sedikit, peningkatan aktivitas fisik sudah dapat meningkatkan gairah seks, menurut beberapa penelitian.
Olahraga teratur dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi (DE) pada pria. Bagi mereka yang sudah menderita DE, olahraga dapat membantu meningkatkan fungsi seksualnya.
Pada wanita, olahraga dapat meningkatkan gairah seksual. Olahraga teratur dikaitkan dengan fungsi seksual yang lebih baik selama dan setelah menopause. Aktivitas tertentu, seperti senam dasar panggul, mungkin memiliki efek lebih besar dan langsung terhadap fungsi seksual pada perempuan lansia.
Meskipun lebih baik aktif daripada tidak, libido tetap bisa terganggu jika olahraganya berlebihan. Penelitian menunjukkan, latihan ketahanan yang dilakukan secara teratur dengan intensitas lebih tinggi dan durasi lebih lama dapat menurunkan gairah seks pria. (*)
Artikel Berikutnya: Menjaga Kehidupan Seks Tetap Menyala Seiring Bertambahnya Usia: Stres dan Kulitas Tidur (2)
Sumber:
Verywell Health
Foto:
Freepik