PPOK: BAGAIMANA MENDIAGNOSISNYA? (3)

PPOK: BAGAIMANA MENDIAGNOSISNYA? (3)

Untuk mendiagnosis PPOK, dokter akan mengevaluasi gejalanya, menanyakan riwayat kesehatan lengkap, melakukan pemeriksaan kesehatan, dan memeriksa hasil tes.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, tentu masih ingat, asap tembakau merupakan penyebab utama PPOK, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang meliputi emfisema dan bronkitis kronis. Jadi, jika Anda merokok atau pernah merokok, Anda berisiko lebih tinggi terkena PPOK. Paparan polusi udara di rumah atau di tempat kerja, riwayat keluarga, dan infeksi pernapasan seperti pneumonia juga meningkatkan risiko PPOK.

PPOK membuat penderitanya sulit bernapas. PPOK dapat membatasi kemampuan penderitanya untuk bekerja atau bahkan melakukan tugas sehari-hari yang sederhana. PPOK juga dapat membuat penderitanya  lebih mungkin sakit parah akibat COVID-19. Jika Anda atau oma-opa/orangtua yang lansia sering sesak napas saat melakukan aktivitas harian atau menaiki tangga, sebaiknya periksakan ke dokter. Apalagi jika kerap terpapar asap tembakau, baik perokok aktif ataupun pasif.

Untuk mendiagnosis PPOK, dokter akan mengevaluasi gejalanya, menanyakan riwayat kesehatan lengkap, melakukan pemeriksaan kesehatan, dan memeriksa hasil tes.

Beberapa hal yang perlu diketahui dokter untuk keperluan diagnosis:

  • Merokok atau memiliki riwayat merokok.
  • Terpapar asap rokok, polusi udara, bahan kimia atau debu.
  • Memiliki gejala seperti sesak napas, batuk kronis atau banyak lendir.
  • Memiliki anggota keluarga yang pernah menderita PPOK.

Bicarakan dengan dokter tentang kebiasaan atau riwayat merokok, sejak kapan mulai merokok dan berapa banyak. Bagi mantan perokok, jelaskan juga tentang berapa lama dan berapa banyak Anda merokok, serta sudah berapa lama berhenti merokok. Begitu pun jika Anda adalah perokok pasif, terpapar asap rokok, polusi udara, bahan kimia atau debu.

Jika Anda batuk terus-menerus, beri tahu dokter sudah berapa lama hal itu berlangsung, seberapa sering Anda batuk, dan berapa banyak lendir yang keluar saat batuk. Begitu pula dengan sesak napas yang Anda alami, sudah berapa lama dan seperti apa sesak yang Anda rasakan.  Juga, beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat keluarga dengan PPOK.

Dokter akan memeriksa dada Anda dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan mengi atau suara abnormal lainnya.

BEBERAPA TES DIAGNOSIS

Jika Anda berisiko terkena PPOK atau memiliki gejala PPOK, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan tes spirometri, tes sederhana tentang seberapa baik paru-paru bekerja. Anda diminta meniupkan udara ke dalam corong dan tabung yang dipasang pada mesin kecil. Mesin mengukur jumlah udara yang Anda embuskan dan seberapa cepat Anda dapat meniupnya. Spirometri dapat mendeteksi PPOK sebelum gejala berkembang. Hasil tes ini juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa parah PPOK yang diderita dan menentukan tujuan perawatannya.

Dokter mungkin juga akan meminta Anda menjalani rontgen dada atau CT scan dada. CT scan dada dapat membantu mengetahui penyebab gejala paru-paru seperti sesak napas atau nyeri dada. Ini juga dapat memberi tahu dokter jika ada masalah paru-paru tertentu seperti tumor, kelebihan cairan di sekitar paru-paru yang dikenal sebagai efusi pleura, atau pneumonia.

Tes lainnya yang mungkin juga perlu dilakukan adalah tes gas darah arteri. Tes ini mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Tes ini dapat menunjukkan seberapa baik paru-paru mampu memindahkan oksigen ke dalam darah dan menghilangkan karbon dioksida dari darah. Darah akan diambil dari arteri, biasanya di pergelangan tangan tempat denyut nadi diukur. (*)

Sumber:
www.lung.org
www.nhlbi.nih.gov
Foto:
www.freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.