HINDARI MINUMAN MANIS DAN ALKOHOL Demi Kesehatan Otak

HINDARI MINUMAN MANIS DAN ALKOHOL Demi Kesehatan Otak

Minuman manis dapat menyebabkan kerusakan saraf, minuman beralkohol menjadi racun bagi fungsi otak. Hindari minuman manis dan alkohol demi kesehatan otak.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, menyeruput secangkir teh manis hangat di pagi hari memang nikmat. Namun, keseringan minum minuman manis dapat membahayakan kesehatan otak. Begitu pula dengan minuman beralkohol. Berikut penjelasannya.

 

MINUMAN MANIS

Kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan saraf karena memicu peradangan.

Studi yang diterbitkan dalam Alzheimer’s & Dementia (2017) menemukan, orang yang secara teratur mengonsumsi minuman manis cenderung memiliki daya ingat yang lebih buruk, volume otak keseluruhan yang lebih kecil, dan hipokampus yang jauh lebih kecil. Hipokampus adalah bagian otak yang penting untuk pembelajaran dan daya ingat.

Penelitian yang diterbitkan dalam Stroke (2017) menemukan, peserta yang minum soda diet setiap hari hampir tiga kali lebih mungkin mengalami stroke atau mengembangkan demensia.

Sebuah tinjauan menemukan, konsumsi minuman manis yang berlebihan meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2 yang telah terbukti meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Bahkan, pada orang tanpa diabetes, kadar gula yang lebih tinggi dalam darah juga dapat meningkatkan risiko demensia.

TIPS

Daripada minum jus buah atau teh manis, cobalah tambahkan irisan jeruk nipis, lemon, mentimun, atau buah beri dan daun mint, pada air atau teh.

Bisa juga menggunakan pemanis alami, seperti stevia dan buah biksu.

Air kelapa juga merupakan pilihan baik yang memberikan hidrasi tanpa tambahan pemanis/gula.

 

MINUMAN BERALKOHOL

Minum segelas anggur merah sesekali sebenarnya bisa menyehatkan, tetapi kalau sudah berlebihan bisa menjadi racun bagi fungsi otak, berapa pun usia kita.

Penelitian, termasuk sebuah studi yang diterbitkan di BMJ (2017), menemukan, minum sedang—yang didefinisikan oleh para peneliti sebagai sekitar satu hingga tiga minuman per hari—dapat merusak otak dan hipokampus yang paling rentan.

Konsumsi alkohol kronis mengakibatkan penurunan volume otak, perubahan metabolisme, dan gangguan neurotransmiter—zat kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.

Orang dengan alkoholisme sering kali mengalami kekurangan vitamin B1. Hal ini dapat menyebabkan gangguan otak yang disebut ensefalopati Wernicke dan dapat berkembang menjadi sindrom Korsakoff.

Sindrom ini ditandai dengan kerusakan parah pada otak, termasuk kehilangan ingatan, gangguan penglihatan, kebingungan, dan ketidakstabilan.

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan otak menafsirkan isyarat emosional secara berbeda dari biasanya dan kualitas tidur yang buruk yang dapat menyebabkan kurang tidur kronis.

Jika minuman beralkohol dicampur dengan minuman berenergi akan mengakibatkan peningkatan minum berlebihan, mengemudi dalam keadaan mabuk, perilaku berisiko, dan peningkatan risiko ketergantungan alkohol.

TIPS

Batasi konsumsi alkohol hingga tidak lebih dari satu gelas per hari (untuk wanita) atau dua gelas per hari (untuk pria).

Menurut Pedoman Diet untuk Orang Amerika, satu gelas setara dengan 12 ons bir biasa, lima ons anggur atau 1,5 ons minuman beralkohol sulingan dengan kadar alkohol 80.

Kendati demikian, lebih baik pilih minuman lain saja, seperti teh herbal, air soda (bebas gula), atau kombucha. Pilihan ini menyegarkan dan mendukung hidrasi tanpa berdampak negatif pada kesehatan otak. (*)

 

Sumber:
* Healthline (14/3/2023)
* The Healthy (8/10/2024)
* Times of India (24/5/2024)

 

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.