8 KIAT MENURUNKAN RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN

8 KIAT MENURUNKAN RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN

Tidak semua jenis gangguan pendengaran dapat dicegah, tetapi kita dapat menurunkan risikonya. Apa saja 8 kiat menurunkan risiko gangguan pendengaran?

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, meskipun tidak semua jenis gangguan pendengaran dapat kita dicegah, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk menurunkan risiko terkena gangguan pendengaran.

Melansir Healthy Hearing (9/12/2024), berikut ini 8 cara menurunkan risiko gangguan pendengaran.

 

1 | Yang terpenting: melindungi pendengaran dari kebisingan.

Mengurangi paparan terhadap suara keras adalah hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran akibat kebisingan memiliki banyak penyebab dan dapat terjadi di tempat kerja, di rumah, ataupun saat menikmati hobi.

Suara ledakan, seperti tembakan senjata api atau petasan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran langsung.

Suara yang tidak terlalu keras, seperti mesin pesawat terbang atau konser rock, tetap dapat menyebabkan kerusakan pendengaran, hanya saja lebih lambat.

Begitu pun dengan mendengarkan musik terlalu keras di headphone atau earbud.

Apa pun penyebabnya, kerusakan pendengaran hampir selalu tidak dapat dipulihkan dan bersifat kumulatif.

 

Seperti apakah suara yang terlalu keras?

Paparan suara keras merupakan ancaman bagi pendengaran. Suara apa pun yang melebihi 85 desibel dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Itu kira-kira setara dengan berdiri di tengah kemacetan kota atau mendorong mesin pemotong rumput.

Jika memiliki telepon pintar, aplikasi ini dapat membantu mengukur suara di sekitar kita.

Selain itu, tanda-tanda berikut menunjukkan kita berada di lingkungan dengan suara yang terlalu keras:

  • Kita perlu meninggikan suara agar didengar.
  • Kita tidak dapat mendengar seseorang yang berjarak tiga kaki dari kita.
  • Ucapan di sekitar kita terdengar teredam atau tumpul setelah meninggalkan tempat yang bising.
  • Kita mengalami nyeri atau telinga berdenging (tinitus) setelah berada di tempat bising.

 

Gunakan pelindung pendengaran, seperti penutup telinga atau penyumbat telinga, setiap kali berada di sekitar suara keras.

Ini mengurangi risiko kehilangan pendengaran dan dapat membantu mencegah tinitus, yaitu bunyi berdenging di telinga.

Bagi musisi dan pecinta musik, berinvestasilah pada “penutup telinga musisi”. Penyumbat telinga ini menurunkan volume ke tingkat yang lebih aman sambil mempertahankan rentang dinamis musik secara penuh.

 

2 | Mengelola tekanan darah dan kesehatan jantung.

Semakin sehat secara keseluruhan, semakin baik kita dapat mencegah kehilangan pendengaran.

Jikapun sudah mengalami kehilangan pendengaran, kita masih dapat mempertahankan sisa pendengaran yang kita miliki.

Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung dapat merusak mekanisme rapuh di dalam telinga yang membantu kita mendengar.

Oleh karena itu, jika memiliki kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi, patuhi anjuran dokter untuk mengendalikannya.

 

3 | Menjaga diabetes tetap terkendali.

Penelitian menunjukkan, penderita diabetes dua kali lebih mungkin mengalami gangguan pendengaran.

Sama seperti tekanan darah tinggi, diabetes dapat merusak sel-sel di telinga bagian dalam.

Jaga kadar gula darah dan ikuti petunjuk dokter untuk mengelola diabetes.

 

4 | Berhenti merokok dan vaping, juga batasi konsumsi minuman beralkohol.

Penelitian menunjukkan secara pasti, asap rokok—baik secara aktif maupun pasif—dapat berdampak besar pada kesehatan pendengaran seseorang, bahkan janin di dalam rahim.

Begitu pula dengan konsumsi alkohol berlebihan yang dapat menciptakan lingkungan beracun di telinga.

 

5 | Berolahraga dan berlatih mengurangi stres.

Apa, sih, yang tidak bermanfaat dari olahraga? Olahraga meningkatkan aliran darah dan membantu tubuh—juga kesehatan telinga—dalam banyak cara.

Namun, hati-hati dengan musik yang keras dan angkat beban yang tidak tepat di pusat kebugaran. Keduanya terkait dengan kerusakan pendengaran.

Tingkat stres yang tinggi dan kronis juga tidak baik untuk pendengaran (dan bagian tubuh lainnya). Lakukan apa pun yang kita bisa untuk mengendalikan tingkat stres.

 

6 | Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral tertentu.

Beberapa vitamin dan mineral, terutama vitamin B12, mineral kalium dan magnesium, sangat penting untuk pendengaran yang baik. Selain itu, anemia defisiensi zat besi juga berkaitan dengan hilangnya pendengaran.

 

7 | Ketahui sejarah keluarga.

Memang, sih, mengetahui riwayat keluarga tidak akan secara langsung mencegah kehilangan pendengaran. Namun, hal ini akan membantu kita mengetahui apakah kita berisiko tinggi.

Mendeteksinya lebih awal dapat mengurangi risiko dampak negatif dari kehilangan pendengaran, seperti penurunan kognitif, depresi, dan isolasi sosial.

 

8 | Waspadai obat-obatan yang menyebabkan gangguan pendengaran.

Ada banyak sekali obat bebas dan obat resep yang berkaitan dengan gangguan pendengaran. Dalam beberapa kasus, kita dapat mengonsumsi obat alternatif untuk mengurangi risiko gangguan pendengaran akibat obat. Bicarakan dengan dokter dan selalu teliti sebelum membeli, terutama obat bebas.

 

Saat Tepat Menjalani Tes Pendengaran

Mencegah gangguan pendengaran berarti bersikap proaktif terhadap kesehatan pendengaran.

Selama ini kita tidak pernah ragu untuk memeriksakan mata atau gigi. Nah, sekaranglah saatnya untuk menambahkan pemeriksaan pendengaran ke dalam daftar pemeriksaan rutin kita.

Jika hasil tes menunjukkan sudah mengalami gangguan pendengaran, kita dapat mulai mengambil tindakan untuk mencegahnya bertambah parah.

Jika memerlukan alat bantu dengar, dokter spesialis pendengaran dapat mendiskusikan pilihan terbaik untuk gangguan pendengaran, gaya hidup, dan anggaran kita.

 

[ Ketika Pendengaran Melemah Seiring Bertambahnya Usia, Penyebabnya Bukan Melulu Faktor Usia ]

 

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.