Jangan Anggap Remeh FLU, Bisa Sebabkan PNEUMONIA

Jangan Anggap Remeh FLU, Bisa Sebabkan PNEUMONIA

Flu bisa menyebabkan pneumonia. Bagaimana sebenarnya hubungan flu dengan pneumonia? Lansia 65 tahun ke atas lebih berisiko terhadap flu dan komplikasinya.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, dua penyakit ini—flu atau influenza dan pneumonia—terus menjadi sorotan setelah kematian Barbie Hsu. Aktris Taiwan yang membintangi drama TV populer “Meteor Garden” ini meninggal setelah terinfeksi flu yang berujung pneumonia.

Bagaimana sebenarnya hubungan antara flu dengan pneumonia?

Ternyata, influenza merupakan penyebab umum pneumonia—terutama di kalangan anak kecil, lansia, ibu hamil, atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu atau yang tinggal di panti jompo.

Meski sebagian besar kasus flu tidak menyebabkan pneumonia, kita tak boleh lengah. Pasalnya, flu yang menyebabkan pneumonia cenderung lebih parah dan mematikan. Hal ini terjadi di AS pada 2016, flu dan pneumonia menjadi penyebab kematian terbanyak ke-8 di Negeri Paman Sam itu.

 

Flu atau Influenza

Infeksi virus yang sangat menular ini, mudah menyebar dari orang ke orang. Umumnya, penyebaran melalui droplet di udara saat penderitanya batuk, bersin, atau berbicara.Virus flu dapat menyebar hingga sejauh enam kaki.

Meskipun tidak umum, flu dapat menyebar dari permukaan yang terdapat virus. Orang yang memegang permukaan itu, lalu menyentuh hidung, mulut, atau matanya, akan tertular.

Flu dapat menular sebelum seseorang merasa sakit dan saat mengalami gejala. Biasanya, sehari sebelum dan hingga seminggu setelah merasa sakit.

 

Pneumonia adalah infeksi atau peradangan serius pada paru-paru. Kantung udara terisi nanah dan cairan lain, sehingga menghalangi oksigen mencapai aliran darah. Jika oksigen dalam darah terlalu sedikit, sel-sel tubuh tidak dapat bekerja dengan baik, yang dapat menyebabkan kematian. Ketahui lebih lanjut tentang pneumonia

 

Lansia 65 tahun ke atas lebih berisiko terkena flu dan komplikasinya.

Bagi sebagian orang, flu merupakan penyakit ringan. Mereka akan merasa lebih baik setelah beberapa hari hingga dua minggu.

Namun, bagi sebagian orang lainnya, flu dapat menyebabkan masalah kesehatan lain—disebut komplikasi—dari ringan hingga berat.

Yang ringan, misalnya, infeksi sinus atau telinga; sedangkan yang berat, contohnya adalah pneumonia.

Siapa pun dapat terserang flu, tetapi beberapa orang lebih berisiko terkena flu dan komplikasinya. Mereka adalah:

  • Lansia 65 tahun ke atas.
  • Memiliki kondisi medis tertentu, seperti asma, diabetes, atau penyakit ginjal kronis.
  • Memiliki penyakit jantung atau pernah terkena stroke.
  • Tinggal di panti jompo atau fasilitas perawatan jangka panjang lainnya.

Masih ada lagi orang-orang lainnya yang berisiko tinggi terkena komplikasi flu.

 

Mengapa flu lebih berbahaya bagi lansia?

Ada dua alasan utama.

  • Sistem kekebalan tubuh—yang membantu tubuh melawan infeksi—melemah seiring bertambahnya usia.
  • Lansia lebih mungkin memiliki kondisi kesehatan lain, seperti diabetes atau penyakit jantung, yang meningkatkan risiko komplikasi akibat flu.

Itulah mengapa, flu sering kali menyebabkan lansia dirawat di rumah sakit dan terkadang dapat berakibat fatal.

 

Gejala flu pada lansia.

Gejala flu pada lansia hampir sama dengan kelompok usia lainnya, meliputi:

  • Demam
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan
  • Rasa sakit dan nyeri.
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan.
  • Hidung berair atau tersumbat.

Mengenali demam pada lansia.

Suhu tubuh normal rata-rata pada lansia sedikit lebih rendah daripada orang dewasa umumnya. Jadi, ketika lansia sakit, suhu demam mungkin juga lebih rendah.

Umumnya, suhu tubuh khas untuk usia di atas 65 adalah 35,8—36,9 derajat Celsius. Di bawah usia 65, suhunya adalah 36,4—37,6 derajat Celsius.

Adanya peningkatan suhu dari yang normal menunjukkan demam. Peningkatan 1-2 derajat dari suhu normal dapat dikatakan demam ringan. Namun jika suhu tubuh sudah mencapai 39 derajat Celsius atau lebih berarti demam tinggi.

 

Jika lansia mengalami gejala flu.

CDC menyarankan, lansia 65 tahun ke atas harus segera menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala flu. Mengingat, lansia 65 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi flu.

CDC juga merekomendasikan pengobatan antivirus flu segera. Bukan hanya bagi yang menderita flu, tetapi juga yang diduga flu dan berisiko tinggi mengalami komplikasi flu serius, seperti lansia 65 tahun ke atas.

Selalu konsultasikan lebih dahulu dengan dokter sebelum lansia mengonsumsi obat flu baru yang dijual bebas. Dokter dapat memastikan keamanan obat tersebut terhadap obat resep yang diberikannya ataupun kondisi medis lainnya pada lansia.

Lansia juga harus banyak istirahat dan minum cairan untuk membantu mengatasi gejala flu.

 

 

Segera hubungi dokter jika lansia memiliki salah satu gejala berikut:

  • Kesulitan bernapas saat terkena flu.
  • Gejala tidak membaik atau bertambah buruk setelah 3 atau 4 hari.
  • Setelah gejala flu membaik, lansia tiba-tiba mengalami tanda-tanda masalah yang lebih serius, termasuk mual, muntah, demam tinggi, menggigil, nyeri dada, atau batuk dengan lendir kental berwarna kuning kehijauan.

 

 

Sumber:
American Lung Association
National Institue on Aging (NIA)
WebMD

 
Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.