Jangan ragu untuk hiking setelah usia 60 karena olahraga yang satu ini sarat manfaat. Namun, tentunya perlu perencanaan lebih dahulu. Berikut ini tips merencanakan hiking setelah usia 60.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, sebelum pergi hiking, sangat penting untuk lansia melakukan perencanaan terlebih dahulu. Berikut ini tips merencanakan hiking setelah usia 60.
Jangan ragu untuk hiking setelah usia 60 karena olahraga yang satu ini sarat manfaat—dari menikmati alam, melihat pemandangan indah, dan menikmati sinar matahari hingga manfaat kesehatan.
Namun, sebelumnya, yang pertama dan utama harus lansia lakukan adalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Tak lain untuk memastikan lansia boleh melakukan olahraga atau aktivitas fisik tersebut.
Jika sudah mendapatkan izin dari dokter, berikut ini tips merencanakan hiking setelah usia 60.
1. Lakukan secara perlahan.
Jika akhir-akhir ini lansia belum banyak berjalan, mulailah berjalan kaki setiap hari. Tambahkan durasinya sedikit lebih lama setiap hari menjelang hiking.
Jangan lupa, selalu lakukan pemanasan secara perlahan sebelum memulai perjalanan. Mulailah berjalan di jalur yang lebih pendek dan akhirnya tingkatkan ke jalur yang lebih panjang.
2. Pilih jalur yang tepat.
Pilih jalur yang terasa tepat untuk diri sendiri. Jika berencana hiking bersama orang lain, lakukan riset terlebih dahulu dan pilih jalur yang nyaman bagi lansia dan sang teman.
Jangan pernah memaksakan diri dan melampaui batas kenyamanan pribadi. Kita tidak perlu berusaha untuk mengimbangi teman-teman kita. Jangan pula merasa bersalah untuk beristirahat—dengarkan tubuh sendiri!
3. Periksa cuaca.
Tidak ada yang lebih buruk daripada terjebak hujan badai saat hiking. Ingatlah untuk selalu memonitor cuaca sebelum berangkat guna menghindari tantangan yang tidak terduga.
Pastikan membawa semua yang lansia butuhkan untuk hari itu. Jika cuaca kurang ideal, jangan takut untuk membatalkan perjalanan. Ingat, keselamatan diri selalu menjadi yang utama.
4. Beri tahu seseorang ke mana lansia akan pergi.
Hal ini sangat penting, terutama bagi lansia yang hiking sendirian. Beri tahu anggota keluarga atau teman di mana lansia memarkir mobil dan jalur yang akan dilalui.
Berikan informasi sedetail mungkin. Sertakan perkiraan waktu mulai dan berakhir. Pastikan juga untuk menyertakan nomor telepon dan informasi kontak rekan pendakian.
5. Mengemas perlengkapan yang dibutuhkan.
Perlengkapan tersebut adalah topi, jas hujan, dan kacamata hitam. Selain itu, tabir surya dan semprotan antiserangga.
Mengenakan pakaian berlapis juga merupakan ide yang bagus. Saat mendaki bukit, tubuh kita kemungkinan akan memanas. Saat menuruni bukit atau beristirahat, kita kemungkinan akan merasa dingin.
6. Membawa perlengkapan darurat.
Kita harus selalu siap sedia jika terjadi keadaan darurat, bahkan saat perjalanan yang singkat. Bawalah perlengkapan darurat untuk pertolongan pertama.
Bagi lansia yang mengonsumsi obat-obatan, bawalah beberapa obat tambahan untuk berjaga-jaga jika lansia akan berada di luar lebih lama dari yang direncanakan.
Bawa juga makanan tambahan dan korek api atau korek api antiair agar lansia dapat membuat api.
Ingatlah, ponsel mungkin tidak memiliki sinyal selama hiking. Suar pelacak darurat dapat menyelamatkan hidup kita jika kita sakit atau terluka di jalan setapak.
Keadaan Darurat
Sahabat Lansia, meskipun kita telah melakukan perencanaan dengan matang, keadaan darurat bisa saja terjadi. Bagaimanapun kita tak dapat menduganya. Jangan panik.
# Jika ada yang tersesat.
Hubungi nomor panggilan darurat 112 dan ikuti petunjuk operator. Jika tidak memiliki ponsel atau sinyal seluler, mintalah perhatian orang lain di sekitar lokasi. Minta mereka untuk memberi tahu penjaga taman atau pusat pengunjung.
# Jika ada yang terluka:
- Berhentilah dan lihat seberapa parah cederanya. Perlengkapan pertolongan pertama dapat digunakan untuk membersihkan dan mengobati luka kecil, seperti lecet.
- Jika lukanya lebih parah, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencoba mengendalikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada luka. Pastikan orang tersebut bernapas dan usahakan untuk tidak memindahkannya.
- Jika memerlukan perhatian medis segera, hubungi 112 dan ikuti petunjuk operator. Jika tidak memiliki ponsel atau sinyal seluler, mintalah orang-orang lain di sekitar lokasi untuk memberi tahu penjaga taman atau pusat pengunjung dan petugas darurat.
7. Kenakan sepatu bot hiking.
Para ahli menyarankan untuk membeli sepatu yang ukurannya sekitar setengah ukuran lebih besar dari sepatu biasa. Ini akan mencegah jari-jari kaki terjepit di ujung sepatu bot saat menuruni lereng.
8. Gunakan tongkat hiking atau tongkat jalan.
Tongkat ini dapat meningkatkan keseimbangan dan membantu lansia saat berjalan di tanah yang tidak rata. Bahkan jika lansia merasa jalan setapaknya sebagian besar datar, membawa tongkat ini tidak akan jadi masalah. Sebagian besar tongkat mudah dibawa dan sangat ringan.
9. Minum banyak air.
Pastikan lansia membawa lebih dari cukup air. Hidrasi adalah kunci untuk semua jenis olahraga, terutama hiking. Jangan sampai mengalami dehidrasi di tengah jalan.
10. Hiking dalam kelompok.
Hiking sendirian memang menyenangkan, tetapi hiking dalam kelompok bisa lebih aman, selain juga memupuk rasa keakraban. Betapa menyenangkannya ketika kita bersama-sama berhasil mencapai tujuan—tak ada yang dapat mengalahkan perasaan itu! (*)
Sumber:
WebMD (6/3/2024)
Foto:
Freepik