Kerusakan otak pada demensia dapat menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi. Halusinasi dapat memengaruhi indra apa pun. Halusinasi tampak nyata bagi yang mengalaminya.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, demensia dapat menyebabkan penderitanya mengalami halunisasi. Sangat penting bagi kita sebagai keluarga ataupun caregivers untuk memahami halusinasi yang dialami lansia dengan demensia.
Demensia adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang merusak otak. Kerusakan ini dapat memengaruhi area otak yang bertanggung jawab untuk memproses indra dan dapat menyebabkan penderita demensia mengalami halusinasi, seperti melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada bagi orang lain.
JENIS-JENIS HALUSINASI
Halusinasi adalah pengalaman indrawi terhadap hal-hal yang tidak ada. Halusinasi dapat memengaruhi indra apa pun.
- Halusinasi visual/penglihatan, yaitu melihat hal-hal yang tidak ada, dapat berupa halusinasi sederhana atau kompleks, dari melihat cahaya yang berkedip hingga melihat orang dan hewan atau situasi aneh
- Halusinasi pendengaran, yaitu mendengar suara-suara yang tidak ada, seperti langkah kaki atau orang berbicara.
- Halusinasi penciuman, yaitu membaui sesuatu yang tidak ada, seperti asap, makanan, atau parfum.
- Halusinasi pengecapan, yaitu merasakan sesuatu yang tidak dimakan, seperti rasa logam di mulut.
- Halusinasi taktil/perabaan, yaitu merasakan secara fisik hal-hal tidak ada yang menyentuhnya, seperti dicium atau serangga merayapi kulit.
Meski dapat dialami penderita demensia lainnya, halusinasi visual/penglihatan lebih umum terjadi pada penderita demensia dengan badan Lewy (dementia with Lewy bodies/DLB).
Sering kali berupa halusinasi yang kompleks, jelas, dan sangat realistis terhadap orang atau hewan. Halusinasi ini sering terjadi dan berlangsung selama beberapa menit.
HALUSINASI SANGAT NYATA BAGI YANG MENGALAMINYA
Cara seseorang mengalami halusinasi bergantung pada jenisnya. Selama halusinasi, seseorang mungkin melihat, mendengar, atau mencium hal-hal yang tidak ada.
Seorang penderita demensia mungkin melihat pasangan hidupnya yang telah tiada berdiri di balik tirai atau mungkin melihat serangga merayap di tangannya.
Mungkin ia mendengar seseorang berbicara dan bahkan terlibat dalam percakapan dengan orang yang “dilihatnya” itu.
Mungkin juga mencium wangi bunga melati padahal tidak ada tanaman melati atau orang lain yang memakai parfum melati di sekitarnya.
Meskipun bagi kita tidak nyata, halusinasi sangat nyata bagi orang yang mengalaminya. Itu sebab, halunisasi bisa sangat menakutkan atau sebaliknya, justru menyenangkan bagi yang bersangkutan.
Halunisasi yang menakutkan dapat membuat seseorang mengalami paranoia dan panik—ini bisa menyebabkan kurangnya kepercayaan pada caregiver.
Reaksi penderita demensia terhadap halusinasinya juga dapat bergantung pada respons orang-orang disekitarnya.
Bagaimana sebaiknya kita merespons halusinasi penderita demensia? Temukan jawabannya di sini. (*)
Sumber: Alzheimer’s Society (26/2/2021); Medical News Today (21/9/2022)
Foto: Freepik