CERMATI GEJALA DEMENSIA: Gejala Awal dan Gejala Tahap Akhir

CERMATI GEJALA DEMENSIA: Gejala Awal dan Gejala Tahap Akhir

Gejala awal demensia yang umum kerap disebut gangguan kognitif ringan, karena tidak cukup parah untuk didiagnosis sebagai demensia. Pada beberapa orang, gejala ini akan tetap sama dan tidak memburuk. Namun, beberapa orang lainnya akan terus mengalami demensia

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, pada tahap awal, baik penderita maupun orang lain atau keluarganya, tidak menyadari kalau mengalami gejala awal demensia. Itulah mengapa, sangat penting untuk kita cermati gejala umum demensia, baik gejala awal maupun gejala tahap akhir.

Melansir dari situs web kesehatan terbesar di Inggris, NHS (10/7/2023), demensia bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan kumpulan gejala akibat adanya kerusakan otak yang disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti Alzheimer.

Gejala-gejala ini bervariasi, bergantung pada bagian otak yang rusak dan setiap orang memiliki gejalanya sendiri-sendiri. Namun, ada beberapa gejala awal umum yang mungkin muncul beberapa saat sebelum diagnosis demensia.

Gejala awal demensia yang umum:

  • Kehilangan memori/ingatan.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Kesulitan melakukan tugas-tugas harian yang biasa dilakukan, seperti bingung menentukan uang kembalian yang benar saat berbelanja.
  • Kesulitan mengikuti percakapan atau menemukan kata yang tepat.
  • Bingung tentang waktu dan tempat.
  • Perubahan suasana hati.

 

GANGGUAN KOGNITIF RINGAN

Gejala awal demensia yang umum kerap disebut gangguan kognitif ringan (MCI/Mild Cognitive Impairment), karena tidak cukup parah untuk didiagnosis sebagai demensia.

Ketika mengalaminya, kita pun mungkin tidak menyadarinya. Keluarga dan teman-teman mungkin juga tidak menyadari atau tidak menganggapnya serius karena mengira bagian dari proses penuaan.

Pada beberapa orang, gejala ini akan tetap sama dan tidak memburuk. Namun, beberapa orang lainnya dengan MCI akan terus mengalami demensia.

GEJALA TAHAP AKHIR DEMENSIA

Seiring perkembangan demensia, kehilangan ingatan dan kesulitan berkomunikasi sering kali menjadi parah. Pada tahap selanjutnya, penderita cenderung mengabaikan kesehatannya sendiri dan membutuhkan perawatan serta perhatian terus-menerus.

Gejala demensia lanjut yang paling umum meliputi:

* Masalah ingatan.
Penderita mungkin tidak mengenali keluarga dan teman dekat atau mengingat di mana mereka tinggal atau di mana mereka berada.

* Masalah komunikasi.
Beberapa orang akhirnya kehilangan kemampuan berbicara. Menggunakan cara komunikasi non-verbal, seperti ekspresi wajah, sentuhan dan gerakan, dapat membantu

* Masalah mobilitas.
Banyak yang menjadi kurang mampu bergerak tanpa bantuan. Beberapa orang akhirnya mungkin tidak dapat berjalan dan memerlukan kursi roda atau hanya terbaring di tempat tidur.

* Masalah perilaku.
Sejumlah besar penderita akan mengalami apa yang dikenal sebagai “gejala perilaku dan psikologis demensia”. Gejala ini dapat mencakup peningkatan agitasi, gejala depresi, kecemasan, berkeliaran, agresi, atau terkadang halusinasi.

* Masalah berkemih.
Inkontinensia kandung kemih (keluarnya urine secara tidak sengaja) sering terjadi pada tahap akhir demensia. Beberapa orang juga mengalami inkontinensia usus (tidak dapat mengendalikan buang air besar).

* Masalah nafsu makan.
Masalah dan penurunan berat badan merupakan masalah umum pada demensia tingkat lanjut. Banyak penderita mengalami kesulitan makan atau menelan. Hal ini dapat menyebabkan tersedak, infeksi dada, dan masalah lainnya.

Sahabat Lansia, demensia bukanlah bagian alami dari penuaan. Sangat penting untuk segera menemui dokter jika kamu khawatir tentang masalah ingatan atau gejala lainnya. (*)

Foto: Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.