Penyakit gusi adalah penyebab utama tanggalnya gigi. Dengan perawatan yang tepat, kita dapat terhindar dari kehilangan gigi. Menjadi lansia tidak identik dengan ompong.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, umumnya kita mengira, seiring bertambahnya usia, maka satu per satu gigi kita akan tanggal hingga akhirnya tak bersisa lagi alias menjadi ompong. Ternyata, itu cuma mitos! Menjadi lansia tidak identik dengan ompong.
Meski usia terus bertambah, kita tidak harus menjadi ompong. Dengan perawatan yang tepat, kita dapat mempertahankan gigi seumur hidup. Berapa pun usia kita, kita dapat mencegah munculnya penyakit gusi dan kerusakan gigi.
PENYAKIT GUSI
Penyakit gusi digambarkan sebagai pembengkakan, nyeri, atau infeksi pada jaringan penyangga gigi. Penyebabnya adalah “plak”, yaitu lapisan tipis dan lengket yang terus terbentuk pada gigi—lapisan ini mengandung banyak jenis bakteri.
Ada dua bentuk utama penyakit gusi, yaitu gingivitis dan penyakit periodontal.
Gingivitis, atau radang gusi, adalah bengkak dan merah pada gusi di sekitar gigi. Sering kali gusi jadi berdarah saat dibersihkan (sikat gigi).
Radang gusi yang berlangsung lama dapat berubah menjadi penyakit periodontal. Seiring memburuknya penyakit, tulang yang menopang gigi di rahang akan hilang, sehingga gigi menjadi tanggal.
Pada kebanyakan orang, penyakit gusi berkembang sangat lambat dan dapat diperlambat hingga tingkat yang memungkinkan kita mempertahankan sebagian besar gigi seumur hidup. Penyakit gusi adalah penyebab utama tanggalnya gigi.
* Merokok dapat memperburuk penyakit gusi.
Merokok menyebabkan kekurangan oksigen dalam aliran darah sehingga gusi yang terinfeksi tidak dapat sembuh. Perokok memiliki lebih banyak plak dan penyakit gusi memburuk lebih cepat daripada orang yang tidak merokok.
* Penyakit gusi berkaitan dengan kondisi kesehatan umum.
Antara lain: diabetes, penyakit kardiovaskular, stroke, demensia, dan kehamilan yang buruk. Meski diperlukan penelitian lebih lanjut, semakin banyak bukti bahwa memiliki gusi yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan umum.
KERUSAKAN GIGI
Kerusakan gigi, atau karies gigi, terjadi ketika email dan dentin gigi menjadi lunak akibat serangan asam. Kandungan gula dalam makanan/minuman bereaksi dengan bakteri dalam plak membentuk asam.
Seiring waktu, serangan asam membuat rongga (lubang) pada gigi, menyebabkan gigi perlu ditambah atau bahkan dicabut.
Masalahnya, kerusakan gigi di tahap awal tidak bergejala, tetapi dokter gigi mungkin dapat menemukannya. Inilah sebabnya kita harus rutin memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi.
Jika sudah berasa sakit gigi, meski hanya sebentar dan ringan saja, segera kunjungi dokter. Sakit gigi merupakan pertanda ada sesuatu yang salah. Kalau dibiarkan saja, lama-lama akan memburuk dan kita dapat kehilangan gigi yang seharusnya bisa diselamatkan.
TIPS MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN GUSI
- Menyikat gigi secara menyeluruh pada malam hari dan setidaknya satu kali di siang hari, dengan pasta gigi berfluorida. Sikat bagian dalam, luar, dan permukaan gigi yang digunakan untuk menggigit. Usai sikat gigi, jangan berkumur dengan air agar fluorida dapat bertahan lebih lama pada gigi.
- Menggunakan sikat gigi interdental dan benang gigi untuk membantu menghilangkan plak dan makanan dari sela-sela gigi dan tempat gigi bertemu dengan gusi. Ini adalah area yang tidak dapat dijangkau sikat gigi biasa.
- Mengurangi konsumsi makanan/minuman manis/asam. Kerusakan gigi terjadi ketika gula dalam makanan dan minuman bereaksi dengan bakteri dalam plak, membentuk asam.
- Mengunyah permen karet bebas gula selama 20 menit setelah makan dapat membantu mulut memproduksi lebih banyak air liur, yang membantu menghilangkan asam yang terbentuk.
- Mengunjungi dokter gigi secara teratur, sesering yang mereka sarankan. Selain memeriksa kesehatan gigi dan mulut, dokter gigi biasanya akan menunjukkan cara menyikat gigi dengan benar dan membersihkan sela-sela gigi dengan sikat gigi interdental atau benang gigi.
Sahabat Lansia, menjadi tua tidak identik dengan ompong. Dengan perawatan yang tepat, kita tidak akan kehilangan gigi. Penelitian menemukan adanya kaitan jumlah gigi dengan usia harapan hidup—minimal kita masih punya 20 gigi di usia 70-an.
MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI PADA LANSIA
* Seiring bertambahnya usia, gusi mungkin menyusut (mengecil kembali), sehingga gigi menjadi sedikit lebih sensitif. Dokter gigi dapat menunjukkan metode menyikat gigi terbaik untuk mengendalikan masalah gusi—mungkin juga menyarankan obat kumur untuk mengatasi sensitivitas tersebut.
* Lansia dengan keterbatasan gerak lantaran ada masalah dengan tangan atau lengan, dapat menggunakan sikat gigi elektrik, yang telah terbukti dapat menghilangkan lebih banyak plak daripada sikat gigi manual.
* Jika lansia memiliki penglihatan buruk, cermin pembesar dan lampu yang terang sering kali dapat membantu.
* Lansia yang kehilangan beberapa gigi di masa lalu dan memiliki gigi palsu, mungkin memiliki kebutuhan dan masalah pembersihan tertentu. Dokter gigi dapat membantu mengatasi masalah ini.
* Beberapa orang mengonsumsi obat-obatan rutin yang membuat mulut mereka kering. Air liur membantu melindungi gigi dari kerusakan. Jika lansia memiliki lebih sedikit air liur dari biasanya, mintalah saran dari dokter gigi. (*)
Sumber: Oral Health Foundation
Foto: Freepik