Penelitian menemukan, sebanyak 75,7% lansia 70 ke atas memiliki setidaknya satu kondisi kulit yang memerlukan perawatan di rumah (43%) atau oleh dokter (57%). Ketahui apa saja 8 kondisi kulit yang paling umum setelah usia 70.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, adanya perubahan intrinsik dan ekstrinsik pada kulit lansia membuatnya lebih rentan terhadap penyakit. Studi menemukan, tiga dari empat lansia 70 ke atas memerlukan perawatan untuk setidaknya satu penyakit kulit. Ketahui 8 kondisi kulit paling umum setelah usia 70 ini.
Penelitian menunjukkan, sebanyak 75,7% lansia 70 ke atas memiliki setidaknya satu kondisi kulit yang memerlukan perawatan di rumah (43%) atau oleh dokter (57%). Selain itu, sebanyak 39,1% memiliki setidaknya tiga kondisi kulit secara bersamaan.
Diterbitkan dalam Jurnal American Geriatrics Society (JAGS, 4/8/2020), penelitian ini mengategorikan prevalensi dan jenis penyakit kulit di antara 552 lansia 70—93 tahun dari populasi umum di Finlandia.
Penelitian ini juga mencatat perbedaan prevalensi penyakit kulit antara kedua jenis kelamin—melibatkan 346 wanita dan 206 pria. Pria memiliki proporsi infeksi jamur kulit yang lebih tinggi, sedangkan wanita memiliki lebih banyak tumor jinak.
Sebagian besar subjek penelitian berkulit putih, sehingga hasilnya mungkin tidak mencerminkan secara akurat pada populasi lansia dengan ras dan etnis yang lebih beragam.
Kabar baiknya, 8 kondisi paling umum yang memengaruhi lansia 70 ke atas ini belum tentu memerlukan perhatian medis.
1. Keratosis Seboroik (78%)
Keratosis seboroik adalah pertumbuhan seperti kutil nonkanker yang sering muncul di wajah, dada, bahu, atau punggung. Biasanya, pertumbuhan ini sedikit menonjol dari permukaan kulit dan tampak seperti pertumbuhan berwarna cokelat lilin, hitam, atau kecokelatan.
Kondisi ini tidak memerlukan perawatan, tetapi jika menyebabkan iritasi, dokter dapat mengangkatnya. Jika melihat perubahan mencurigakan pada kulit, seperti luka atau pertumbuhan cepat, berdarah, dan tidak kunjung sembuh, temui dokter, karena bisa jadi merupakan tanda kanker kulit.
2. Lentigo Senilis (69%)
Lansia paling rentan terhadap lentigo senilis—dikenal sebagai bintik-bintik hati. Begitu pun dengan orang kulit putih dan mereka yang menghabiskan banyak waktu di bawah sinar matahari
Bintik-bintik ini muncul sebagai bintik-bintik cokelat atau hitam, paling sering di wajah, tangan, bahu dan lengan. Penting bagi dokter untuk membedakan antara bintik-bintik penuaan dan kondisi lain, seperti lentigo maligna.
Meski tak berbahaya dan tak memerlukan pengobatan, dalam beberapa kasus, krim resep dan prosedur medis dapat menghilangkan bintik-bintik ini atau membuatnya kurang terlihat.
3. Angioma Ceri (63%)
Angioma ceri adalah pertumbuhan kulit nonkanker yang terbentuk dari pembuluh darah yang menggumpal. Dikenal juga sebagai angioma senilis atau bintik Campbell de Morgan, beberapa angioma ceri tampak halus dan rata dengan kulit, sementara yang lain tampak sedikit menonjol.
Pertumbuhan kulit yang cukup umum ini, biasanya muncul setelah usia 30. Angioma ceri sering kali berukuran sebesar kepala peniti, tetapi bisa tumbuh hingga beberapa milimeter diameternya. Jika tergores, tergosok, atau terpotong, dapat berdarah. Bicaralah dengan dokter jika melihat adanya perubahan pada penampilan angioma ceri.
4. Nevi melanositik (50%)
Dikenal juga sebagai tahi lalat, nevi melanositik adalah bintik-bintik kecil berpigmen pada kulit yang biasanya muncul selama masa kanak-kanak atau remaja. Jumlah tahi lalat bervariasi pada setiap orang, dari beberapa hingga ratusan.
Sebagian besar tahi lalat tidak berbahaya, tetapi pada kesempatan langka, dapat menjadi kanker. Temui dokter kulit jika terdapat perubahan pada tahi lalat, semisal membesar secara tiba-tiba, mulai berdarah, pecah-pecah atau gatal, atau menjadi nyeri.
5. Tinea pedis (49%)
Tinea pedis, atau kutu air, adalah infeksi kaki umum yang disebabkan oleh jamur, disebut dermatofit. Jamur ini tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap. Setelah seseorang terpapar, jamur mudah kembali.
Gejalanya meliputi:
- kaki gatal;
- kulit pecah-pecah, melepuh atau mengelupas di antara jari-jari kaki;
- atau kemerahan dan bersisik di telapak kaki.
Infeksi ini juga dapat menyebar ke kuku kaki, membuatnya menjadi kuning tebal dan keruh. Onikomikosis, atau jamur kuku, ditemukan pada 29,9% pada lansia.
Pengobatan dapat berlangsung berbulan-bulan. Obat antijamur yang dijual bebas direkomendasikan, tetapi jika tidak berhasil, periksakan ke dokter.
Orang dengan diabetes mudah terkena infeksi kulit, jadi harus segera menemui dokter jika ada sesuatu yang tidak biasa muncul di kaki.
Sahabat Lansia, itu adalah 5 kondisi kulit paling umum setelah usia 70 yang dialami oleh hampir atau lebih dari 50% lansia 70 ke atas. Tiga kondisi kulit lainnya adalah rosacea (26%), keratosis aktinik (22%), dan eksim asteatotik (21%).
Seorang dokter kulit di Mayo Clinic, Nneka Comfere, MD, menyarankan untuk menemui dokter kulit guna pemeriksaan seluruh tubuh. Selanjutnya, ia menyarankan pemeriksaan kulit setiap bulan. Dengan memeriksakan kulit secara teratur, kita dapat mengetahui jika ada perubahan pada kulit dan segera memeriksakannya ke dokter. (*)
Baca Juga: Tips Merawat Kulit di Usia 60-an dan 70-an
Sumber: AARP (26/4/2024)
Foto: Freepik