APAKAH PENYAKIT TIROID DAPAT DIOBATI? KENALI GEJALANYA

APAKAH PENYAKIT TIROID DAPAT DIOBATI? KENALI GEJALANYA

Ada berbagai gejala penyakit tiroid. Sayangnya, gejala sering kali sangat mirip dengan tanda-tanda kondisi medis dan tahapan kehidupan lainnya. Ini dapat menyulitkan untuk mengetahui gejala tersebut berkaitan dengan masalah tiroid atau hal lain. Kabar baiknya, penyakit tiroid dapat diobati.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, penyakit tiroid sangat umum terjadi. Wanita di atas 60 tahun berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Meski sebagian besar kasus tak dapat dicegah, penyakit tiroid dapat diobati. Apa saja gejalanya?

Ada berbagai gejala penyakit tiroid. Sayangnya, gejala sering kali sangat mirip dengan tanda-tanda kondisi medis dan tahapan kehidupan lainnya. Ini dapat menyulitkan untuk mengetahui gejala tersebut berkaitan dengan masalah tiroid atau hal lain.

Terkait dengan dua jenis utama penyakit tiroid—hipotiroidisme dan hipertiroidisme—umumnya gejala dapat dibagi menjadi dua kelompok. Sering kali gejalanya “berlawanan” di antara kedua kondisi tersebut. Ini karena hipertiroidisme mempercepat metabolisme, sedangkan hipotiroidisme memperlambatnya.

Gejala yang berkaitan dengan hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif).

  • Denyut jantung tidak teratur dan lebih cepat dari biasanya (takikardia).
  • Kulit berkeringat (peningkatan keringat).
  • Kesulitan tidur.
  • Penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan.
  • Hilangnya kepadatan mineral tulang.
  • Sensitif terhadap panas.
  • Merasa cemas, mudah tersinggung atau gugup.
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi (amenore).

Gejala yang berkaitan dengan hipotiroidisme (tiroid kurang aktif).

  • Denyut jantung lebih lambat dari biasanya.
  • Merasa lelah (kelelahan).
  • Kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Merasa sensitif terhadap dingin.
  • Kulit kering dan rambut kering dan kasar.
  • Suasana hati yang tertekan (depresi).
  • Periode menstruasi yang berat (menoragia).
  • Sembelit (konstipasi).

 

SEBERAPA UMUMKAH KONDISI TIROID?

# Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) umum terjadi pada usia 60 ke atas.

  • Hingga 15% lansia 70 tahun ke atas memiliki kondisi ini dengan sedikit gejala dan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Tak ada risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung atau kematian ketika seseorang hanya memiliki sedikit gejala.
  • Hingga 25% penghuni panti jompo memiliki hipotiroidisme.

# Hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif) juga terjadi pada usia 60 tahun ke atas.

  • Hingga 10% lansia memiliki hipertiroidisme dengan gejala.
  • Sebanyak 25% kasus tirotoksikosis (terlalu banyak hormon tiroid dalam darah) terjadi pada lansia, umumnya sebagai akibat dari penyakit Graves (penyakit sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan terlalu banyak hormon tiroid).

# Nodul tiroid (benjolan).

  • Setidaknya setengah dari lansia memiliki nodul tiroid.
  • 90% wanita di atas 70 tahun memiliki nodul.
  • 60% pria di atas 80 tahun memiliki nodul tiroid.

 

KONDISI SEUMUR HIDUP

Penyakit tiroid sering kali merupakan kondisi medis seumur hidup yang harus dikelola secara konsisten. Hal ini sering kali melibatkan pengobatan harian. Dokter akan memantau perawatan dan menyesuaikannya dari waktu ke waktu.

Meski perlu waktu untuk menemukan rencana perawatan yang tepat untuk mengelola kadar hormon tiroidnya, orang dengan tiroid biasanya dapat hidup normal bersama penyakitnya.

Penyakit tiroid bisa menjadi serius, bisa juga tidak.

Penyakit tiroid memengaruhi banyak bagian tubuh dan kesehatan.  Jika secara konsisten mengikuti rencana perawatannya untuk mengelola kondisi ini, biasanya penyakit tiroid tidak serius.

Namun, jika penyakit tiroid tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan penanganan dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi.

  • Komplikasi hipertiroidisme: fibrilasi atrium, stroke, gagal jantung kongestif, dan osteoporosis.
  • Komplikasi hipotiroidisme: gangguan suasana hati (seperti depresi), neuropati perifer, peningkatan risiko penyakit jantung dan gagal jantung, infertilitas, dan koma miksedema (komplikasi hipotiroidisme berat yang tiba-tiba dan mengancam jiwa).

Sahabat Lansia, jika kamu atau lansia terkasih memiliki gejala hipotiroidisme atau hipertiroidisme atau melihat adanya perubahan pada tampilan leher tempat tiroid berada, periksakan ke dokter, ya. Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan memulai pengobatan.

Jangan lupa, beri tahu dokter jika ada anggota keluarga kandung yang memiliki penyakit tiroid seingga dokter dapat menambahkannya ke dalam rekam medis. Penyakit tiroid sering kali menurun dalam keluarga. Oleh karena itu, sangat baik untuk mengetahui riwayat keluarga kita guna berjaga-jaga jika mengalami gejala penyakit tiroid.

Meski umumnya tak dapat dicegah, penyakit tiroid dapat diobati sehingga penderitanya dapat hidup normal. (*)

Sumber:
Cleveland Clinic (2024)
Health in Aging (2022)
Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.