Jangan memaksakan diri untuk “move on” dalam jangka waktu tertentu. Pada akhirnya, waktu jualah yang akan menyembuhkan. Namun, tak berarti harus tenggelam dalam duka. Banyak hal dapat dilakukan untuk membantu melewati proses berduka.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, setiap orang menghadapi kesedihan dan kehilangan secara berbeda. Jadi, jangan menyerah pada tekanan—baik dari diri sendiri maupun orang lain—untuk “move on” dalam jangka waktu tertentu. Tak ada batasan waktu seseorang harus berduka.
Satu hal yang tampaknya berlaku secara universal: waktu akan menyembuhkan. Manusia adalah makhluk tangguh yang memiliki kekuatan untuk menemukan kegembiraan dan makna baru dalam hidup, bahkan setelah kehilangan yang menyakitkan.
Dalam sebuah penelitian tentang kesedihan, psikolog klinis George A. Bonanno menemukan, gejala kesedihan akut berkurang pada 50% partisipan dalam waktu enam bulan setelah kehilangan.
TIPS MENGATASI RASA DUKA
Sahabat Lansia, kehilangan pasangan tercinta sungguh sangat menyedihkan. Saat sedang diliputi kesedihan, mungkin sulit membayangkan hidup tanpa pasangan. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu melewati proses berduka dan menyambut babak baru yang telah menanti .
# Berbicara dengan konselor yang berkualifikasi.
Emosi yang kompleks dan kuat yang muncul karena kehilangan orang yang dicintai bisa jadi sulit untuk diatasi sendiri. Bertemu dengan profesional kesehatan mental berlisensi, baik secara tatap muka atau online, dapat membantu seseorang menerima kehilangan dan menyesuaikan diri dengan perubahan hidup tanpa pasangan.
# Fokus pada perawatan diri.
Kehilangan minat untuk makan dan memasak adalah hal yang wajar setelah kehilangan pasangan. Namun, penting untuk memastikan tubuh mendapatkan dukungan yang dibutuhkan guna melanjutkan aktivitas.
Tidur nyenyak, makan dengan benar, membatasi minuman beralkohol, dan berolahraga setiap hari dapat membantu seseorang merasakan yang terbaik dan mengatasi perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
# Tetap sibuk.
Kehilangan pasangan hidup dapat mengguncang rutinitas normal seseorang—tiba-tiba mendapati banyak waktu kosong yang harus diisi.
Menemukan cara untuk tetap sibuk dan mengisi waktu dapat membantu memberikan tujuan baru. Misalnya, menekuni hobi baru, menjadi sukarelawan di sebuah yayasan sosial, jalan-jalan bersama teman, atau bahkan mencari pekerjaan paruh waktu jika masih memungkinkan.
# Menemukan dukungan sosial.
Dukungan sosial terbukti bermanfaat selama proses berduka dan membantu melawan widowhood effect. Jadi, berusahalah untuk menghubungi keluarga dan teman-teman, meskipun itu hanya sekadar panggilan telepon singkat.
Saat sudah merasa siap, temukan cara menyenangkan untuk tetap terhubung dan sibuk, seperti bergabung dengan klub buku, mengikuti kelas kebugaran, atau berpartisipasi dalam aktivitas di komunitas lokal atau pusat senior.
# Mengadopsi hewan peliharaan.
Keheningan di rumah pada hari-hari pertama setelah kematian pasangan bisa sangat menyiksa. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk mengadopsi hewan peliharaan berkaki empat.
Sebuah penelitian (2020) menemukan, pasangan yang berduka tanpa hewan peliharaan mengalami tingkat kesepian dan depresi yang lebih besar daripada mereka yang memiliki kucing atau anjing.
Hewan peliharaan, dengan segala kasih sayang mereka yang tanpa syarat, dapat memberikan alasan kepada orang yang memeliharanya untuk bangun dari tempat tidur di pagi hari.
Sahabat Lansia, meskipun memikirkan pasangan yang telah tiada terasa sangat menyedihkan pada awalnya, berfokus pada kenangan indah dan emosi positif dapat membantu kita mengatasi rasa duka yang mendalam dan menemukan kedamaian yang layak kita peroleh. (*)