Rheumatoid arthritis (RA) atau artritis reumatoid adalah penyakit autoimun kronis, umumnya menyerang persendian. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, kekakuan, dan hilangnya fungsi sendi.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, 2 Februari tahun ini merupakan peringatan ke-11 tahun Rheumatoid Arthritis Awareness Day atau Hari Kesadaran Artritis Reumatoid sejak ditetapkan pada 2013 oleh Rheumatoid Patient Foundation (RPF) atau Yayasan Pasien Reumatoid.
Rheumatoid arthritis (RA) atau artritis reumatoid merupakan penyakit kronis (bertahan lama) yang umumnya menyerang persendian, seperti pergelangan tangan, tangan, siku, bahu, kaki, tulang belakang, lutut, dan rahang. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, kekakuan, dan hilangnya fungsi sendi.
RA termasuk gangguan autoimun karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi yang sehat. Normalnya, sistem kekebalan tubuh membantu melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Namun pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh justru menargetkan jaringan tubuh yang sehat, sehingga memberi sinyal kepada tubuh untuk menyerangnya.
GEJALA DAPAT MEMBURUK SEIRING WAKTU
RA menyebabkan peradangan dan nyeri pada satu atau lebih sendi. Penyakit ini dapat terjadi pada sebagian besar persendian, tetapi paling sering terjadi pada persendian kecil di tangan, pergelangan tangan, dan kaki. Seringnya RA terjadi dalam pola simetris—jika salah satu lutut atau tangan mengalami kondisi ini, maka tangan atau lutut yang lain juga sering terpengaruh.
Gejala RA dapat memburuk seiring berjalannya waktu dan menyebar ke lebih banyak sendi termasuk lutut, siku, atau bahu. RA dapat membuat penderitanya sulit bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menulis, memegang benda dengan tangan, berjalan, dan menaiki tangga.
Rasa sakit dan kesulitan bergerak dapat memicu masalah pada fungsi seksual dan hubungan intim. Kesulitan bergerak dengan mudah dapat menyebabkan penurunan kebugaran fisik dan mengakibatkan hilangnya kemandirian, ketidakmampuan bekerja, penurunan kesejahteraan, dan masalah kesehatan mental.
- Nyeri kronis, nyeri tekan, panas, dan bengkak pada persendian.
- Kekakuan sendi yang biasanya memburuk di pagi hari dan setelah tidak beraktivitas.
- Kelelahan, demam, kualitas tidur yang buruk, dan kehilangan nafsu makan.
Selain itu, orang dengan RA mungkin juga mengalami gejala depresi.
RA memengaruhi orang secara berbeda. Pada beberapa orang, RA diawali dari peradangan ringan atau sedang yang hanya memengaruhi beberapa sendi. Namun, jika penyakit ini tidak diobati atau pengobatan dihentikan secara tiba-tiba, RA dapat memburuk dan memengaruhi lebih banyak sendi seiring waktu. Akibatnya, bukan hanya dapat terjadi kerusakan parah pada sendi dan jaringan sekitarnya, tetapi juga juga dapat menyebabkan masalah medis di luar persendian, seperti jantung, paru-paru, darah, saraf, mata, dan kulit.
Kadang-kadang, gejala RA memburuk sehingga menjadi “kambuh” karena pemicu, seperti stres, faktor lingkungan (misalnya, asap rokok atau infeksi virus), terlalu banyak aktivitas, atau penghentian pengobatan secara tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, mungkin tidak ada penyebab yang jelas.
KAPAN HARUS KE DOKTER?
Hingga saat ini, RA belum dapat disembuhkan. Segera buat janji temu dengan dokter begitu mendapati gejala umum RA agar tidak semakin memburuk. Pengobatan RA bertujuan mengendalikan penyakit agar berada dalam remisi atau mendekati remisi, tanpa ada tanda atau gejala penyakit. Penting pula untuk menjaga gaya hidup sehat. (*)
Sumber:
NIAMS
WHO
Foto:
Freepik