Ketika tubuh kekurangan vitamin dan mineral penting, gejala fisik seperti kelelahan dan nyeri otot dapat terjadi. Kekurangan nutrisi juga berkaitan dengan penyakit kronis, seperti diabetes dan osteoporosis.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, ketika tubuh kekurangan vitamin dan mineral penting, gejala fisik seperti kelelahan dan nyeri otot dapat terjadi. Kekurangan nutrisi juga berkaitan dengan penyakit kronis, seperti diabetes dan osteoporosis.
Berikut ini penjelasan Sameera Talegawkar, seorang profesor ilmu olahraga dan nutrisi pada George Washington University di Washington, DC, kepada AARP.
Bagaimana kita tahu kalau lansia mengalami kekurangan gizi?
Jawabannya singkat saja: temui dokter. Dokter mungkin akan meminta lansia untuk menjalani tes darah guna menilai kadar vitamin dan mineralnya.
Penting diketahui, mendiagnosis defisiensi pada usia lanjut dapat menimbulkan kompleksitas yang lebih besar. Ini karena adanya penyakit kronis dan penggunaan obat-obatan pada lansia. Dokter harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor ini dan potensi dampaknya terhadap penyerapan nutrisi.
Jadi, dokter harus memperhatikan betul apa saja obat yang digunakan lansia dan bagaimana kondisi kesehatan lansia, sebelum menegakkan diagnosis. Beberapa obat mungkin memiliki efek samping, sehingga dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.
Apa saja tanda-tanda kekurangan nutrisi pada lansia?
Pastikan untuk berbicara dengan dokter jika lansia mengalami salah satu gejala berikut.
1. Kelelahan, nyeri tulang, kelemahan otot.
Ini bisa menjadi pertanda lansia mengalami kekurangan vitamin D. Vitamin ini penting untuk kesehatan tulang serta kesehatan sistem saraf, muskuloskeletal, dan kekebalan tubuh lansia.
Lansia memiliki risiko lebih tinggi untuk kekurangan vitamin D. Begitu juga dengan orang-orang yang berkulit lebih gelap dan mereka yang tinggal di daerah dengan sinar matahari terbatas.
Gejala lain dari rendahnya kadar vitamin D adalah kejang otot, kram, kesemutan, kejang pada kotak suara, dan perubahan kepribadian.
Di mana menemukan vitamin D? Kita dapat menemukan vitamin D dalam makanan, seperti ikan berlemak (salmon, makarel), minyak hati ikan, produk susu yang diperkaya, jus jeruk, susu kedelai, sereal sarapan, telur dari ayam yang diberi makan vitamin D, dan jamur yang terpapar sinar matahari.
2. Kelelahan, lemas, kulit pucat.
Jika lansia merasa lelah atau lemah dan menyadari bahwa kulitnya pucat, itu bisa menjadi tanda rendahnya kadar vitamin B12, elemen penting untuk kesehatan saraf dan darah.
Tanda-tanda lain bahwa lansia membutuhkan lebih banyak vitamin B12 adalah penurunan berat badan, nafsu makan berkurang, mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas, kebingungan, dan daya ingat yang buruk.
Karena tubuh kita tidak dapat memproduksi vitamin B12 secara alami, kita perlu mendapatkannya dari makanan dan minuman tertentu. Namun, proses penuaan membuat penyerapan vitamin B12 dari makanan menjadi lebih sulit. Apalagi jika lansia menggunakan obat penghambat asam lambung, bisa menyebabkan proses penyerapannya semakin sulit.
Di mana menemukan vitamin B12? Untuk mendapatkan kecukupan vitamin B12, kita bisa mengonsumsi produk hewani, seperti daging merah, unggas, kerang, susu, dan telur. Namun, jika lansia mengikuti gaya hidup vegetarian atau vegan, penting mempertimbangkan suplemen atau makanan yang diperkaya untuk memastikan lansia mendapatkan jumlah yang tepat.
3. Sesak napas, kelelahan, tangan dan kaki terasa dingin.
Merasa lelah, detak jantung cepat, jantung berdebar-debar, sulit berkonsentrasi, dan kesulitan mengatur suhu tubuh adalah tanda-tanda anemia, yang berarti tidak cukup zat besi dalam darah. Gejala lainnya dapat berupa kulit pucat, lidah sakit atau bengkak, dan kuku berbentuk seperti sendok.
Ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin, zat yang ditemukan dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, hal ini dapat membuat kita merasa sangat lelah dan lemah.
Meskipun kekurangan zat besi paling banyak terjadi pada anak-anak, wanita di bawah 50 tahun, dan wanita hamil, lansia juga dapat memiliki kadar zat besi yang rendah jika mereka tidak mengonsumsi cukup makanan yang mengandung zat besi.
Di mana menemukan zat besi? Zat besi terdapat pada makanan hewani, seperti daging, unggas, dan makanan laut. Kita juga dapat menemukan zat besi pada makanan nabati, seperti sayuran berdaun hijau, whole grains, polong-polongan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
4. Kram otot, kulit kering, kuku rapuh.
Ketiga gejala ini bisa menjadi tanda rendahnya kadar kalsium. Mengabaikan masalah ini dapat menyebabkan masalah neurologis. Pada kasus yang parah dapat menyebabkan kejang, irama jantung tidak normal, dan gagal jantung kongestif. Itu karena kalsium dalam darah berperan penting terhadap fungsi saraf, pergerakan otot, pembekuan darah, dan kesehatan jantung.
Kalsium yang rendah dapat menyebabkan hipokalsemia, biasanya terjadi ketika kadar hormon paratiroid (PTH) tidak normal atau vitamin D tidak mencukupi. Jika kita tidak mendapatkan cukup kalsium dari makanan, tubuh dapat mengambil kalsium dari tulang. Hal ini dapat melemahkan tulang dan menyebabkan osteoporosis.
Di mana menemukan kalsium? Untuk meningkatkan asupan kalsium, tambahkan makanan, seperti produk susu, jus jeruk yang diperkaya kalsium, sayuran hijau, kacang hitam, almond, biji wijen, dan biji chia ke dalam menu harian lansia.
5. Gejala lainnya.
Jika lansia mengalami tekanan darah tinggi atau batu ginjal atau mengalami gejala yang kurang jelas, seperti pergantian tulang dan ekskresi kalsium urine (yang meliputi gejala, seperti nyeri perut bagian bawah, darah dalam urine, sering buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, dan urine yang keruh atau berbau busuk), itu mungkin merupakan tanda kekurangan kalium.
Kalium atau potasium adalah elektrolit yang memainkan peran penting dalam menjaga otot, saraf, dan jantung berfungsi dengan baik. Kalium juga diperlukan untuk pencernaan yang sehat dan menjaga kekuatan tulang.
Kadar potasium yang sangat rendah, juga dikenal sebagai hipokalemia, dapat menjadi masalah serius dan bahkan menyebabkan kelumpuhan. Kasus hipokalemia yang lebih ringan dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan otot, dan sembelit.
Penting disadari oleh lansia, kekurangan kalium dapat disebabkan oleh penggunaan obat diuretik atau penggunaan obat pencahar yang berlebihan, di antara obat-obatan lainnya.
Di mana menemukan potasium? Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber potasium yang sangat baik, diikuti oleh kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu.
PASTIKAN KE DOKTER
Sahabat Lansia, itu tadi 5 tanda atau gejala kekurangan vitamin dan mineral pada lansia. Jika lansia mengalami salah satu dari tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, periksakan diri ke dokter untuk kepastiannya.
Meskipun kalsium, vitamin D, dan vitamin B12 merupakan suplemen umum untuk lansia, tetap harus mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter. Nanti dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan lansia, resep obat saat ini, dan kemungkinan interaksi obat. Jadi, jangan sembarang mengonsumsi suplemen, ya. (*)
Sumber:
AARP
Foto:
AARP