Sebagian besar kekerasan/pelecehan terhadap lansia dilakukan oleh individu yang dikenal dan dipercaya lansia. Penyebab pelecehan/kekerasan pada lansia sering kali berasal dari ketidakmampuan pengasuh dalam menjalankan tugasnya.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, menurut penelitian, sebagian besar kekerasan/pelecehan terhadap lansia, ternyata dilakukan oleh individu yang dikenal dan dipercaya lansia. Seringnya, orang tersebut adalah pasangan dan anak-anak yang sudah dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan.
Lansia dengan penyakit Alzheimer dan jenis demensia lainnya berisiko lebih tinggi mengalami pelecehan/kekerasan. Ini karena kondisinya yang rentan, seperti mengalami gangguan ingatan dan ketidakmampuan untuk mandiri.
Selain membutuhkan bantuan, lansia dengan demensia juga mudah memercayai seseorang yang tidak seharusnya mereka percayai. Interaksi sosial mereka juga sering kali terbatas, sehingga meningkatkan peluang terjadinya pelecehan/kekerasan.
Mungkin juga mereka menjadi sasaran karena pelaku menganggap lansia dengan demensia tidak akan mengingat pelecehan tersebut, tidak dapat mengungkapkannya dengan jelas kepada orang lain, atau tidak akan dipercaya jika lansia menceritakannya kepada seseorang karena kebingungan mereka.
SELEKTIF MEMILIH PENGASUH
Penyebab pelecehan/kekerasan pada lansia sering kali berasal dari ketidakmampuan pengasuh dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, bagian penting dari pencegahan pelecehan/kekerasan terhadap lansia melibatkan pemilihan dan dukungan yang cermat terhadap pengasuh.
Kondisi mental dan situasi kehidupan pengasuh memengaruhi kemungkinan mereka melakukan pelecehan terhadap lansia. Merawat lansia dapat menjadi tanggung jawab yang menegangkan dan menantang, tanggung jawab yang tidak boleh dilakoni oleh siapa pun tanpa dukungan dan persiapan yang tepat.
Seorang pengasuh berkemungkinan lebih tinggi melakukan pelecehan terhadap lansia jika ia:
- Sangat bergantung secara finansial atau emosional pada lansia.
- Merawat lansia dengan kesehatan fisik atau mental yang buruk.
- Memiliki akses terbatas terhadap layanan perawatan lansia.
- Memiliki keyakinan negatif tentang penuaan dan lansia.
- Memiliki keterampilan koping yang buruk.
- Kurangnya dukungan sosial.
- Menderita penyakit mental atau penyalahgunaan zat.
- Tidak dilatih atau dipersiapkan dengan baik untuk tanggung jawab pengasuhan.
- Terkena pelecehan saat kecil.
Kalau pengasuh sudah berada dalam situasi stres tinggi, mengambil tanggung jawab pengasuhan lansia dapat menyebabkan ledakan fisik, eksploitasi finansial, penelantaran, dan bentuk pelecehan lainnya.
Oleh karena itu, sebelum mempekerjakan pengasuh profesional (berbayar), lakukan pemeriksaan menyeluruh (baik terhadap sang pengasuh maupun agen/yayasan penyalurnya) dan amati bagaimana pengasuh berinteraksi dengan/memperlakukan lansia. Pastikan pengasuh berada dalam kondisi psikologis, emosional, dan keuangan yang baik.
MEMINIMALKAN PELECEHAN/KEKERASAN PADA LANSIA
Sahabat Lansia, selain selektif memilih pengasuh, ada beberapa hal yang dapat keluarga lakukan untuk mencegah atau meminimalkan kemungkinan pelecehan/kekerasan pada lansia.
# Tinggal berdekatan.
Jika memungkinkan, lansia tinggal serumah dengan keluarganya. Jika lansia ingin tinggal sendiri, usahakan tinggal berdekatan dengan keluarga. Jangan sampai lansia merasa terisolasi.
Orang yang merasa terisolasi akhirnya bisa mengalami depresi atau berkubang dalam kesedihan dan kesepian. Mereka mungkin merasa tidak diinginkan, seperti beban atau merasa orang lain tidak mengetahui keberadaan mereka.
Berada/tinggal dekat dengan keluarga juga lebih memudahkan keluarga untuk memantaunya. Lansia pun dapat dengan mudah meminta bantuan ketika membutuhkannya. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadi penelantaran.
# Tetap berhubungan.
Bagi keluarga yang tinggal berjauhan mungkin akan lebih sulit untuk melakukan pemantauan daripada yang tinggal berdekatan atau serumah. Namun, dengan melakukan kontak rutin, dapat membantu keluarga memantau aktivitas dan kebiasaan sehari-hari lansia, juga memberikan bantuan saat lansia membutuhkannya.
Adanya kontak rutin juga memungkinkan keluarga mengetahui kondisi lansia dan mewaspadai perubahan pada lansia yang mungkin merupakan tanda pelecehan. Tentunya kontak rutin bukan hanya melalui telepon atau video call, tetapi juga mengunjungi lansia di rumahnya.
# Mendorong lansia terlibat dalam komunitas.
Terlibat dalam acara-acara komunitas membantu lansia menjaga kehidupan sosialnya tetap aktif dan tetap berhubungan dengan hal-hal yang penting bagi mereka. Para lansia yang memiliki persahabatan kuat dan keterlibatan dalam komunitas cenderung tidak terisolasi atau kesepian, salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko lansia untuk dimanfaatkan.
# Pastikan lansia tetap aktif.
Lansia dengan kondisi kesehatan fisik yang buruk lebih rentan untuk dimanfaatkan. Selain itu, peningkatan ketergantungan dapat menyebabkan lebih banyak stres dan kelelahan pada pengasuh, sehingga meningkatkan risiko pelecehan terhadap lansia.
Aktif secara fisik dapat meningkatkan mobilitas dan kesehatan secara keseluruhan, sehingga mengurangi kemungkinan pelecehan. Aktivitas fisik atau olah raga juga dapat mengurangi depresi dan mengaktifkan “hormon bahagia”.
# Tentang keuangan.
Wajar jika lansia memercayakan salah seorang anggota keluarga untuk membantu mengelola keuangannya. Namun, pastikan lansia mengetahui semaksimal mungkin ke mana perginya uang tersebut.
Lansia sangat rentan terhadap penipuan. Beri tahu untuk berhati-hati terhadap orang yang baru dikenalnya yang bermaksud memanfaatkannya secara finansial. Lansia juga harus diberitahu untuk mewaspadai permintaan melalui telepon, internet, dan e-mail.
# Memanfaatkan support groups.
Kelompok dukungan memungkinkan pengasuh atau lansia untuk terhubung dengan orang lain yang menghadapi masalah serupa. Para lansia yang menjadi bagian dari support groups dapat berbicara satu sama lain tentang apa pun dalam hidup mereka, termasuk hari-hari mereka bertsama pengasuh. Dengan adanya kelompok dukungan, kecil kemungkinan terjadi pelecehan atau luput dari perhatian.
JIKA PELECEHAN TERJADI
Sahabat Lansia, jika pelecehan/kekerasan terhadap lansia terjadi, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah segera menyingkirkan lansia dari situasi yang melecehkan tersebut. Jika keluarga mengkhawatirkan kondisi fisik atau psikologisnya, periksakan pada ahlinya. Keluarga juga dapat melaporkan pelecehan/kekerasan tersebut kepada pihak yang berwajib. (*)
Artikel lainnya: 5 Bentuk Pelecehan Yang Kerap Dialami Lansia, Kenali Tanda-Tandanya
Sumber:
Nursing Home Abuse Center
Senior Living
Verywell Health
Foto:
Freepik