STOP PELECEHAN PADA LANSIA! 5 Bentuk Pelecehan Yang Kerap Dialami Lansia, Kenali Tanda-Tandanya

STOP PELECEHAN PADA LANSIA! 5 Bentuk Pelecehan Yang Kerap Dialami Lansia, Kenali Tanda-Tandanya

Pelecehan atau kekerasan terhadap lansia dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Pada dasarnya ini adalah penderitaan fisik, verbal/mental, finansial, atau seksual terhadap lansia. Bisa juga berupa pengabaian dari pengasuh, baik disengaja maupun tidak.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, pelecehan atau kekerasan terhadap lansia dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Setidaknya terdapat 5 bentuk pelecehan/kekerasan terhadap lansia yang penting diwaspadai. Kenali tanda-tandanya.

1. FISIK

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu bentuk kekerasan fisik yang memiliki pola. Biasanya dilakukan oleh pasangan dalam rumah tangga untuk mengontrol pasangannya.

Kekerasan fisik meliputi memukul, menendang, mendorong, menampar, menggigit, dan kekerasan fisik lainnya, termasuk menahan lansia di bawah shower. Ketika pengasuh/perawat tidak memberikan obat kepada lansia atau menggunakan obat untuk menundukkan mereka, itu juga merupakan kekerasan fisik.

Terkadang, kekerasan fisik dilakukan secara spontan atau tidak disengaja. Misalnya, pengasuh tanpa sadar memukul lansia dengan keras agar ia tidak menyentuh kompor yang panas. Meski tidak sengaja, tetap saja dianggap sebagai kekerasan fisik, karena sebenarnya masih ada alternatif lain yang tidak mengakibatkan rasa sakit atau cedera.

Tanda-tanda pelecehan/kekerasan fisik:

  • Terdapat memar di bagian tubuh mana pun.
  • Bekas tali pengikat di pergelangan tangan dan/atau pergelangan kaki.
  • Lansia menolak mencari bantuan medis untuk cedera yang dialaminya.
  • Ketika ditanya tentang cedera tersebut, lansia bersikap acuh tak acuh.

 

2. VERBAL/MENTAL

Pelecehan/kekerasan verbal, emosional, atau psikologis mencakup berbagai segi. Salah satu contohnya adalah perlakuan diam (silent treatment), yaitu pengasuh/perawat lansia menolak berbicara dengan lansia selama berjam-jam atau berhari-hari. Perlakuan seperti ini menyebabkan banyak penderitaan bagi para lansia.

Dalam kasus lain, pengasuh/perawat mengancam, memanipulasi, mengintimidasi, bersikap kekanak-kanakan, membentak, mengutuk, atau menghina. Bahkan, pengasuh/perawat dapat menggabungkan berbagai bentuk kekerasan mental, verbal, dan fisik untuk mengisolasi lansia dari orang yang mereka cintai.

Tanda-tanda pelecehan verbal/mental:

  • Kepribadian yang terisolasi.
  • Perubahan perilaku yang aneh.
  • Tidak responsif dan tidak suka berkomunikasi dengan orang lain.
  • Kecurigaan atau ketakutan yang tidak beralasan terhadap hal-hal sehari-hari.
  • Kurangnya minat dalam interaksi sosial.

 

3. SEKSUAL

Pelecehan seksual terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk komentar seksual yang tidak pantas, sentuhan yang tidak pantas, ketelanjangan yang dipaksakan, pemaksaan berpose untuk foto, dan pemerkosaan. Pelecehan seksual juga terjadi ketika pengasuh memaksa lansia untuk melihat pornografi atau memaksa lansia dan pihak ketiga untuk berinteraksi secara seksual.

Tanda-tanda pelecehan seksual:

  • Infeksi vagina.
  • Perdarahan vagina atau anal.
  • Payudara dan/atau bokong memar.
  • Pakaian dalam yang robek atau berdarah.

 

4. PENGABAIAN

Menemukan pengasuh yang tepat sangatlah penting karena pengabaian dari pengasuh sering terjadi. Secara umum, pengabaian terjadi ketika pengasuh tidak memenuhi kebutuhan emosional, fisik, sosial, kesehatan, dan medis lansia.

Pengabaian bisa disengaja ataupun tidak. Pengabaian yang tidak disengaja sering kali disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidakdewasaan, atau kurangnya sumber daya.

Jika lansia memerlukan perawatan karena suatu kondisi medis dan pengasuhnya tidak memenuhi kebutuhan tersebut, maka bisa saja terjadi kelalaian. Misalnya, pengasuh lupa memberikan obat kepada lansia sehingga mengakibatkan kekambuhan yang parah. Hal ini dapat dikategorikan kelalaian/pengabaian meski pengasuh tidak bermaksud menyakiti lansia tersebut.

Pengabaian yang disengaja, semisal sengaja tidak memberikan makanan atau pengobatan yang diperlukan, menolak melakukan perawatan tertentu, seperti memandikan, dll.

Tanda-tanda pengabaian:

  • Lansia mengalami penurunan berat badan.
  • Mata cekung.
  • Lansia dengan demensia dibiarkan tanpa pengawasan.
  • Kurangnya alat bantu medis, seperti alat bantu jalan, kacamata, alat bantu dengar, dan obat-obatan sesuai kebutuhan
  • Tidak ada kebersihan dasar, tidak cukup air/makanan, atau pakaian bersih untuk dipakai.

 

5. FINANSIAL

Para lansia rentan terhadap penyalahgunaan keuangan ketika pengasuh mengambil alih tugas-tugas, seperti membayar tagihan. Pengasuh juga mungkin memiliki akses ke kartu kredit dan rekening bank lansia.

Dalam kasus apa pun, penyalahgunaan keuangan termasuk memalsukan cek, memaksa transfer dana, mencuri uang tunai, menggelapkan uang dari rekening bank, menolak akses lansia terhadap uangnya, dan memaksakan pengalihan properti kepada orang lain.

Penipuan terhadap lansia adalah jenis penyalahgunaan keuangan lainnya. Penipu memanfaatkan para lansia, antara lain melalui dukungan teknis, lotere, perbaikan rumah, percintaan, dan peniruan identitas. Penjahat melakukan penipuan ini baik secara langsung maupun online atau melalui telepon.

Tanda-tanda penyalahgunaan finansial:

  • Aktivitas ATM yang tidak biasa.
  • Penarikan dalam jumlah besar dari rekening bank.
  • Tanda tangan pada cek tidak sesuai dengan tanda tangan lansia.
  • Keadaan hidup lansia tidak sesuai dengan aset keuangannya.

 

Sumber:
Senior Living
Verywell Health
Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.