Pada kebanyakan orang, rambut beruban adalah tanda nyata bertambahnya usia. Faktor genetika menentukan kapan rambut mulai beruban. Faktor lain seperti stres, merokok, pola makan, dan pengaruh lingkungan dapat mempercepat proses tersebut.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, pada kebanyakan orang, rambut beruban adalah tanda nyata bertambahnya usia. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya apa sebenarnya yang menyebabkan rambut beruban?
Melansir dari New York Post, rambut beruban karena penurunan bertahap sel pigmen di dalam folikel rambut. Warna alami rambut kita berasal dari melanin, pigmen yang diproduksi oleh sel khusus yang disebut melanosit. Sel-sel ini memasukkan melanin ke dalam sel-sel rambut, menentukan rona alaminya, apakah itu pirang, cokelat, hitam atau merah.
Seiring bertambahnya usia, melanosit memproduksi lebih sedikit melanin, menyebabkan penurunan pigmen rambut secara bertahap. Seiring waktu, folikel rambut tertentu menghentikan produksi melanin sepenuhnya, menyebabkan tumbuhnya uban atau rambut putih.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi proses tumbuhnya uban.
1. GENETIKA
Susunan genetik kita secara signifikan memengaruhi kapan rambut kita mulai beruban. Waktu dan kecepatan proses ini sebagian besar ditentukan oleh genetika. Jika uban dini terjadi di keluarga kita, ada kemungkinan lebih besar kita juga mengalami uban dini.
Gen tertentu bertanggung jawab untuk mengatur produksi melanin. Variasi gen ini dapat memengaruhi jumlah melanin yang diproduksi tubuh dan kecepatan penurunan sel pigmen di folikel rambut seiring berjalannya waktu.
Etnisitas juga berperan dalam kecenderungan genetik ini. Misalnya, individu dengan warna kulit lebih terang sering kali mengalami uban lebih awal dibandingkan mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap karena perbedaan produksi melanin.
Meskipun genetika menentukan kapan rambut kita mulai beruban, faktor lain seperti stres, merokok, pola makan, dan pengaruh lingkungan dapat mempercepat proses tersebut. Namun, cetak biru genetik adalah penentu utama uban pada rambut kita.
2. STRES
Stres tidak secara langsung menyebabkan rambut beruban, tetapi ada korelasi antara stres kronis dan uban prematur. Mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi stres berkepanjangan dapat memengaruhi tubuh dengan berbagai cara, termasuk berpotensi mempercepat proses uban.
Saat stres, tubuh kita melepaskan hormon seperti kortisol, yang jika diproduksi berlebihan dalam jangka waktu lama, dapat memengaruhi fungsi normal tubuh. Ada beberapa indikasi dari penelitian bahwa stres dapat mengganggu sel induk melanosit, yang berperan dalam memproduksi pigmen rambut. Gangguan ini berpotensi mengurangi produksi melanin, yang mungkin memicu uban dini.
Meskipun stres bukan satu-satunya penyebab uban, mengelola tingkat stres melalui teknik relaksasi, praktik mindfulness, dan gaya hidup sehat mungkin secara tak langsung membantu memperlambat uban pada beberapa individu.
3. MEROKOK
Merokok telah dikaitkan dengan penuaan dini, termasuk rambut beruban dini. Bahan kimia yang ada dalam rokok dan racun yang dikeluarkannya dapat menimbulkan efek merusak pada tubuh, termasuk folikel rambut dan produksi melanin.
Komponen berbahaya dalam asap tembakau berpotensi menyebabkan stres oksidatif yang merusak sel. Stres oksidatif ini dapat mengganggu fungsi normal melanosit, menyebabkan penurunan produksi melanin dan timbulnya uban lebih awal.
4. KEKURANGAN NUTRISI
Kekurangan nutrisi berpotensi berkontribusi terhadap munculnya uban dini, meskipun hubungan sebab akibat langsung antara kekurangan nutrisi tertentu dan uban tidak selalu jelas.
Mempertahankan pola makan bergizi seimbang sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan rambut. Nutrisi tertentu memainkan peran penting dalam produksi melanin, pigmen yang bertanggung jawab atas warna rambut.
Misalnya, kekurangan vitamin B12, D dan E, serta mineral tembaga dan zat besi dapat memengaruhi produksi melanin dan kesehatan rambut secara keseluruhan. Jika tubuh kekurangan nutrisi penting ini dapat memengaruhi kesehatan dan fungsi folikel rambut, sehingga berpotensi menyebabkan perubahan warna rambut.
Namun, penting dicatat, meski kekurangan nutrisi dapat berdampak pada kesehatan rambut, genetika, usia, dan faktor lainnya juga berkontribusi signifikan terhadap proses uban alami. Dalam beberapa kasus, kekurangan nutrisi mungkin mempercepat proses tersebut, tetapi hal tersebut mungkin bukan satu-satunya penyebab uban.
5. KONDISI MEDIS
Kondisi medis tertentu sering kali berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan dan akibatnya dapat memengaruhi pigmentasi rambut. Beberapa kondisi tersebut antara lain:
- Vitiligo: Suatu kondisi kulit di mana bercak kulit kehilangan melanositnya, sehingga menimbulkan bercak putih. Terkadang, vitiligo juga dapat memengaruhi rambut, menyebabkan rambut beruban atau memutih dini di area yang terkena.
- Gangguan Autoimun: Kondisi autoimun tertentu dapat memengaruhi respons imun tubuh, menyebabkan kerusakan melanosit atau mengganggu produksi melanin.
- Gangguan Tiroid: Perubahan kadar hormon tiroid, khususnya hipotiroidisme, dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk kesehatan rambut.
Meskipun kondisi medis ini dapat menyebabkan uban dini, penting berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Mengatasi kondisi medis yang mendasarinya mungkin membantu mengelola atau memperlambat perkembangan uban prematur dalam beberapa kasus.
6. PAPARAN POLUTAN
Polutan seperti emisi kendaraan, polutan industri, logam berat dan bahan kimia tertentu dapat menimbulkan stres oksidatif dalam tubuh yang dapat merusak melanosit. Paparan polutan dalam waktu lama dapat mengganggu kemampuan sel untuk memproduksi melanin. Akibatnya, rambut bisa berubah warna menjadi abu-abu sebelum waktunya atau kehilangan pigmen alaminya.
Meminimalkan paparan polutan melalui perubahan gaya hidup, mengurangi paparan asap rokok, dan tinggal di lingkungan yang tidak terlalu berpolusi dapat membantu mendukung kesehatan rambut secara keseluruhan dan berpotensi memperlambat uban dini.
Menariknya, rambut sebenarnya tidak “berubah” menjadi beruban, melainkan tumbuh seperti itu dari akarnya. Jadi, jika kita melihat uban, itu karena folikel rambut baru memproduksi rambut tanpa pigmen.
Sahabat Lansia, ada kepercayaan umum bahwa mencabut satu uban akan menyebabkan tumbuhnya beberapa uban lagi. Ternyata, ini hanyalah mitos belaka. Mencabut uban tidak akan membuat uban tumbuh kembali pada tempatnya. Mencabut uban secara terus-menerus justru dapat merusak folikel rambut. Jadi, biarkan saja uban itu tumbuh.
Meskipun tidak ada cara yang terbukti secara ilmiah untuk menghilangkan uban secara permanen, beberapa perubahan gaya hidup atau perawatan seperti pewarna rambut, suplemen, atau rutinitas perawatan rambut tertentu dapat membantu memperlambat atau menyamarkan proses uban untuk sementara.
Memahami mengapa rambut berubah warna menjadi putih adalah penjelasan menarik tentang kompleksitas proses penuaan tubuh manusia. Ini adalah bagian alami dari kehidupan yang dialami banyak orang, berfungsi sebagai pengingat akan berlalunya waktu dan keunikan susunan genetik setiap individu. (*)
Artikel Lainnya: Merawat Rambut Seiring Bertambahnya Usia
Sumber:
nypost.com
Foto:
freepik.com