Selain masalah kesehatan, faktor gaya hidup juga berisiko meningkatkan stroke dan gaya hidup dapat diubah. Nah, gaya hidup seperti apa yang dapat meningkatkan risiko stroke?
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, selain masalah kesehatan, faktor gaya hidup juga berisiko meningkatkan stroke dan gaya hidup dapat diubah. Nah, gaya hidup seperti apa yang dapat meningkatkan risiko stroke?
1. Merokok
Nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok merusak jantung dan pembuluh darah, sehingga membuat perokok lebih rentan terkena stroke. Menurut analisis nasional terhadap penderita stroke di AS, sebanyak 58,8 persen di antaranya memiliki riwayat merokok.
Pada wanita yang menggunakan pil KB dan merokok pula, dapat sangat meningkatkan risiko stroke. Ini karena alat kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen dapat meningkatkan kadar faktor pembekuan dalam tubuh.
Kini semakin banyak jenis produk tembakau yang tersedia, termasuk rokok elektrik, tembakau tanpa asap, pipa, dan vaping. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan.
2. Pola Makan
Pola makan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Yang tinggi natrium (garam) dapat meningkatkan tekanan darah dan yang berkalori tinggi bisa memicu obesitas. Sebaliknya, pola makan yang mengandung lima atau lebih porsi buah dan sayuran per hari dapat mengurangi risiko stroke.
Salah satu pola makan yang direkomendasikan American Heart Association adalah diet ala Mediterania:
-
- Menekankan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan.
- Memilih produk susu rendah lemak atau bebas lemak, ikan, unggas, minyak nabati non-tropis dan kacang-kacangan.
- Membatasi gula tambahan, minuman manis, natrium, makanan olahan, karbohidrat olahan, lemak jenuh, dan daging berlemak atau olahan.
Pola makan lainnya adalah DASH, yaitu diet untuk mengatasi hipertensi. Diet DASH membolehkan lebih banyak produk susu dan daging, sedangkan diet Mediterania mencakup penggunaan minyak zaitun secara teratur. Selain itu, pola makan nabati, vegetarian, atau vegan juga bisa menjadi cara makan yang sehat.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, kelebihan berat badan/obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Beberapa rekomendasi:
-
- Lakukan aktivitas aerobik intensitas sedang setidaknya 150 menit seminggu: jalan cepat, aerobik air, berkebun, tenis, bersepeda, atau
- Lakukan aktivitas aerobik intensitas tinggi setidaknya 75 menit seminggu: lari, mendaki gunung, berenang, lompat tali.
- Tambahkan aktivitas penguatan otot setidaknya 2 hari seminggu: resistance band.
- Tidak punya waktu 30 menit? Bagi menjadi dua segmen berdurasi 15 menit.
Ingat, tidak ada kata terlambat. Jadi, mulailah hari ini dengan mengurangi duduk dan lebih banyak bergerak.
4. Penyalahgunaan Alkohol
Penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan komplikasi medis, termasuk stroke. American Heart Association merekomendasikan tidak lebih dari dua minuman per hari untuk pria dan tidak lebih dari satu minuman per hari untuk wanita tidak hamil. Wanita hamil sebaiknya tidak minum alkohol.
5. Penyalahgunaan Obat
Penggunaan zat-zat ilegal dan sangat adiktif, termasuk kokain, heroin, dan amfetamin, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Zat tersebut dapat mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah, sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak yang akhirnya berujung pada stroke.
Penyalahgunaan obat resep, terutama yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau untuk penenang, juga dapat menimbulkan risiko. Jika disalahgunakan, obat ini dapat memperlambat pernapasan dan mengurangi jumlah oksigen yang dibutuhkan otak agar berfungsi dengan baik.
Jadi, hindarilah demi hidup yang lebih sehat dan berkualitas. (*)
Sumber:
American Stroke Association
Foto:
Freepik.com