KECEMASAN pada LANSIA Bisa Mengganggu Aktivitas Harian

KECEMASAN pada LANSIA Bisa Mengganggu Aktivitas Harian

Merasa khawatir atau tegang sesekali adalah wajar. Namun, jika perasaan cemas itu terus-menerus hadir dan mulai mengganggu aktivitas harian, ini sudah serius. Kenali gejala, penyebab, dan kapan harus mencari bantuan.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, kecemasan bukan hanya masalah anak muda. Lansia pun bisa mengalaminya, bahkan sering kali tanpa disadari. Kenali gejala, penyebab, dan kapan harus mencari bantuan.

Diperkirakan sekitar 10—20 persen lansia mengalami kecemasan, meskipun sering kali tidak terdiagnosis.

Sebenarnya, kecemasan merupakan respons alami terhadap situasi tertentu yang membuat kita merasa tertekan. Misalnya, bertemu orang baru, berbicara di depan umum, atau tersesat di tempat asing.

Namun, jika rasa cemas itu menjadi sangat membebani, bahkan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, kita patut waspada—ini bisa merupakan tanda gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan yang paling umum dialami lansia adalah Gangguan Kecemasan Umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD).

Lansia dengan GAD akan merasa khawatir terus-menerus terhadap berbagai hal, bahkan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Mereka bisa merasa gelisah sepanjang waktu, waspada secara berlebihan, dan sulit mengendalikan pikiran negatif.

GAD lebih sering ditemukan pada wanita lansia, terutama dalam hal perceraian, perpisahan, atau kehilangan pasangan.

 

MENGAPA LANSIA MENGALAMI KECEMASAN?

Tidak semua kecemasan memiliki penyebab yang jelas. Para ahli menduga ada sejumlah faktor situasional dan lingkungan yang bisa memicu gangguan kecemasan pada lansia.

Beberapa faktor risiko umum gangguan kecemasan pada lansia.

  • Peristiwa hidup yang penuh tekanan (misalnya, kematian orang tercinta).
  • Keterbatasan fisik atau hilangnya kemandirian.
  • Masalah keuangan.
  • Gangguan tidur, seperti insomnia.
  • Penyakit kronis (misalnya, diabetes atau obesitas).
  • Efek samping obat tertentu (seperti steroid atau stimulan).
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat resep.
  • Trauma masa kecil.

Mungkin juga ada faktor risiko fisiologis untuk gangguan kecemasan pada lansia. Pada beberapa orang, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimia dalam otak, yang pada akhirnya memicu kecemasan.

Selain itu, faktor riwayat keluarga juga berperan. Jika orangtua kita menderita GAD, maka kita pun berisiko lebih besar untuk mengalaminya.

 

GEJALA KECEMASAN YANG PERLU DICERMATI

Gejala kecemasan berbeda-beda pada setiap orang. Namun, secara umum, ada sejumlah tanda mental dan perilaku, bahkan juga fisik yang perlu dicermati.

Tanda-tanda mental dan perilaku dari gangguan kecemasan:

  • Rasa panik, takut, atau khawatir yang berlebihan.
  • Pikiran yang berulang-ulang atau tidak bisa dikendalikan.
  • Reaksi yang tidak proporsional terhadap pemicu ketakutan.
  • Kegelisahan terus-menerus.
  • Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
  • Insomnia dan mimpi buruk.
  • Menolak terlibat dalam aktivitas rutin.
  • Perilaku berulang, seperti mencuci tangan berulang kali.

Tanda-tanda fisik dari gangguan kecemasan:

  • Jantung berdebar-debar atau berdetak tidak beraturan.
  • Gemetar
  • Rasa panas yang tak tertahankan.
  • Sakit kepala.
  • Sesak napas.
  • Sering buang air kecil.
  • Keringat berlebihan.
  • Tangan dingin atau berkeringat.
  • Otot tegang.
  • Mual
  • Mulut kering.

Yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana gejala-gejala tersebut memengaruhi kualitas hidup lansia.

Jika kecemasan mulai mengganggu fungsi harian, kualitas hidup, dan bahkan kesehatan, berarti sudah masuk kategori serius.

 

SAAT TEPAT BERKONSULTASI KE DOKTER

Jika kecemasan mulai berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari, sudah saatnya berbicara dengan tenaga medis.

Biasanya, pemeriksaan dimulai dengan tes fisik untuk memastikan bahwa gejala bukan disebabkan oleh masalah medis lainnya.

Bila tidak ditemukan tanda-tanda penyakit fisik, dokter dapat merujuk ke psikolog atau psikiater. Mereka akan membantu menilai kondisi mental melalui wawancara dan tes tertentu, serta memberikan penanganan yang sesuai.

Sahabat Lansia, gangguan kecemasan pada lansia sering kali luput dari penanganan. Ini lantaran gejalanya sering “tersembunyi” di balik keluhan fisik atau dianggap “wajar karena usia”.

Kecemasan pada lansia bukan hal sepele. Mari kita lebih peka terhadap tanda-tandanya, baik pada diri sendiri maupun orang terdekat. Lansia berhak merasa tenang dan damai menjalani hari-harinya.

Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami kecemasan, jangan ragu untuk berkonsultasi, ya. (*)

 

Sumber:
NCOA (2/1/2025)

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.