Umumnya usia kejadian lupus antara 15 dan 44 tahun. Ternyata, hingga 25% orang yang didiagnosis dengan lupus eritematosus sistemik (SLE) mengalami late-onset lupus atau lupus yang baru muncul pada usia lanjut.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, meskipun lebih sering menyerang orang dewasa muda, lupus juga dapat menyerang lansia. Ini disebut late-onset lupus atau lupus yang muncul pada usia lanjut. Dari semua kasus lupus terdapat hingga 25% kasus late-onset lupus.
Pada semua kelompok usia, wanita sekitar 10 kali lebih mungkin terkena lupus. Pada kasus lupus awitan lambat (late-onset lupus), wanita memiliki peluang sekitar empat kali lebih besar untuk didiagnosis menderita lupus dibandingkan pria pada usia yang sama.
Pria lebih kecil kemungkinannya terkena lupus, hanya 10% dari populasi lupus. Selain itu, berbeda dari wanita, pria cenderung terkena lupus di usia yang lebih tua. Mungkin itu sebab jumlah pria dengan lupus meningkat pada kasus lupus awitan lambat.
Namun, pada kasus lupus awitan lambat, wanita memiliki peluang sekitar empat kali lebih besar untuk didiagnosis menderita lupus dibandingkan pria pada usia yang sama.
Batasan Usia Kejadian Late-Onset Lupus
Lupus awitan lambat (late-onset lupus) tidak diketahui penyebabnya. Ada kemungkinan perubahan pada sistem imun yang terjadi seiring bertambahnya usia membuat beberapa lansia rentan terhadap penyakit ini dan gangguan autoimun lainnya.
Sebagian besar penelitian mendefinisikan lupus awitan lambat sebagai penyakit yang dimulai pada usia 50 tahun, tetapi tidak ada konsensus mengenai hal ini.
Beberapa dokter berpendapat, istilah late-onset lupus hanya berlaku jika lupus muncul pada orang yang berusia di atas 65 tahun atau bahkan lebih tua.
Penelitian menunjukkan, antara 4—25 persen pasien lupus mengalami lupus yang muncul pada usia lanjut atau lupus awitan lambat.
Kurangnya kesepakatan mengenai batas usia dapat membantu menjelaskan mengapa rentang ini begitu besar. Kejadian lupus awitan lambat mungkin juga diremehkan oleh sebagian orang.
Late-Onset Lupus Tidak Langsung Terdiagnosis
Banyak orang dewasa yang sehat dapat salah mengira lupus sebagai kondisi lain yang ditemukan pada lansia, seperti radang sendi, radang selaput dada, perikarditis, nyeri otot, mata kering, dan mulut kering.
Hal ini—dan fakta bahwa lupus pada siapa pun sulit didiagnosis—dapat berarti lupus awitan lambat tidak langsung terdiagnosis. Lupus sering kali salah didiagnosis sebagai SLE yang disebabkan oleh obat atau penyakit rematik lainnya.
Ada jeda rata-rata sekitar dua tahun antara saat gejala mulai timbul dan saat seseorang akhirnya didiagnosis menderita lupus tahap lanjut. Rata-rata gejala lupus lansia mulai terjadi pada usia sekitar 59 tahun, tetapi diagnosis biasanya baru ditegakkan pada usia 62 tahun.
Konsekuensi dari keterlambatan diagnosis sangat luas dan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas penyakit, tingkat kerusakan yang lebih tinggi, kelelahan, kualitas hidup yang lebih rendah, serta peningkatan mortalitas
Pengobatan Late-Onset Lupus
Pilihan pengobatannya sama saja, terlepas dari usia saat terkena. Mungkin dosisnya saja yang berbeda, bergantung pada pengobatan lain dan status kesehatan lansia, termasuk kondisi kesehatan lain yang dimiliki lansia.
Orang dengan late-onset lupus, yang didiagnosis setelah usia 50, sering kali memiliki gejala yang lebih ringan. Akan tetapi, memiliki risiko akumulasi kerusakan yang lebih tinggi dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah. Hal ini dibandingkan dengan mereka yang mengalami early-onset lupus.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lupus edisi 2014 menemukan, kelompok yang didiagnosis pada usia lanjut memiliki tingkat kelangsungan hidup 10 tahun yang menurun.
Adanya jeda atau penundaan diagnosis dan pengobatan yang sering terjadi, menyebabkan peningkatan perkembangan penyakit dan penurunan kualitas hidup.
Belum lagi lansia sering kali memiliki penyakit dan masalah kesehatan lain, sehingga hasil untuk late-onset lupus umumnya tidak lebih baik daripada orang yang didiagnosis dengan lupus pada usia lebih muda.
Sangat penting bagi profesional perawatan kesehatan untuk waspada dalam mempertimbangkan kemungkinan lupus pada lansia.
Diagnosis dan pengobatan dini secara signifikan meningkatkan kualitas hidup dan hasil kesehatan secara keseluruhan pada lansia dengan late-onset lupus. (*)
Sumber:
Today’s Geriatric Medicine (September/Oktober 2024)
Verywell Health (12/1/2025)
Foto:
Freepik

Dibangun oleh sejumlah orang muda dan calon lansia. Melalui dunialansia.com, kami mengajak seluruh orang muda untuk peduli lansia, sekaligus mempersiapkan diri menjadi lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Rajin, Taat).




