Wanita berusia 100 tahun ini tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa menulis jurnal. Dia juga seorang pekerja keras dan sangat peduli pada kesehatan. Itulah yang menjadikannya panjang umur dan hidup bahagia.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, kisah inspiratif kali ini datang dari Evie Riski, wanita berusia 100 tahun yang tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa menulis jurnal.
Semuanya berawal pada tahun 1935. Evie Riski yang kala itu berusia 10 tahun menerima hadiah Natal dari ayahnya berupa sebuah buku harian.
Pada Tahun Baru, tepatnya 1 Januari 1936, Riski mulai menulis jurnal. Sejak itu, tiada hari yang ia lalui tanpa menulis jurnal. Kini, penduduk asli Dakota Utara tersebut telah berusia 100 tahun.
Saat masih kecil, Riski biasanya menulis tentang hal-hal yang terjadi pada hari itu, seperti apa cuacanya, atau hal-hal sederhana. Tinggal di pertanian juga memberi Riski banyak hal untuk ditulis.
Pendeknya, apa pun yang terjadi pada hari itu, Riski selalu meluangkan waktu 15 menit sehari untuk menulis jurnal. Bahkan, saat berada di rumah sakit setelah melahirkan anak-anaknya, ia tetap menulis.
Menurut penelitian, menulis jurnal dapat bermanfaat positif bagi kesehatan mental seseorang karena dapat menurunkan tingkat stres, membantu menjernihkan pikiran dan perasaan, membantu luka sembuh lebih cepat, meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah, dan membantu pulih dari pengalaman traumatis.
Rahasia panjang umur dan hidup bahagia: kerja keras dan peduli pada kesehatan.
Ketika ditanya pendapatnya tentang resep umur panjang dan hidup bahagia, Riski mengatakan, “Kamu harus bekerja keras. Berusahalah untuk bekerja lebih keras sepanjang hidupmu.”
Riski menyarankan orang-orang yang ingin hidup hingga usia 100 tahun untuk terus berolahraga, tetap aktif, mengonsumsi semua makanan yang tepat, atau mencoba untuk melakukannya.
Bagi Riski, kesehatan selalu penting. Ia mengonsumsi vitamin sejak berusia 18 tahun, gemar bersepeda, dan ikut serta dalam liga bowling bersama suami dan teman-temannya.
Tekait pola makan, Riski mengaku menyukai makanan rumahan dan sama sekali tidak suka makanan olahan. Bahkan, sampai usianya yang ke-100, Riski tetap menjalankan kebiasaannya yang peduli terhadap kesehatan.
Riski juga masih menulis jurnal, saat ini sebagian besar catatan hariannya tentang keadaan anak-anak dan cucu-cucunya. (*)
Artikel dan foto:
CNBC Make It (25/2/2025)