21 Maret – Hari Sindrom Down Sedunia: ORANG DEWASA DENGAN SINDROM DOWN LEBIH BERISIKO TERKENA PENYAKIT ALZHEIMER

21 Maret – Hari Sindrom Down Sedunia: ORANG DEWASA DENGAN SINDROM DOWN LEBIH BERISIKO TERKENA PENYAKIT ALZHEIMER

Hari Sindrom Down Sedunia merupakan hari kesadaran global. Orang dengan sindrom Down lebih berisiko terkena penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer terjadi pada sekitar 30% orang dengan sindrom Down di usia 50-an dan sekitar 50% pada mereka yang berusia 60-an.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, World Down Syndrome Day atau Hari Sindrom Down Sedunia merupakan hari kesadaran global yang diperingati setiap tahun pada tanggal 21 Maret. Orang dewasa dengan sindrom Down lebih berisiko terkena penyakit Alzheimer.

Hari Sindrom Down Sedunia ditetapkan secara resmi oleh Majelis Umum PBB pada Desember 2011. Penetapan tersebut mulai berlaku tanggal 21 Maret 2012 dan sejak itu Hari Sindrom Down Sedunia diperingati setiap tahun.

Hari Sindrom Down Sedunia bertujuan membantu orang-orang memahami dan mendukung mereka yang mengalami sindrom Down dengan lebih baik. Pilihan tanggal yang jatuh pada hari ke-21 bulan ke-3 untuk mewakili triplikasi (trisomi) kromosom ke-21 yang menyebabkan sindrom Down.

 

Tanda-tanda Fisik Sindrom Down

Tanda-tanda fisik ini biasanya muncul saat lahir dan menjadi lebih jelas seiring pertumbuhannya.

  • Jembatan hidung datar.
  • Mata sipit yang mengarah ke atas.
  • Leher pendek.
  • Telinga, tangan, dan kaki kecil.
  • Tonus otot lemah saat lahir.
  • Jari kelingking kecil yang menunjuk ke dalam, ke arah ibu jari.
  • Satu lipatan pada telapak tangan (lipatan palmar).
  • Tinggi badan lebih pendek dari rata-rata.

 

Sindrom Down merupakan kondisi genetik. Kondisi ini terjadi ketika seseorang lahir dengan kromosom ekstra.

Umumnya, orang memiliki 23 pasang kromosom dalam setiap sel di tubuhnya dengan total kromosom ada 46. Tak demikian pada orang dengan sindrom Down, total kromosomnya ada 47—kelebihannya ditemukan pada kromosom 21, disebut Trisomi 21.

Trisomi 21 merupakan jenis sindrom Down yang paling umum. Istilah “trisomi” berarti memiliki salinan kromosom tambahan. Trisomi 21 terjadi ketika janin yang sedang berkembang memiliki tiga salinan kromosom 21 di setiap sel, bukan dua salinan seperti pada umumnya. Jenis ini mencakup 95% dari semua kasus sindrom Down.

Orang dengan sindrom Down dapat memiliki kondisi medis lain yang sudah ada sejak lahir atau berkembang seiring waktu.

Umumnya, kondisi medis meliputi:

  • Masalah jantung.
  • Kelainan tiroid.
  • Masalah gastrointestinal, seperti sembelit, refluks gastroesofageal, dan penyakit celiac.
  • Autisme, tantangan dengan keterampilan sosial, komunikasi dan perilaku berulang.
  • Penyakit Alzheimer.

Sindrom Down adalah kondisi seumur hidup dan tidak ada obatnya. Namun, gejala kondisi ini dapat ditangani dan pengobatan tersedia untuk kondisi terkait apa pun yang mungkin timbul.

 

Penyakit Alzheimer terjadi pada sekitar 30% orang dengan sindrom Down di usia 50-an dan sekitar 50% pada mereka yang berusia 60-an.

 

Orang dewasa dengan sindrom Down lebih berisiko terkena penyakit Alzheimer.

Seiring bertambahnya usia, orang dengan sindrom Down memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan jenis demensia yang sama atau sangat mirip dengan penyakit Alzheimer.

[ Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang memengaruhi daya ingat, cara berpikir, dan perilaku. Gejalanya lama-kelamaan bertambah parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. ]

Menurut para ilmuwan, penyebab peningkatan risiko demensia—seperti masalah kesehatan lain yang terkait dengan sindrom Down—adalah gen ekstra yang ada.

Gen pada kromosom 21 menghasilkan protein prekursor amiloid, yang memainkan peran penting dalam perubahan otak yang terlihat pada pasien Alzheimer.

Studi otopsi menunjukkan, pada usia 40 tahun, otak hampir semua orang dengan sindrom Down memiliki kadar plak beta-amiloid dan tau tangle yang signifikan—endapan protein abnormal yang dianggap sebagai ciri khas Alzheimer.

Kendati demikian, tidak semua orang dengan sindrom Down akan mengalami gejala Alzheimer.

 

Gejala Awal Alzheimer pada Orang dengan Sindrom Down

Perubahan pada fungsi keseluruhan, kepribadian dan perilaku mungkin merupakan tanda awal Alzheimer yang lebih umum daripada hilangnya ingatan dan kelupaan.

Gejala awal mungkin termasuk:

  • Berkurangnya minat untuk bersosialisasi, berbicara atau mengungkapkan pikiran.
  • Berkurangnya antusiasme terhadap aktivitas yang biasa dilakukan.
  • Penurunan kemampuan untuk memperhatikan.
  • Kesedihan, ketakutan atau kecemasan.
  • Mudah tersinggung, tidak kooperatif, atau agresif.
  • Kegelisahan atau gangguan tidur.
  • Kejang yang dimulai pada masa dewasa.
  • Perubahan dalam koordinasi dan berjalan.
  • Meningkatnya kebisingan atau rangsangan.

 

Sumber:
Alzheimer’s Association
Cleveland Clinic

 

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.