Mereka yang makan telur 1—6 kali seminggu memiliki risiko kematian akibat penyebab apa pun 15% lebih rendah dan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular 29% lebih rendah.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, siapa sangka, mengonsumsi telur secara rutin dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular?
Konsumsi telur secara teratur berkaitan dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular yang lebih rendah 29% pada lansia yang relatif sehat. Demikian temuan penelitian baru yang dipimpin Universitas Monash.
Bagi lansia yang relatif sehat, mengonsumsi telur 1—6 kali per minggu terkait dengan risiko kematian—karena penyebab apa pun—yang lebih rendah. Begitu pula dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Hal ini dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak pernah makan telur.
Mereka yang makan telur 1—6 kali seminggu memiliki risiko kematian akibat penyebab apa pun 15% lebih rendah. Begitu pun risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular 29% lebih rendah.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients ini melibatkan 8.756 lansia 70 tahun atau lebih. Mereka melaporkan sendiri frekuensi total asupan telur mereka:
- tidak pernah/jarang (jarang/tidak pernah atau 1—2 kali/bulan),
- mingguan (1—6 kali/minggu), dan
- harian (setiap hari/beberapa kali per hari).
Penulis pertama Holly Wild mengatakan, mereka yang makan telur 1—6 kali seminggu memiliki risiko kematian akibat penyebab apa pun 15% lebih rendah. Sementara risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular adalah 29% lebih rendah.
Tak demikian halnya dengan lansia yang tidak pernah atau jarang makan telur (hingga dua kali sebulan).
Wild adalah kandidat PhD sekaligus dosen pada Monash University School of Public Health and Preventive Medicine,
“Telur merupakan makanan yang padat nutrisi, sumber protein yang kaya, dan sumber nutrisi penting, seperti vitamin B, folat, asam lemak tak jenuh, vitamin yang larut dalam lemak (E, D, A, dan K), kolin, serta berbagai mineral dan elemen lainnya.” kata Wild seperti dikutip dari Monash University (5/2/2025).
Dia menambahkan, telur juga merupakan sumber protein dan nutrisi yang mudah diperoleh bagi lansia. Penelitian menunjukkan, telur merupakan sumber protein pilihan bagi lansia yang mungkin mengalami penurunan fisik dan sensorik terkait usia.
Telur merupakan makanan yang padat nutrisi, sumber protein yang kaya, serta sumber vitamin dan mineral penting, yang mudah diperoleh bagi lansia.
Studi ini juga meneliti hubungan antara konsumsi telur dengan kematian pada berbagai tingkat kualitas makanan (rendah, sedang, tinggi).
“Studi ini menemukan, lansia dengan kualitas makanan sedang hingga tinggi melaporkan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular sebesar 33% dan 44% lebih rendah, yang menunjukkan bahwa penambahan telur ke dalam makanan berkualitas sedang dan tinggi dapat meningkatkan umur panjang,” tulis para peneliti.
Pedoman Diet Australia saat ini dan Asosiasi Jantung Amerika (AHA) merekomendasikan orang dewasa dengan kolesterol normal dapat mengonsumsi hingga tujuh butir telur per minggu.
Beberapa negara Eropa menyarankan untuk membatasinya hingga 3—4 butir telur per minggu. AHA juga mendukung hingga dua butir telur per hari untuk lansia dengan kolesterol normal.
“Penelitian sebelumnya telah mengamati risiko kematian yang lebih tinggi akibat konsumsi telur bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi. Karena alasan ini, kami juga meneliti hubungan antara konsumsi telur dan kematian pada orang dengan dan tanpa dislipidemia,” kata Wild.
Dislipidemia adalah kondisi yang ditandai dengan kadar kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida yang tidak normal.
“Kami menemukan, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 27% lebih rendah pada peserta dengan dislipidemia yang mengonsumsi telur setiap minggu, dibandingkan dengan peserta yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi telur. Hal ini menunjukkan, dalam kelompok studi ini, keberadaan dislipidemia tidak memengaruhi risiko yang terkait dengan konsumsi telur,” tambahnya.
Hasil penelitian menunjukkan, mengonsumsi hingga enam butir telur seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat berbagai penyebab dan penyakit kardiovaskular pada lansia.
Foto:
Freepik