Memahami HIPOGLIKEMIA yang Dialami Menkes Budi Gunadi Sadikin, Apa Saja GEJALA dan KOMPLIKASINYA

Memahami HIPOGLIKEMIA yang Dialami Menkes Budi Gunadi Sadikin, Apa Saja GEJALA dan KOMPLIKASINYA

Hipoglikemia bukan sekadar gula darah rendah. Kondisi ini bisa berbahaya dan bahkan mengancam jiwa. Cermati tanda-tandanya, waspadai komplikasinya. Segera ambil tindakan sebelum kadar gula darah semakin turun.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, beberapa hari yang lalu Menteri Kesehatan (Menkes) kita, Budi Gunadi Sadikin, mengalami hipoglikemia hingga membuatnya terpeleset di kamar mandi dan mengalami luka sekitar 2—3 cm di kelopak mata atas. (Instagram @bgsadikin, 3/1/2025).

Hipoglikemia ternyata bukan sekadar gula darah rendah. Kondisi ini bisa berbahaya dan bahkan mengancam jiwa, jika dibiarkan berlarut-larut. Yuk, kenali lebih dekat kondisi yang umumnya terjadi pada diabetesi ini—apa saja gejalanya dan komplikasinya.

Melansir Cleveland Clinic (31/1/2023), hipoglikemia umum terjadi pada penderita diabetes (disebut diabetesi), terutama diabetesi yang mengonsumsi insulin untuk mengelola kondisinya.

Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah turun hingga di bawah kisaran yang sehat bagi individu. Kondisi ini juga disebut gula darah rendah atau glukosa darah rendah.

Bagi kebanyakan diabetesi, hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah berada di bawah 70 miligram per desiliter (mg/dL).

 

Apa yang menyebabkan hipoglikemia pada diabetesi?

Hipoglikemia terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan dalam hal-hal, seperti makanan, olahraga, dan obat-obatan diabetes.

  • Mengonsumsi terlalu banyak insulin, insulin yang salah, atau menyuntikkannya ke otot, bukan ke jaringan lemak.
  • Tidak mengatur waktu asupan insulin dan karbohidrat dengan tepat (misalnya, menunggu terlalu lama untuk makan setelah mengonsumsi insulin untuk waktu makan tersebut).
  • Mengonsumsi obat diabetes oral yang terlalu banyak atau terlalu tinggi dosisnya.
  • Menjadi lebih aktif dari biasanya.
  • Minum alkohol tanpa makan.
  • Makan lebih lambat dari biasanya atau melewatkan waktu makan.
  • Tidak menyeimbangkan makanan dengan memasukkan lemak, protein, dan serat.

 

Apa saja tanda dan gejala hipoglikemia?

Gejala hipoglikemia dapat muncul dengan cepat dan dapat bervariasi pada setiap orang. Satu orang juga dapat mengalami gejala yang berbeda untuk setiap episode.

Tanda-tanda hipoglikemia meliputi:

  • Gemetar
  • Lemas
  • Berkeringat dan menggigil.
  • Rasa lapar yang ekstrem (polifagia).
  • Denyut jantung lebih cepat.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.
  • Kecemasan atau mudah tersinggung.
  • Warna kulit memudar (pucat).
  • Kesemutan atau mati rasa pada bibir, lidah, atau pipi.

Tanda-tanda tersebut memberikan peringatan kepada diabetesi untuk segera mengambil tindakan sebelum kadar gula darahnya semakin turun.

Jika hipoglikemia menjadi berat, dapat mengancam jiwa. Hipoglikemia berat memerlukan perawatan medis segera.

Dalam kasus yang jarang terjadi, hipoglikemia berat yang tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan koma dan/atau kematian.

Tanda-tanda hipoglikemia berat meliputi:

  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Bicara tidak jelas.
  • Kecanggungan atau kesulitan dalam koordinasi.
  • Merasa bingung.
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran.

Kadar Gula Darah Rendah Saat Tidur

Ternyata, kadar gula darah rendah juga dapat dialami saat tidur atau hipoglikemia nokturnal, istilah medisnya. Gejalanya meliputi:

  • Tidur gelisah.
  • Berkeringat hingga menembus piyama atau seprai.
  • Menangis saat tidur.
  • Mengalami mimpi buruk.
  • Merasa lelah, bingung, atau disorientasi setelah bangun tidur.

 

Apa komplikasi dari gula darah rendah?

Hipoglikemia berat yang berkepanjangan dapat mengancam jiwa dan menyebabkan komplikasi berikut:

  • Kegagalan banyak organ.
  • Aritmia jantung.
  • Gagal jantung.
  • Kerusakan otak permanen.
  • Koma
  • Kematian

 

Sahabat Lansia, hipoglikemia cukup umum terjadi pada diabetesi. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak segera mendapatkan penanganan. Cermati tanda-tanda dan gejalanya. Ingat selalu untuk memantau kadar gula darah secara teratur dan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter. (*)

 

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.