Anemia pada lansia kebanyakan karena penyakit kronis dan kekurangan zat besi.
Sahabat Lansia, tanggal 13 Februari dikenal sebagai Hari Kesadaran Anemia Sedunia. Anemia atau sering disebut “kurang darah” adalah kondisi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah sehat yang cukup. Dampaknya, tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen. Itulah mengapa orang yang mengalami anemia sering terlihat pucat dan mudah lelah. Pada orang lanjut usia prevalensi anemia berkisar 8-44 persen, dengan prevalensi tertinggi pada pria usia 85 tahun atau lebih. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kriteria untuk anemia, yaitu hemoglobin kurang dari 12 g per dL pada wanita dan kurang dari 13 g per dL pada pria.
Penyebab anemia pada lansia umumnya karena kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12 dan folat, serta riwayat penyakit kronis. Namun, penyebab yang paling umum pada lansia adalah penyakit kronis dan kekurangan zat besi. Tak dapat dipungkiri, dengan bertambahnya usia maka organ-organ tubuh pun mengalami penurunan fungsi dan kemampuan tubuh, termasuk dalam memproduksi sel darah merah.
GEJALA ANEMIA PADA LANSIA
Umumnya ada beberapa tanda dan gejala anemia yang terjadi pada lansia seperti kelelahan, sesak napas, dan detak jantung menjadi lebih cepat. Tanda-tanda lainnya adalah kuku yang rapuh atau berbentuk sendok dan rambut rontok. Bahkan beberapa lansia juga mengeluhkan bahwa indera perasa mereka berubah atau ada pula yang mengalami telinga berdenging.
Ketika lansia mengeluhkan tanda-tanda anemia, demi menghindari dampak berlanjut, sebaiknya lansia segera diperiksakan ke dokter. Untuk pengobatan biasanya dokter mencari tahu penyebabnya dan melakukan pengobatan yang sesuai. Ada beberapa alternatif pengobatan yang dilakukan, diantaranya memberikan suplemen zat besi, dan merekomendasikan makanan tinggi zat besi dan makanan yang dapat membantu tubuh menyerap zat besi. Atau, bila dinilai kekurangan sel darah merah dapat dilakukan transfusi sel darah merah.
BERDAMPAK PADA KESEHARIAN LANSIA
Sahabat Lansia, jangan pernah menganggap remeh anemia pada lansia, karena dampaknya dapat membahayakan keselamatan lansia dalam kesehariannya. Ketika HB turun, maka risiko jatuh dan patah tulang pada lansia pun meningkat. Bahkan lansia dengan anemia ringan, memiliki risiko tinggi mengalami jantung yang buruk, demensia, sulit tidur, depresi dan penurunan fungsi eksekutif dan kinerja fisik. Tak hanya itu, lansia dengan anemia, umumnya juga memiliki masa tinggal di rumah sakit yang lebih lama. Bisa jadi menjadi 4 sampai 10 hari lebih lama tergantung tingkat keparahan anemia yang diderita. Dengan demikian menyebabkan peningkatan biaya rumah sakit juga. Untuk itu, lebih baik bila Sahabat Lansia lebih dini mencermati gejala atau tanda-tanda yang muncul ketika orangtua kita menderita anemia.
Sumber :
- pmc.ncbi.nlm.nih.gov
- alodokter
Foto : freepik