Strategi yang tepat dan dukungan dari lingkungan menjadikan proses menua lansia di rumahnya menjadi aman.
Sahabat lansia, kebanyakan lansia lebih menyukai tempat tinggal atau rumahnya untuk menghabiskan waktu di usia senja. Dan, umumnya lebih memilih tinggal sendiri daripada ikut dengan anak-anaknya yang sudah membangun rumah tangga. Nah, ketika lansia tinggal sendirian di rumah, tentunya diperlukan perencanaan yang cermat. Selain juga diperlukan banyak penyesuaian yang harus dilakukan.
Pasalnya, ketika memasuki usia senja, kemampuan tubuh lansia pun banyak mengalami penurunan. Untuk itu perlu dilakukan perubahan-perubahan untuk menerapkan strategi dan dukungan yang tepat bagi lansia. Agar rumah menjadi tempat yang aman bagi orangtua untuk menua, ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian. Pertama, pentingnya menjalin komunikasi yang terbuka. Kedua, perlu melakukan modifikasi pada bagian-bagian tertentu di rumah agar tidak terjatuh. Selain juga memeriksa sistem manajemen pengobatan, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan bagi lansia, dan lain-lain.
Jadi walau pun lansia tinggal sendirian di rumah, ia tetap mampu meningkatkan kemandirian, meningkatkan kesejahteraan. Hal ini tentunya membantu lansia tetap mempertahankan kualitas hidupnya. Berikut sejumlah tip dari pakar perawatan di rumah bagi lansia Lance A. Slatton, agar proses penuaan di rumah aman.
1.Rutin melakukan aktivitas fisik secara teratur
Tetap aktif penting untuk kesehatan fisik dan mental orang lanjut usia. Bahkan olahraga yang rutin dilakukan dapat membantu menjaga mobilitas, meningkatkan keseimbangan, dan mengurangi risiko jatuh . Dorong jalan kaki setiap hari atau latihan peregangan ringan untuk menjaga sendi dan otot tetap kuat.
Bergabunglah dengan komunitas olahraga yang khusus untuk para lansia, seperti yoga kursi atau aerobik air. Konsultasikan dengan terapis fisik untuk rencana latihan pribadi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesehatan mereka.
2.Tingkatkan keamanan rumah.
Rumah yang aman akan memberikan ketenangan bagi lansia dan keluarganya. Untuk mewujudkan keamanan tersebut dapat memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga lebih mudah terpantau. Seperti, memasang sensor pintu, kamera dengan detektor gerakan, bel pintu pintar yang memungkinkan para lansia melihat dan berbicara dengan pengunjung sebelum membuka pintu. Langkah-langkah seperti ini dapat mengurangi risiko pencurian atau datangnya pengunjung yang tidak diinginkan, sehingga lansia merasa aman dan terlindungi.
3.Ciptakan sistem pendukung yang kuat.
Penting bagi lansia untuk memiliki jaringan pendukung yang kuat untuk membantu mereka menghadapi tantangan sehari-hari. Jaringan pendukung bisa berasal dari lingkungan keluarga, tetangga mau pun teman. Biasakan untuk saling bertukar kabar maupun informasi, sehingga dapat terpantau kegiatan harian yang dilakukan. Bila lingkungan terdekat tidak memungkinkan untuk memantau secara langsung, dapat menggantinya dengan pekerja professional yang bertugas mengawasi dan membantu lansia melakukan beragam aktivitas. Dengan memiliki sistem pendukung yang kuat, maka dapat dipastikan manula memiliki seseorang yang diandalkan saat mereka membutuhkan bantuan, baik secara fisik maupun emosional.
4.Membuat rencana masa depan.
Penting membuat perencanaan, sehingga lansia dan anggota keluarga lainnya dapat terhindar dari stres. Pertimbangkan pula untuk menyiapkan perawatan kesehatan untuk jangka panjang. Diskusikan tentang keuangan yang dibutuhkan dengan anggota keluarga lain, agar dapat melakukan persiapan yang tepat. Pasalnya, dana yang dibutuhkan tidaklah sedikit agar kehidupan lansia lebih terpantau dan terjaga. Dengan membuat perencanaan ke depan, para lansia dan keluarganya dapat terhindar dari stres dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi seiring bertambahnya usia.
Sumber: dailycaring.com
Foto : freepik.com