LANSIA LEBIH BERISIKO MENGALAMI MULUT KERING, TETAPI BUKAN BAGIAN NORMAL DARI PENUAAN

LANSIA LEBIH BERISIKO MENGALAMI MULUT KERING, TETAPI BUKAN BAGIAN NORMAL DARI PENUAAN

Mulut kering adalah kondisi tidak cukupnya air liur untuk menjaga mulut tetap basah. Meski umum terjadi pada lansia, mulut kering bukanlah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, apakah kamu mengalami rasa kering dan lengket di mulut, disertai bibir pecah-pecah? Bisa jadi kamu mengalami kondisi yang disebut mulut kering. Lansia memang lebih berisiko mengalami mulut kering, tetapi mulut kering bukanlah bagian normal dari penuaan.

Mulut kering, disebut juga xerostomia, adalah kondisi tidak cukupnya air liur untuk menjaga mulut tetap basah. Meski umum terjadi pada lansia, mulut kering bukanlah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

Seiring bertambahnya usia, banyak orang mungkin mengalami kondisi kesehatan yang memengaruhi produksi air liur. Mereka juga mungkin mengonsumsi obat-obatan tertentu yang efek sampingnya adalah mulut kering dan mengonsumsi lebih dari satu obat dapat memperburuk mulut kering. Bicarakan dengan dokter.

APA PENYEBAB MULUT KERING?

Ada beberapa kemungkinan penyebab mulut kering:

* Efek samping obat.
Ratusan obat dapat menyebabkan kelenjar ludah memproduksi lebih sedikit air liur. Misalnya, obat untuk tekanan darah tinggi, depresi, dan masalah pengendalian kandung kemih sering kali menyebabkan mulut kering.

* Kondisi kesehatan.
Penyakit diabetes, sindrom Sjörgen, dan HIV/AIDS, dapat menyebabkan mulut kering.

* Dehidrasi
Dehidrasi terjadi saat kita kehilangan lebih banyak cairan daripada yang kita konsumsi. Orang-orang dari segala usia dapat mengalami dehidrasi, tetapi lansia lebih rentan mengalaminya.

* Terapi radiasi.
Kelenjar ludah dapat rusak jika terkena radiasi selama perawatan kanker.

* Kemoterapi dan imunoterapi.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker dapat membuat air liur menjadi lebih kental, sehingga mulut terasa kering.

* Kerusakan saraf.
Cedera kepala atau leher dapat merusak saraf yang memerintahkan kelenjar ludah untuk memproduksi air liur.

Beberapa orang merasa mulutnya kering meskipun kelenjar ludah mereka berfungsi dengan baik. Orang dengan kondisi tertentu, seperti penyakit Alzheimer atau mereka yang pernah mengalami stroke, mungkin tidak dapat merasakan basah di mulut mereka.

 

APA SAJA GEJALA/DAMPAK DARI MULUT KERING?

Air liur membantu mengendalikan kuman berbahaya. Kekurangan air liur dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan gigi atau infeksi jamur di mulut.

Selain itu, penggunaan gigi palsu menjadi tidak nyaman dan mungkin juga tidak pas. Tanpa air liur yang cukup, gigi palsu juga dapat bergesekan dengan gusi dan langit-langit mulut, sehingga menyebabkan bintik-bintik nyeri.

Gejala mulut kering meliputi:

  • Rasa lengket dan kering di mulut.
  • Kesulitan mengunyah, menelan, merasakan, atau berbicara.
  • Rasa terbakar atau gatal di mulut atau tenggorokan.
  • Rasa kering di tenggorokan.
  • Bibir pecah-pecah.
  • Sariawan
  • Bau mulut.

 

TIPS MENGURANGI GEJALA

  • Minum banyak air, 8—12 gelas per hari.
  • Minum air putih atau minuman tanpa gula saat makan. Ini akan membuat proses mengunyah dan menelan jadi lebih mudah, selain juga dapat meningkatkan rasa makanan.
  • Menghindari atau membatasi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan beberapa jenis soda. Kafein dapat mengeringkan mulut dan menyebabkan dehidrasi.
  • Mengunyah permen karet tanpa gula atau mengisap permen keras tanpa gula untuk merangsang aliran air liur. Permen rasa jeruk, kayu manis, atau mint adalah pilihan yang baik. Beberapa permen karet dan permen tanpa gula mengandung xylitol dan dapat membantu mencegah gigi berlubang.
  • Menghindari makanan pedas atau asin karena makanan ini dapat menyebabkan nyeri atau sensasi terbakar di mulut kering.
  • Tidak menggunakan tembakau atau alkohol—keduanya membuat mulut kering.
  • Menggunakan pelembap udara di malam hari.

 

Sumber: National Institute of Dental and Craniofacial Research (NIDCR/Agustus 2018, Juni 2024)
Foto: Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.