Ketika lansia demensia menjadi agresif, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya.
Beberapa orang dengan penyakit Alzheimer atau demensia mungkin memasuki tahap demensia yang agresif. Ini adalah bagian normal dari penyakit yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di otak mereka. Hal ini dapat terjadi bahkan jika kepribadian khas orangtua Anda adalah baik dan tidak melakukan kekerasan sepanjang hidup mereka.
Ledakan agresif ini mungkin terjadi karena mereka tidak mampu mengomunikasikan kebutuhan mereka dengan jelas. Penderita demensia mungkin akan marah ketika mereka takut, frustrasi, marah, atau kesakitan atau merasa tidak nyaman. Ledakan agresif ini bisa menakutkan dan sulit ditangani oleh perawat. Bentuknya dapat berupa teriakan, umpatan, menggigit, memukul, menendang, mendorong, atau melempar benda.
Umumnya ketika menghadapai situasi tersebut, Anda akan merasa diserang. Nah, sebagai pendamping atau pengasuh lansia, otomatis Anda akan mendorong lansia, berdebat atau malah melawan. Sebaiknya jangan lakukan itu. Kondisi ini hanya akan memperburuk situasi. Berikut ada 5 tip menghadapi perilaku agresif pada demensia.
1.Bersiaplah dengan ekspektasi yang realistis.
Sebaiknya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa perilaku menantang dan ledakan agresif adalah gejala normal demensia. Ini akan membantu Anda merespons dengan cara yang tenang dan suportif. Ketika hal itu benar-benar terjadi dan mungkin juga membuat Anda lebih mudah untuk tidak menganggap serius perilaku tersebut.
2. Cobalah untuk mengidentifikasi penyebab atau pemicu langsungnya.
Telusuri apa yang terjadi sebelum ledakan agresif dimulai. Seperti ketakutan, frustrasi, atau rasa sakit mungkin menjadi pemicunya. Contoh, orangtua Anda yang sudah memasuki lansia, tiba-tiba berteriak di area kosong dalam ruangan dan menyuruh orang keluar. Cobalah amati kondisi ruangan tersebut. Bila ruangan mulai menjadi gelap karena hari sudah sore, bisa jadi ini yang menjadi pencetusnya. Cahaya yang redup pada ruangan tersebut menyebabkan bayangan di sudut-sudut ruangan sehingga seolah-olah ada orang di sudut tersebut. Inilah yang kemungkinan jadi pemicu, orangtua Anda.
Setelah mengidentifikasi potensi pemicunya, nyalakan lampu untuk menghilangkan sudut gelap. Mudah-mudahan tindakan ini akan membantu orangtua Anda yang lansia tenang. Dan, tindakan antisipasi di kemudian hari, nyalakan lampu sebelum ruangan menjadi terlalu redup.
3. Singkirkan rasa sakit sebagai penyebab perilaku tersebut.
Rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik dapat memicu perilaku agresif pada penderita demensia. Banyak lansia penderita demensia tidak dapat berkomunikasi dengan jelas ketika ada sesuatu yang mengganggu kenyamanan mereka. Untuk itu, lakukan pemeriksaan dan pengamatan, apakah mereka memerlukan obat pereda nyeri untuk kondisi yang ada seperti radang sendi atau asam urat, apakah tempat duduk mereka nyaman, atau apakah mereka perlu ke toilet.
4. Gunakan nada lembut dan sentuhan yang menenangkan.
Saat merasa kesal, tarik napas dalam-dalam dan tetap setenang mungkin. Jika Anda kesal, hal itu secara tidak sengaja akan terus meningkatkan ketegangan emosi dalam situasi tersebut. Tetap tenang dan bernapas perlahan membantu mengurangi kemarahan dan kegelisahan setiap orang . Bicaralah perlahan dan pertahankan suara Anda dengan lembut, meyakinkan, dan positif. Jika perlu, gunakan sentuhan lembut dan menenangkan pada lengan atau bahu untuk memberikan kenyamanan dan kepastian.
5.Alihkan fokus ke aktivitas lain
Jika aktivitas saat ini atau sebelumnya menimbulkan kegelisahan atau frustrasi, hal ini dapat memicu respons agresif. Upayakan untuk memberikan waktu kepada lansia untuk melampiaskan perasaannya. Selanjutnya, cobalah mengalihkan perhatiannya ke aktivitas lain, biasanya sesuatu yang biasanya mereka sukai.
Sumber : dailycaring.com
Foto : freepik.com