Seseorang dengan TB dapat menularkan penyakitnya hanya jika ia mengalami gejala dan bakteri TB berada di paru-paru atau tenggorokannya. TB disebabkan oleh bakteri, bukan karena diturunkan.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, apa yang akan kamu lakukan bila di dekatmu ada penderita TB? Bisa jadi kita akan langsung menjauhinya karena takut tertular.
Ya, TB atau TBC atau tuberkulosis memang penyakit menular. Namun jangan salah, meski dapat menular, penyakit ini tidak mudah menularkan. Oleh karena itu, kita tidak perlu menjauhi, apalagi sampai mengasingkan, penderita TB.
Lantas, bagaimana cara penularan TB?
TB adalah infeksi bakteri dan bakteri penyebab TB adalah Mycobacterium tuberculosis yang ditemukan oleh Dr. Robert Koch.
TB menyebar melalui partikel udara yang mengandung Mycobacterium tuberculosis. Jika seseorang menghirup partikel-partikel ini, bakteri TB akan masuk ke jaringan paru-parunya.
TB Laten dan Aktif
Seseorang dengan TB dapat menularkan infeksinya hanya jika ia mengalami gejala. Artinya, seseorang dengan infeksi laten tidak dapat menularkan TB.
Infeksi laten terjadi ketika seseorang memiliki bakteri TB di dalam tubuhnya, tetapi bakteri tersebut tidak aktif. TB laten tidak menimbulkan gejala dan tidak dapat menularkan ke orang lain.
Namun, TB laten bisa menjadi TB aktif jika daya tahan tubuh melemah. TB aktif inilah yang menular dan memunculkan gejala. Dokter menyebut TB aktif sebagai penyakit TB.
Gejala TB aktif, antara lain:
- Batuk yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih.
- Nyeri dada.
- Kelemahan dan kelelahan.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Kehilangan nafsu makan.
- Menggigil
- Demam
- Berkeringat saat malam.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih tinggi terkena TB aktif akibat infeksi TB. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh kurang mampu melawan infeksi paru-paru.
Pada TB aktif, bakteri berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh.
Bakteri Berada di Paru-Paru Atau Tenggorokan
Selain TB aktif, seseorang bisa menularkan TB hanya jika bakterinya berada di paru-paru atau tenggorokan. Jika bakteri berada di bagian tubuh lain, seseorang tidak mungkin menularkan penyakit ini.
Ya, TB tidak hanya menyerang paru-paru. Meski kebanyakan infeksi terjadi pada paru-paru, faktanya TB dapat menyerang organ atau jaringan lain, disebut dengan TB ekstra paru.
Salah satunya adalah TB meningitis. Penyakit ini dapat terjadi apabila TB paru tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga infeksi TB menyebar ke sistem saraf.
Infeksi TB juga dapat menyerang tulang (TB tulang), usus (TB usus/TB perut), ginjal (TB ginjal), kulit (skrofuloderma), kelenjar getah bening (limfadenitis TB), dan lain-lain.
Meski jarang terjadi, infeksi TB juga dapat menyebar ke jantung, sistem hepatobilier, dan laring.
Namun, jenis TB selain paru ini (TB ekstra paru) tidaklah menular.
Jadi, bakteri TB dapat menyebar dan menularkan hanya ketika seseorang dengan infeksi aktif di paru-paru atau tenggorokannya melakukan batuk, bersin, bicara, atau nyanyi.
Umumnya, penderita TB tidak lagi menularkan penyakitnya sekitar 2—3 minggu setelah memulai pengobatan.
Sahabat Lansia, kita juga dapat menghindari penularan TB dengan menerapkan sejumlah langkah pencegahan, seperti menggunakan masker saat berinteraksi dengan penderita TB, menjaga daya tahan tubuh, dan melakukan imunisasi BCG.
Apakah TB Dapat Menular Melalui Kontak Fisik?
Tidak!
Menurut CDC, TB tidak akan menular hanya dengan melakukan kontak fisik, seperti:
- Bersalaman atau berpegangan tangan.
- Berbagi makanan dan minuman.
- Hubungan seksual.
- Menggunakan toilet yang sama.
- Berbagi atau menggunakan barang pribadi secara bersama-sama.
TB Bukan Penyakit Keturunan
Dahulu masyarakat percaya bahwa TB ditularkan dari orangtua ke anak. Kesalahpahaman ini mungkin muncul karena orang yang tinggal serumah sering terkena penyakit ini.
Namun, sekarang kita tahu bahwa hal itu terjadi karena jarak yang dekat membuat Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TB lebih mudah menyebar dari satu orang ke orang lain.
Penularan TB terjadi melalui droplet atau percikan air liur saat penderita TB aktif batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi. Risiko penularannya akan lebih besar terjadi pada orang-orang dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Jadi, penting untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri, serta melindungi diri dengan menggunakan masker terutama saat bertemu dengan penderita TB. (*)
Sumber:
Medical News Today
Siloam Hospitals
Foto:
Freepik