SEMBELIT BUKAN SEKADAR SULIT BAB, KETAHUI GEJALANYA DAN SAAT TEPAT KE DOKTER

SEMBELIT BUKAN SEKADAR SULIT BAB, KETAHUI GEJALANYA DAN SAAT TEPAT KE DOKTER

Terlepas dari pola BAB individu, ada satu fakta yang pasti, yaitu: semakin lama seseorang tidak BAB, semakin ia mengalami kesulitan BAB. Lansia lebih mungkin mengalami sembelit secara konsisten.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, sembelit merupakan salah satu keluhan gastrointestinal yang paling umum. Meski semua orang dari segala usia dapat mengalami sembelit, lansia lebih mungkin mengalaminya secara konsisten.

Orang yang berusia di atas 65 sering kali kurang aktif, memiliki metabolisme yang lebih lambat, dan kekuatan kontraksi otot di sepanjang saluran pencernaannya lebih sedikit daripada ketika mereka masih muda.

Apa itu sembelit?

Secara teknis, BAB (buang air besar) kurang dari tiga kali seminggu merupakan definisi sembelit atau konstipasi, nama lainnya.

Namun, seberapa sering seseorang BAB sangat bervariasi dari orang ke orang. Ada yang BAB beberapa kali sehari, sementara yang lain hanya BAB 1—2 kali seminggu. Apa pun pola BAB individu, itu unik dan normal bagi yang bersangkutan selama tidak menyimpang terlalu jauh dari polanya.

Terlepas dari pola BAB individu, ada satu fakta yang pasti, yaitu: semakin lama seseorang tidak BAB, semakin ia mengalami kesulitan BAB.

Gejala sembelit meliputi:

  • BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu.
  • Feses/tinja yang keras/menggumpal dan kering.
  • BAB terasa nyeri dan sulit mengeluarkan feses.
  • Mengedan atau berusaha keras, bahkan sampai menggunakan jari, untuk mengeluarkan feses.
  • Merasa belum sepenuhnya mengosongkan isi perut setelah BAB.
  • Mengalami sakit perut atau kram.
  • Merasa kembung dan mual.

Jika mengalami dua atau lebih gejala di atas selama tiga bulan atau lebih berarti sembelit sudah kronis.

Bagaimana sembelit terjadi?

Sembelit terjadi karena kolon (usus besar) menyerap terlalu banyak air dari feses. Akibatnya, feses mengering, sehingga konsistensinya menjadi keras dan sulit dikeluarkan ketika BAB.

Gambarannya begini.

Saat makanan secara normal bergerak melalui saluran pencernaan, usus secara bertahap menyerap nutrisi. Makanan yang dicerna, sebagian (limbah) yang berpindah dari usus kecil ke usus besar menjadi feses. Usus besar menyerap air dari limbah ini yang membuatnya jadi lebih padat.

Pada orang yang mengalami sembelit, makanan bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan. Hal ini membuat usus memiliki lebih banyak—bahkan, terlalu banyak—waktu untuk menyerap air dari limbah. Feses pun menjadi kering, keras, dan sulit dikeluarkan.

Kapan saat tepat ke dokter?

Terkadang sembelit bisa merupakan gejala penyakit parah, termasuk kanker kolorektal dan jenis kanker lainnya. Kabar baiknya, sering kali sembelit tidak serius dan bisa diobati.

Temui dokter jika mengalami perubahaan kebiasaan BAB yang disertai dengan salah satu gejala berikut:

  • Gejalanya berlangsung lebih dari tiga minggu.
  • Gejalanya membuat sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Ada darah pada feses atau mengalami perdarahan dari rektum.
  • Feses berwarna hitam atau perubahan tidak biasa lainnya pada bentuk/warna feses.
  • Merasakan nyeri hebat saat BAB.
  • Mengalami sakit perut serius atau tidak dapat buang angin.
  • Mengalami muntah atau demam.
  • Mengalami nyeri punggung bawah.
  • Sakit/nyeri perut yang tak kunjung berhenti.
  • Olahraga dan asupan serat tidak membantu.
  • Kehilangan berat badan padahal sedang tidak dalam program penurunan berat badan.

Sumber:
Cleveland Clinic
Mayo Clinic
National Institute on Aging
Foto:
Freepik

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.