Satu dari 4 lansia mengalami masalah kesehatan mental. Sayangnya, kesehatan mental pada lansia sering luput dari perhatian karena tidak teridentifikasi atau tidak disadari.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, berbicara tentang kesehatan mental tak dapat dilepaskan dari kesehatan fisik karena keduanya saling berkaitan.
Seiring bertambahnya usia, kesehatan fisik sering kali menurun. Hal ini dapat berarti menyesuaikan diri dengan masalah kesehatan baru, berkurangnya kemandirian, atau beradaptasi dengan lingkungan baru. Itu semua dapat memengaruhi kesehatan mental lansia dengan berbagai cara.
Sayangnya, kesehatan mental pada lansia sering luput dari perhatian karena tidak teridentifikasi atau tidak disadari.
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa gejala depresi, misalnya, hanyalah bagian normal dari bertambahnya usia.
Akses ke perawatan kesehatan mental dan stigma yang menyertainya juga dapat menciptakan hambatan bagi lansia yang membutuhkan pengobatan.
Mengapa kesehatan mental pada lansia menjadi masalah?
Populasi dunia menua dengan kecepatan yang terus meningkat. Dari 2015 hingga 2050, jumlah penduduk berusia 60 ke atas diperkirakan meningkat dua kali lipat—dari sekitar 900 juta orang menjadi 2 miliar orang di atas 60 tahun.
Satu dari 4 lansia mengalami masalah kesehatan mental. Masalah yang paling umum adalah depresi, demensia, dan kecemasan.
Depresi dan demensia menempati urutan pertama, memengaruhi 5—7 persen populasi di atas 60 tahun. Kecemasan berada pada urutan kedua dan, menurut laporan WHO, memengaruhi 3,8 persen lansia.
MASALAH KESEHATAN MENTAL PADA LANSIA
Kebutuhan kesehatan mental lansia sangatlah unik. Masa transisi dan peristiwa emosional, seperti pindah rumah, kematian orang yang dicintai, serta perubahan tubuh, sering terjadi pada orang berusia di atas 60.
Masalah kesehatan mental yang dihadapi lansia meliputi:
- Depresi
- Penyalahgunaan zat
- Demensia
- Kecemasan
- Tekanan mental yang sering terjadi
- Bunuh diri
Lansia memiliki tingkat bunuh diri tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Lansia 85 tahun ke atas memiliki angka tertinggi, diikuti oleh lansia 75—84 tahun.
Isolasi sosial dan kesepian juga menjadi faktor penyebabnya. Keduanya telah dikaitkan dengan penyakit dan kondisi fisik berikut:
- Tekanan darah tinggi.
- Obesitas
- Penyakit jantung.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Penyakit Alzheimer.
- Penurunan kognitif.
Isolasi sosial dan kesepian mungkin terdengar mirip, tetapi keduanya belum tentu sama.
Seseorang yang hidup sendiri bisa saja memiliki kehidupan sosial yang aktif serta dikelilingi oleh keluarga dan teman. Di sisi lain, seseorang bisa merasa kesepian meski dikelilingi oleh banyak orang.
Manusia adalah makhluk sosial. Tidak terhubung dengan orang lain atau kehilangan rasa kebersamaan dapat mengubah cara pandang kita terhadap dunia di sekitar kita dan berdampak negatif pada kesehatan mental kita.
CERMATI TANDA-TANDA PERINGATAN MASALAH KESEHATAN MENTAL
Depresi dan masalah kesehatan mental lainnya dapat memperburuk penyakit tubuh dan memperlambat waktu pemulihan.
Masalah-masalah ini dapat menjadi komplikasi dan hambatan menuju pemulihan, sehingga sulit untuk melakukan hal-hal sederhana, seperti memberi makan diri sendiri, merawat diri sendiri, dan berpakaian sendiri.
Penting diingat, kesulitan melakukan tugas-tugas dasar tidak selalu merupakan tanda bertambahnya usia atau perubahan hidup yang menyertai penuaan.
Cermati tanda-tanda berikut untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang tidak biasa pada lansia terkasih:
- Perubahan pola tidur—kurang tidur atau tidur berlebihan.
- Tingkat stres yang tinggi atau rasa khawatir yang terus-menerus.
- Pikiran untuk bunuh diri.
- Kesulitan merasakan emosi positif.
- Ide atau perilaku yang tidak biasa.
- Kebutuhan atau ketergantungan pada obat-obatan dan alkohol.
- Merasa putus asa atau menyerah.
- Sakit kepala dan nyeri yang terus-menerus.
- Marah dan mudah tersinggung.
- Melakukan aktivitas berisiko tinggi.
EMPAT HAL YANG DAPAT KITA LAKUKAN
Sahabat Lansia, apakah kamu mengkhawatirkan lansia terkasih atau mencurigai kesehatan mentalnya mungkin berubah menjadi lebih buruk?
Adalah hal yang normal untuk bergerak lebih lambat seiring bertambahnya usia. Tak demikian halnya dengan perubahan suasana hati atau ingatan yang mencolok, dapat menandakan sesuatu yang lebih serius.
Lakukan empat hal berikut untuk mengetahui apakah lansia terkasih mungkin membutuhkan bantuan:
-
Ajukan pertanyaan.
Ambil inisiatif dan tanyakan kepadanya tentang perasaannya. Bersikaplah suportif dan dengarkan dengan penuh perhatian.
Tanyakan, apakah ada sesuatu yang membuatnya cemas atau sedih; apakah ia merasa sangat lelah atau stres?
Sering kali, orang memerlukan telinga untuk mendengarkan dan hal ini masih berlaku seiring bertambahnya usia.
-
Tanyakan kepada apoteker.
Jika lansia mengonsumsi obat dan menunjukkan tanda-tanda kelelahan, tanyakan kepada apoteker, apakah mungkin obat tersebut yang menjadi penyebabnya.
Terkadang, kombinasi obat tertentu dapat menyebabkan tingkat energi yang rendah dan kelelahan.
Apoteker geriatri mengkhususkan diri dalam pengobatan untuk orang berusia di atas 60. Mereka mungkin memiliki informasi yang dapat membantu.
-
Tanyakan kepada dokter.
Sampaikan kekhawatiranmu kepada dokter yang biasa lansia kunjungi. Dokter mengetahui riwayat kesehatan dan obat-obatan yang lansia konsumsi, serta dapat merekomendasikan tes dan spesialis untuk menentukan masalahnya.
-
Dapatkan evaluasi.
Ajak lansia terkasih menemui psikiater geriatri. Mereka dilatih untuk mengenali dan mengobati penyakit mental yang berkaitan dengan usia. (*)
Sumber:
WebMD
Foto:
Freepik