GLAUKOMA: PENYEBAB KEBUTAAN KEDUA TERBANYAK DI DUNIA

GLAUKOMA: PENYEBAB KEBUTAAN KEDUA TERBANYAK DI DUNIA

Gejalanya dapat dimulai dengan sangat lambat sehingga orang mungkin tidak menyadarinya. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang menderita glaukoma adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara komprehensif.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, kita baru saja memasuki World Glaucoma Week atau Pekan Glaukoma Sedunia (10—16 Maret 2024). Selain itu, setiap tahun dunia juga memperingati Hari Glaukoma Sedunia pada 12 Maret.

Melansir National Today,  Hari Glaukoma Sedunia diperingati pada 12 Maret setiap tahunnya di seluruh dunia sebagai bagian dari satu minggu yang dikhususkan untuk meningkatkan kesadaran dan memberantas kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma.

# Apa itu glaukoma?

Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan kebutaan dengan cara merusak saraf di bagian belakang mata yang disebut saraf optik.

Gejalanya dapat dimulai dengan sangat lambat sehingga orang mungkin tidak menyadarinya. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang menderita glaukoma adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara komprehensif.

Pengobatan dini sering kali dapat menghentikan kerusakan dan melindungi penglihatan. Jadi,  penting untuk memeriksakan diri secara teratur, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.

# Siapa saja yang berisiko terkena glaukoma?

Siapa pun bisa terkena glaukoma, tetapi  beberapa orang berisiko lebih tinggi. Mereka yang termasuk berisiko lebih tinggi adalah:

  • Berusia di atas 60 tahun, terutama keturunan Hispanik/Latin.
  • Berasal dari Afrika-Amerika dan berusia di atas 40 tahun.
  • Memiliki riwayat keluarga menderita glaukoma.

Mereka yang berisiko lebih tinggi perlu menjalani pemeriksaan mata secara komprehensif setiap 1—2 tahun.

# Apa saja gejala glaukoma?

Pada awalnya, glaukoma biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Itulah sebabnya, separuh  dari penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita glaukoma.

Seiring berjalannya waktu, penderita akan kehilangan penglihatan secara perlahan, biasanya dimulai dari penglihatan samping (perifer)—terutama bagian penglihatan yang paling dekat dengan hidung.

Karena hal ini terjadi sangat lambat, banyak orang tidak menyadari bahwa penglihatan mereka berubah pada awalnya. Namun, seiring dengan memburuknya penyakit, orang  mungkin mulai menyadari bahwa ia tidak dapat melihat benda-benda di samping.

Tanpa pengobatan, glaukoma pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.

 

KAPAN HARUS SEGERA MENDAPATKAN BANTUAN?

Jika mengalami gejala-gejala berikut, segera temui dokter atau unit gawat darurat:

  • Sakit mata yang hebat.
  • Sakit perut (mual).
  • Mata merah.
  • Penglihatan kabur.

 

# Apa penyebab glaukoma?

Para ilmuwan tidak yakin apa penyebab jenis glaukoma yang paling umum. Namun, banyak penderita glaukoma memiliki tekanan bola mata yang tinggi. Perawatan yang menurunkan tekanan bola mata membantu memperlambat penyakit ini.

# Apakah glaukoma dapat dicegah?

Tidak ada cara untuk mencegah glaukoma. Itulah mengapa, pemeriksaan mata sangat penting. Dengan rutin memeriksakan mata, dokter dapat menemukannya sebelum hal tersebut memengaruhi penglihatan seseorang.

# Bagaimana dokter mata akan memeriksa glaukoma?

Dokter mata dapat memeriksa glaukoma sebagai bagian dari pemeriksaan mata yang komprehensif. Pemeriksaan ini sederhana dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Dokter akan memberi obat tetes mata untuk melebarkan (memperlebar) pupil, lalu memeriksa mata untuk mengetahui adanya glaukoma dan masalah mata lainnya. Pemeriksaan ini mencakup tes lapang pandang untuk memeriksa penglihatan samping.

 

TAHUKAH ANDA?

  • Glaukoma dapat terjadi pada 1 mata atau kedua mata.
  • Beberapa orang dengan tekanan mata yang tinggi tidak mengalami glaukoma dan ada jenis glaukoma yang terjadi pada orang dengan tekanan mata normal.
  • Tekanan mata normal berbeda-beda pada setiap orang—tekanan yang normal pada satu orang bisa jadi tinggi untuk orang lain.

 

# Apa pengobatan untuk glaukoma?

Dokter menggunakan berbagai jenis pengobatan untuk glaukoma, termasuk obat-obatan (biasanya obat tetes mata), terapi laser, dan pembedahan.

  • Obat-obatan. Obat tetes mata yang diresepkan adalah pengobatan yang paling umum. Obat tetes mata ini menurunkan tekanan pada mata dan mencegah kerusakan pada saraf optik.
  • Laser treatment. Untuk menurunkan tekanan mata, dokter dapat menggunakan laser guna membantu mengeluarkan cairan dari mata. Ini adalah prosedur sederhana yang dapat dilakukan dokter di ruang praktik.
  • Pembedahan. Jika obat-obatan dan terapi laser tidak berhasil, dokter mungkin menyarankan pembedahan. Ada beberapa jenis pembedahan yang dapat membantu mengeluarkan cairan dari mata.

 

INGATLAH TIPS BERIKUT

Meskipun glaukoma merupakan penyakit serius, pengobatannya dapat bekerja dengan baik. Ingatlah tips berikut:

  • Jika dokter meresepkan obat, pastikan untuk meminumnya setiap hari.
  • Beritahu dokter jika pengobatan menimbulkan efek samping.
  • Temui dokter untuk pemeriksaan rutin.
  • Jika mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena kehilangan penglihatan, tanyakan kepada dokter tentang layanan rehabilitasi penglihatan atau perangkat yang dapat membantu.
  • Mendorong anggota keluarga untuk memeriksakan glaukoma, karena penyakit ini dapat diturunkan dalam keluarga.

 

Sumber:
NEI
Foto:
Freepik

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.