Rasa sakit atau perubahan mendadak perlu dicermati karena merupakan tanda bahaya. Kapan kita harus khawatir?
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, helaian uban yang bermunculan adalah tanda penuaan yang tak terelakkan. Tubuh kita pun berubah, mungkin jadi sedikit lebih bulat di sekitar lingkar pinggang, atau terbangun di malam hari, atau merasa sedikit lebih kaku di pagi hari.
Namun, ketika kita beradaptasi dengan realitas baru, kita tidak boleh mengabaikan setiap gejala hanya sebagai bukti penuaan. Munculnya rasa sakit atau perubahan mendadak perlu dicermati karena merupakan tanda bahaya.
Seorang ahli geriatri, Marie Bernard, MD, mengatakan, banyak pasiennya datang dengan keluhan nyeri lutut. “Mereka berkata, ‘Ini hanya karena usia saya.’ Kenyataannya adalah kedua lutut memiliki usia yang sama, tetapi mengapa satu lutut terasa nyeri dan lutut lainnya tidak?” papar Wakil Direktur National Institute on Aging ini.
Sahabat Lansia, beberapa keluhan terkait usia sering terjadi dan beberapa gejala sama sekali tidak disebabkan oleh penuaan. Berikut beberapa saran tentang cara membedakannya.
MASALAH MATA
Sekitar usia 40, hampir semua orang akan menggunakan kacamata baca. Presbiopia terjadi ketika lensa menjadi kaku dan tidak dapat menyesuaikan diri untuk memfokuskan kembali dari penglihatan jarak jauh ke penglihatan dekat.
Katarak atau kekeruhan pada lensa, mungkin mulai memengaruhi penglihatan saat orang mencapai usia 60-an. Paparan sinar matahari dalam jangka panjang meningkatkan risiko katarak, yang dapat diperbaiki melalui operasi penggantian lensa.
Jika kita menyadari memiliki penglihatan tepi yang lebih buruk daripada penglihatan sentral, atau sebaliknya, kita mungkin memiliki kondisi mata serius yang memerlukan pengobatan. Glaukoma terjadi ketika tekanan pada mata meningkat dan menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Dua bentuk degenerasi makula memengaruhi bagian tengah retina, menyebabkan hilangnya penglihatan sentral.
Hilary Beaver, MD, profesor oftalmologi klinis Weil Cornell Medical College di The Methodist Hospital di Houston, menyarankan untuk melakukan pemeriksaan mata jika kita merasa mengalami penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan. Apalagi bagi mereka yang menderita diabetes atau punya riwayat keluarga dengan glaukoma atau degenerasi makula, agar melakukan pemeriksaan pencegahan.
GANGGUAN PENDENGARAN
Sekitar sepertiga orang berusia 60 ke atas mengalami gangguan pendengaran yang dikenal sebagai presbikusis. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh hilangnya reseptor sensorik di telinga bagian dalam. Pada awalnya, beberapa suara mungkin tampak teredam dan suara bernada tinggi mungkin lebih sulit dipahami. Laki-laki cenderung lebih banyak mengalami gangguan pendengaran daripada perempuan.
Robert Dobie, MD mengingatkan, rasa sakit atau nyeri, keluarnya cairan dari telinga, atau hilangnya pendengaran secara cepat bisa menjadi tanda tumor atau infeksi. Periksakan ke dokter. Begitu pun jika pendengaran di satu telinga terasa lebih buruk daripada telinga lainnya.
“Jika orang menyadari, ‘Pendengaran saya tidak sebaik beberapa tahun yang lalu,’ itu adalah proses penuaan. Namun, jika minggu ini saya tidak mendengar sebaik minggu lalu, itu bukan proses penuaan,” kata profesor otolaringologi pada Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio ini.
STAMINA MENURUN
Seiring bertambahnya usia, kita kehilangan jaringan otot dan otot kita menjadi lebih kaku serta kurang kencang. Latihan beban dan peregangan meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas, meskipun kita tidak dapat sepenuhnya melawan proses penuaan alami ini.
Organ kita juga kehilangan cadangan ekstra. Dinding jantung menjadi lebih tebal, arteri menjadi lebih kaku, dan detak jantung melambat seiring bertambahnya usia. Penuaan jantung adalah alasan utama mengapa kita mungkin lebih sulit untuk berolahraga secara giat ketika kita sudah tua daripada ketika kita masih usia 20-an. Namun, mempertahankan aktivitas aerobik secara teratur—bahkan hanya berjalan kaki—dapat meningkatkan stamina kita.
Kapan harus khawatir?
Segera lakukan evaluasi bila mengalami nyeri dada, terutama disertai pusing, mual, sesak napas, atau pingsan. Itulah kemungkinan tanda-tanda serangan jantung. Masalah dengan detak jantung dapat menyebabkan sakit kepala ringan, pusing, atau kelelahan.
Satu dari 10 orang berusia 65 atau lebih menderita anemia atau rendahnya tingkat sel darah merah pembawa oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan dan dapat diobati dengan suplemen zat besi atau obat-obatan untuk memacu tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah.
MASALAH INGATAN
Tidak ingat di mana meletakkan kunci? Lupa nama kenalan yang sudah lama tidak ditemui? Penyimpangan sesaat ini adalah hal yang normal. Jadi, tak perlu khawatir. Kecuali jika kondisi lupa ini sampai mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Banyak dari kita memiliki keluhan ingatan, tapi itu bukan demensia atau penyakit,” kata John Q. Trojanowski, MD, PhD, salah satu direktur Pusat Penelitian Penyakit Neurodegeneratif yang juga profesor kedokteran geriatri dan gerontologi Universitas Pennsylvania di Philadelphia ini.
Secara umum, pemrosesan informasi melambat seiring bertambahnya usia dan lansia mengalami lebih banyak kesulitan dalam melakukan banyak tugas. Namun, ada banyak variabilitas dalam fungsi kognitif. Tak heran, misalnya, lansia memiliki kinerja lebih baik daripada orang dewasa muda dalam pengetahuan mereka tentang dunia.
Tanda bahaya demensia yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer adalah ketidakmampuan untuk mempelajari dan menyimpan informasi baru. Masalah dengan memori episodik adalah tanda gangguan kognitif ringan yang bisa menjadi awal dari penyakit ini, menurut pedoman baru untuk mendiagnosis Alzheimer.
“Orang dengan Alzheimer juga mengalami defisit kognitif lainnya, seperti kesulitan berbahasa atau mengenali objek,” kata Trojanowski. Biomarker yang terdeteksi melalui pencitraan atau tes cairan serebrospinal dapat membantu diagnosis Alzheimer.
Bagi yang memiliki masalah ingatan dan memiliki riwayat keluarga dengan penyakit Alzheimer, mungkin ingin menjalani evaluasi. Penyakit Alzheimer jarang terjadi pada orang yang berusia di bawah 65. Sekitar 1 dari 8 orang berusia 65—74 dan 43% orang berusia di atas 85 menderita Alzheimer. (*)
Sumber:
WebMD
Foto:
Freepik