Jangan tersinggung karena tuduhan itu dampak dari penyakit alzheimer atau demensia yang diderita lansia.
Sahabat Lansia, pernahkah mengalami nenek kita yang menderita demensia melontarkan tuduhan yang buruk alias tidak masuk di akal. Seperti,
“Kamu mencuri dompetku dan semua uangku!”
“Kau membuatku menjadi tawanan di rumah!”
“Kamu mencoba meracuniku!”
Mendengar tuduhan itu, tentunya sangatlah mengagetkan. Ternyata, hal ini kerap terjadi pada lansia yang mengidap penyakit Alzheimer atau demensia. Mereka menuduh orang-orang terdekatnya melakukan pencurian, penganiayaan, atau hal-hal buruk lainnya. Pastinya tuduhan tersebut tidak benar.
Penyebab munculnya tuduhan tersebut adalah delusi atau keyakinan yang kuat pada hal-hal yang tidak nyata. Pasalnya, otak lansia mulai melemah dan delusi serta paranoia menjadi salah satu gejala dari penyakit Alzheimer atau demensia. Pikiran mereka mencoba memahami dunia sementara kemampuan kognitif mereka menurun.
Penderita demensia sering kali merasakan cemas, frustrasi, dan muncul rasa kehilangan. Perasaan tersebut, ditambah dengan hilangnya ingatan dan kebingungan, sehingga dapat dengan mudah menyebabkan paranoia. Inilah yang menyebabkan banyak lansia penderita demensia merasa seolah-olah ada orang yang mencuri atau menganiaya mereka.
Tuduhan ini bisa sangat menyakitkan untuk didengar, namun penting untuk diingat bahwa itu bukanlah serangan pribadi terhadap Anda. Ini adalah tuduhan palsu yang disebabkan oleh Alzheimer atau demensia yang diderita lansia. Otak mereka tidak dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi. Berikut ada 8 cara mengatasi tuduhan palsu tersebut.
1.Jangan tersinggung
Ingatlah bahwa orang dewasa yang lebih tua melontarkan tuduhan ini hanya karena kemampuan kognitifnya yang menurun. Tetap tenang dan jangan menganggap tuduhan ini sebagai masalah pribadi. Fokus untuk meyakinkan mereka dan menunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaan mereka.
2.Jangan berdebat atau menggunakan logika untuk meyakinkan
Penting untuk tidak berdebat atau menggunakan logika untuk meyakinkan penderita demensia bahwa mereka salah. Berdebat hanya akan membuat mereka kesal dan semakin ngotot. Sebaliknya, biarkan mereka mengungkapkan perasaan dan pendapatnya. Untuk menenangkan dan mengalihkan perhatian dengarkan keluhannya.
3.Gunakan nada suara yang tenang dan bahasa tubuh yang positif
Saat merespons seseorang yang sedang kesal, sebaiknya berbicaralah dengan nada suara yang lembut dan tenang. Yakinkan juga dengan sentuhan dan pelukan lembut.
4.Ciptakan lingkungan yang tenang
Menciptakan lingkungan yang tenang adalah cara lain untuk mengurangi ketegangan. Kurangi kebisingan dan keributan dengan mematikan TV, meminta orang lain keluar ruangan, memutar lagu yang menenangkan atau musik klasik dengan volume rendah. Bila perlu tambahkan aromaterapi untuk menciptakan lingkungan yang menenangkan.
5.Alihkan perhatian dengan aktivitas yang menyenangkan
Alihkan perhatiannya dengan mengajak melakukan aktivitas yang menyenangkan. Misal, mengajak makan camilan atau minuman yang disukai. Atau, memintanya untuk melakukan tugas yang disukai, seperti bermain atau membaca.
6.Simpan duplikat barang yang sering “terlupa”
Cermati barang apa saja yang kerap hilang. Untuk menyiasati, pertimbangkan untuk membeli barang yang menyerupai. Sehingga, Anda dapat menawarkan bantuan untuk “menemukannya” ketika barang serupa hilang.
7.Mintalah dukungan dan nasehat dari orang yang mengerti
Dituduh mencuri, atau hal-hal buruk lainnya bisa sangat menyedihkan. Sekalipun Anda bisa menyembunyikan perasaan yang sebenarnya agar tidak membuat orang tua Anda semakin kesal, hal itu tetap saja menyakitkan. Untuk mengatasinya, bergabunglah dengan kelompok atau komunitas baik secara langsung atau online. Dengan mengetahui bahwa banyak orang lain yang juga dituduh melakukan hal serupa yang tidak benar, sangat membantu untuk mengurangi kebingungan dan kesedihan.
Sumber : dailycaring.com
Foto : freepik.com