8 TANDA LANSIA TIDAK BOLEH MENGEMUDI LAGI

8 TANDA LANSIA TIDAK BOLEH MENGEMUDI LAGI

Bagi sebagian lansia mungkin sulit untuk mengenali atau mengakui bahwa mengemudi sudah tidak aman lagi bagi dirinya. Mengajaknya bicara tentang caranya mengemudi juga tidak mudah.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, apakah kamu khawatir tentang anggota keluarga atau teman lansia yang mengemudi? Bagi sebagian lansia mungkin sulit untuk mengenali atau mengakui bahwa mengemudi sudah tidak aman lagi bagi dirinya. Selain itu, berbicara dengan lansia tentang caranya mengemudi juga sering kali sulit.

Bagi banyak lansia, “menyerahkan kunci” berarti hilangnya kebebasan memilih dan bergerak. Banyak orang takut bergantung pada orang lain dalam beraktivitas. Mereka khawatir kehilangan kemampuan untuk menjalankan tugas, menghadiri janji temu, dan berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka lakukan sendiri selama beberapa dekade. Mereka mungkin khawatir akan terisolasi dan ketinggalan secara sosial.

TANDA-TANDA LANSIA HARUS BERHENTI MENGEMUDI

Sahabat Lansia mungkin ingin mengamati keterampilan mengemudi lansia tersebut atau memintanya mempertimbangkan untuk melakukan penilaian diri terhadap caranya mengemudi.

Jika tidak memungkinkan untuk mengamati secara langsung orang tersebut mengemudi, kita dapat memperhatikan tanda-tanda berikut:

  1. Kendaraannya mengalami beberapa kali tabrakan, nyaris celaka, atau penyok atau goresan baru pada mobil.
  2. Dua atau lebih tilang atau peringatan lalu lintas dalam dua tahun terakhir.
  3. Peningkatan premi asuransi mobil karena masalah mengemudi.
  4. Komentar dari tetangga atau teman tentang cara mengemudi yang tidak menentu, tidak aman, atau agresif.
  5. Kecemasan saat mengemudi di malam hari.
  6. Masalah kesehatan yang mungkin memengaruhi berkendara, termasuk masalah penglihatan, pendengaran, dan pergerakan.
  7. Keluhan tentang kecepatan, perubahan jalur secara tiba-tiba, atau tindakan pengemudi lain.
  8. Rekomendasi dari dokter untuk mengubah kebiasaan mengemudi atau berhenti mengemudi sama sekali.

BERBICARA DENGAN LANSIA TENTANG BERHENTI MENGEMUDI

Berikut beberapa tips yang mungkin membantu ketika berbicara dengan lansia tentang tidak mengemudi lagi:

  • Sebelum berbicara, kumpulkan informasi tentang layanan transportasi yang dapat digunakan oleh lansia sesuai dengan kebutuhannya.
  • Hindari konfrontasi. Gunakan pesan “saya” daripada pesan “Anda”. Misalnya, katakan, “Saya mengkhawatirkan keselamatan Anda saat mengemudi,” daripada berkata, “Anda bukan lagi pengemudi yang aman.”
  • Tetap berpegang pada masalahnya. Diskusikan keterampilan pengemudi, bukan usianya.
  • Fokus pada keselamatan dan menjaga kemandirian. Jelaskan bahwa tujuannya adalah agar lansia dapat melanjutkan aktivitas yang mereka nikmati sambil tetap aman. Tawarkan untuk membantunya tetap mandiri, misalnya dengan berkata, “Saya akan membantu Anda mencari cara untuk mencapai tujuan yang Anda inginkan jika mengemudi tidak memungkinkan.”
  • Bersikaplah positif dan suportif. Sadarilah pentingnya surat izin mengemudi bagi lansia. Sadari bahwa mereka mungkin menjadi defensif, marah, terluka, atau menarik diri selama percakapan. Katakan kepadanya, “Saya paham ini mungkin menjengkelkan,” atau “Mari kita bekerja sama mencari solusi.”
  • Pertimbangkan untuk membicarakan topik ini secara bertahap. Beberapa ahli menyarankan pengenalan yang lembut tentang percakapan mengemudi, kemudian meninjaunya kembali secara bertahap seiring berjalannya waktu.

 

APAKAH SUDAH TIBA SAATNYA UNTUK SAYA BERHENTI MENGEMUDI?

Kita semua menua dengan cara yang berbeda-beda. Karena alasan ini, tidak ada rekomendasi usia untuk berhenti mengemudi. Jadi, bagaimana seseorang tahu kapan harus berhenti? Untuk membantu memutuskan, ajukan 13 pertanyaan ini kepada diri sendiri:

  1. Apakah pengemudi lain sering membunyikan klakson kepada saya?
  2. Pernahkah saya mengalami beberapa kecelakaan meskipun hanya kecil?
  3. Apakah saya kesulitan melihat rambu jalan, pintu keluar, atau garis jalur?
  4. Apakah saya masih cukup fleksibel untuk menoleh guna memeriksa kaca spion dan titik buta dengan nyaman?
  5. Apakah kondisi fisik atau pengobatan memperlambat waktu reaksi saya?
  6. Apakah saya sering tersesat, bahkan di jalan yang sudah biasa saya lalui?
  7. Apakah mobil atau pejalan kaki muncul begitu saja?
  8. Apakah perhatian saya sering terganggu saat mengemudi?
  9. Apakah keluarga, teman, atau dokter saya mengatakan mereka mengkhawatirkan cara saya mengemudi?
  10. Apakah saya lebih jarang mengemudi akhir-akhir ini karena saya tidak yakin dengan cara mengemudi saya seperti dulu?
  11. Apakah saya kesulitan untuk tetap berada di jalur saya?
  12. Apakah saya kesulitan menggerakkan kaki di antara pedal gas dan rem, atau terkadang saya bingung antara keduanya?
  13. Apakah saya pernah ditilang oleh petugas polisi karena cara mengemudi saya?

Jika jawaban “ya” lebih banyak, mungkin inilah saatnya untuk berbicara dengan dokter atau anggota keluarga tentang cara kita mengemudi atau untuk mempertimbangkan penilaian mengemudi. (*)

 

Sumber:
National Institute on Aging
Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.