6 HAL YANG PERLU JADI PERHATIAN LANSIA SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK TETAP MENGEMUDI

6 HAL YANG PERLU JADI PERHATIAN LANSIA SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK TETAP MENGEMUDI

Perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia dapat mengubah kemampuan seseorang untuk mengemudi dengan aman. Pertimbangkan 6 hal berikut ini sebelum lansia memutuskan untuk tetap mengemudi.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, pada 2009, American Occupational Therapy Association memprakarsai Older Driver Safety Awareness Week (ODSAW) atau Pekan Kesadaran Keselamatan Pengemudi Lansia. ODSAW berlangsung pada minggu pertama bulan Desember dan tahun ini jatuh pada tanggal 6—10 Desember 2023.

Ya, keselamatan dalam berkendara sangat penting menjadi perhatian kita semua, terlebih pada lansia pengemudi. Pasalnya, perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia dapat mengubah kemampuan seseorang untuk mengemudi dengan aman. Perubahan kesehatan, termasuk kondisi medis atau cedera, juga dapat memengaruhi keterampilan mengemudi seseorang.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk tetap mengemudi, lansia perlu mempertimbangkan 6 hal berikut ini.

1.Kaku pada sendi dan otot.

Seiring bertambahnya usia, persendian kita mungkin menjadi kaku dan otot pun melemah. Artritis, yang umum terjadi pada lansia, dapat memengaruhi kemampuan mengemudi. Perubahan ini mempersulit lansia menoleh ke belakang, memutar kemudi dengan cepat, atau mengerem dengan aman.

2.Kesulitan melihat.

Penglihatan berubah seiring bertambahnya usia. Kita mungkin menjadi lebih sulit untuk melihat orang, benda, dan gerakan di luar pandangan langsung. Kita juga mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk membaca rambu jalan atau lalu lintas atau bahkan mengenali tempat yang sudah dikenal.

Di malam hari, kita dapat mengalami kesulitan melihat sesuatu dengan jelas. Silau dari lampu depan atau lampu jalan juga bisa menjadi masalah. Bergantung pada waktunya, matahari juga mungkin menyilaukan.

Belum lagi jika ada penyakit mata, seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula, serta beberapa obat-obatan, juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan.

3.Masalah pendengaran.

Seperti halnya mata, seiring bertambahnya usia, pendengaran juga dapat berubah, sehingga semakin sulit untuk mengenali klakson, sirene, atau bahkan suara yang berasal dari mobil kita sendiri. Suara-suara ini memperingatkan kita saat kita mungkin perlu menepi atau menyingkir, atau saat ada kemungkinan masalah mekanis pada kendaraan kita. Hal ini bisa menimbulkan masalah jika lansia memiliki masalah pendengaran.

4.Obat-obatan.

Beberapa obat dapat membuat kita merasa mengantuk, pusing, atau kurang waspada dibandingkan biasanya, sehingga membuat berkendara menjadi tidak aman. Beberapa obat menyertakan peringatan tentang mengemudi. Penting untuk menanyakan kepada dokter atau apoteker, apakah ada masalah kesehatan atau pengobatan yang mungkin membuat lansia tidak aman dalam mengemudi.

5.Reaksi dan refleks menjadi lebih lambat.

Seiring bertambahnya usia, refleks kita mungkin melambat dan kita tidak bereaksi secepat sebelumnya. Sendi yang kaku atau otot yang lemah juga dapat membuat kita sulit bergerak dengan cepat. Hilangnya rasa atau kesemutan pada jari tangan dan kaki dapat membuat kita sulit menyetir atau menggunakan pedal kaki.

6.Kondisi medis tertentu.

Beberapa kondisi medis membuat mengemudi menjadi tidak aman. Pergerakan yang tidak terkendali serta hilangnya koordinasi dan keseimbangan akibat penyakit Parkinson membuat berkendara menjadi tidak aman. Demikian pula, hilangnya kendali atas anggota tubuh atau keterbatasan gerakan lainnya setelah stroke dapat menyebabkan tidak aman lagi untuk mengemudi.

Demensia dan Mengemudi

Pada tahap awal penyakit Alzheimer atau jenis demensia lainnya, beberapa orang masih bisa tetap mengemudi. Namun, seiring dengan memburuknya daya ingat dan kemampuan mengambil keputusan, mengemudi bisa menjadi tidak aman.

Penderita demensia sering kali tidak menyadari bahwa mereka mengalami masalah dalam mengemudi. Keluarga dan teman perlu memantau kemampuan mengemudi lansia dan mengambil tindakan segera setelah melihat potensi masalah, seperti lupa bagaimana menemukan tempat yang sudah dikenal, semisal toko swalayan atau bahkan rumahnya sendiri.

Bekerjasamalah dengan dokter yang merawatnya untuk memberi tahu lansia tersebut bahwa tidak aman lagi untuk terus mengemudi. (*)

 

Sumber:
National Today
National Institue on Aging
Foto:
Freepik

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.