MEMAHAMI PERUBAHAN DORONGAN SEKS SEIRING BERTAMBAHNYA USIA

MEMAHAMI PERUBAHAN DORONGAN SEKS SEIRING BERTAMBAHNYA USIA

Meski tak ada batasan usia tertentu kapan seseorang berhenti aktif secara seksual, usia dan dorongan seks berkaitan erat. Naik turunnya gairah seks seiring bertambahnya usia berbeda pada pria dan wanita.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, usia dan dorongan seks berkaitan erat, tetapi tidak ada batasan usia tertentu kapan seseorang berhenti aktif secara seksual.

Gairah seks pria mencapai puncaknya pada usia 20-an, lalu menurun secara bertahap seiring bertambahnya usia. Gairah seks wanita tumbuh seiring berlalunya masa subur, lalu menurun seiring dengan menopause.

Naik turunnya gairah seks seiring bertambahnya usia berbeda pada pria dan wanita. Hormon wanita, kontrasepsi hormonal, kehamilan, dan menopause semuanya berperan terhadap libido, sehingga menyebabkan banyak fluktuasi.

Pada pria, pengaruh utama dorongan seks meliputi kadar testosteron dan kesehatan secara keseluruhan. Meskipun testosteron dianggap sebagai hormon pria, wanita juga memilikinya.

USIA 50-AN

Baik pria maupun wanita mengalami penurunan minat seksual dan frekuensi berhubungan seks. Banyak perubahan bersifat fisik, seperti DE (disfungsi ereksi) yang memengaruhi setengah dari semua pria berusia antara 50 dan 59.

Masalah kesehatan dan gaya hidup lain yang muncul di usia 50-an juga dapat memengaruhi gairah dan kinerja seks pria, seperti:

  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kegemukan
  • Penggunaan tembakau.
  • Kesehatan prostat.

Wanita mungkin mengalami berkurangnya pelumasan vagina, lebih sedikit orgasme, serta perubahan lainnya akibat usia dan menopause. Wanita juga mungkin mulai merasakan dampak dari kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Baik pria maupun wanita—lantaran kondisi medis mereka—mungkin  mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mengubah gairah seks mereka.

Beberapa penelitian mencatat bahwa hasrat, aktivitas, dan fungsi seksual tetap kuat selama usia 50-an. Beberapa penelitian menunjukkan, kepuasan seksual sama sekali tidak berhubungan dengan usia, tetapi berkorelasi dengan kesehatan dan status hubungan secara keseluruhan.

LEBIH DARI 60 TAHUN

Disfungsi seksual, penyakit kronis, dan kematian pasangan lebih umum terjadi setelah usia 60. Semua itu berkontribusi terhadap penurunan dorongan dan aktivitas seksual.

Sebuah studi (2020) melaporkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan libido setelah usia 60. Selain DE dan perubahan vagina terkait menopause, faktor-faktor tersebut termasuk:

  • Kelelahan
  • Nyeri
  • Stres
  • Masalah penampilan tubuh.

Meski beberapa akibat penuaan tidak dapat dihindari, banyak di antaranya yang dapat ditangani secara medis.

USIA 70 KE ATAS

Baik pria maupun wanita melaporkan aktif secara seksual pada usia 70-an dan 80-an, bahkan hingga usia 90-an.

Namun, mengingat adanya perubahan terkait usia seperti disfungsi ereksi, berarti hubungan seksual ini mungkin tidak sama seperti di masa muda. Orang dewasa yang lebih tua sering kali melaporkan bahwa mereka lebih menyukai gaya seks adaptif yang lebih dari sekadar penetrasi.

Meskipun seks tetap menjadi hal yang penting pada tahap kehidupan ini, kita mungkin menghadapi lebih banyak tantangan kesehatan, masalah mobilitas, dan hambatan fisik dalam berhubungan seks.

Pasangan yang mengidap penyakit Alzheimer atau gangguan demensia lainnya mungkin menemukan tantangan baru dalam ekspresi seksual. Lebih dari 40% lansia usia 80—91 melaporkan bahwa mereka masih aktif secara seksual, meskipun angka tersebut menurun seiring dengan penurunan kognitif.

KONSULTASIKAN PADA AHLINYA

Sahabat Lansia, meski dorongan seks secara alami berubah seiring berjalannya waktu, bukan berarti kita harus hidup dengan libido yang lebih rendah. Kita dapat melakukan beberapa hal untuk meningkatkannya.

Hal pertama yang penting dilakukan adalah berkonsultasi pada ahlinya untuk mengetahui apakah ini merupakan perubahan alami atau disfungsi seksual yang dapat didiagnosis. Bergantung pada apa yang dokter temukan, dokter mungkin akan meresepkan obat atau merujuk ke terapis seksual dan lainnya. (*)

Sumber:
Verywell Health
Foto:
Freepik

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Kami tidak menyediakan saran medis, diagnosis, perawatan atau pengobatan. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.