Studi baru menemukan, orang dengan gangguan penglihatan yang tidak diobati secara signifikan lebih mungkin mengembangkan penyakit demensia. Oleh karena itu, tindakan pencegahan sangatlah penting. Menjaga indra penglihatan adalah cara mudah untuk menjaga kognisi.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, sudahkah kamu memeriksakan matamu dan mata lansia terkasih?
Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal JAMA Ophthalmology (13/07/2023) melaporkan, orang dengan gangguan penglihatan yang tidak diobati secara signifikan lebih mungkin mengembangkan penyakit demensia.
Penelitian-penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan hubungan antara kesehatan kognitif dan penglihatan.
Penulis utama laporan studi tersebut, Dr. Joshua Ehrlich, mengatakan bahwa penelitian terbaru ini unik karena ketelitian dalam menilai penglihatan dan seberapa representatif sampelnya.
Ehrlich dan rekan penulisnya melihat data dari National Health and Aging Trends Study (NHATS) 2021 di Amerika Serikat yang mencakup hampir 3.000 orang. Kepada mereka diberikan perangkat tablet (iPad) tes untuk penglihatan jarak dekat dan jauh serta sensitivitas kontras,
“Kami melakukan semua penelitian untuk memastikan bahwa tes iPad setara dengan tes standar emas di ruang praktik dokter, dan kami menerapkannya di rumah ribuan orang lanjut usia,” papar Ehrlich yang juga asisten profesor oftalmologi dan ilmu visual di Universitas Michigan, Ann Arbor.
Menurut studi, para peserta, yang semuanya berusia lebih dari 71, kemudian diskrining untuk demensia menggunakan Dementia Screening Interview.
HASIL PENELITIAN
Dari seluruh individu yang terlibat dalam penelitian, sebanyak 12,3% menunjukkan tanda-tanda demensia.
Hasil penelitian menunjukkan, pada orang dengan kemampuan penglihatan jarak jauh, angkanya melonjak menjadi 19,5%; 21,5% untuk gangguan penglihatan dekat; dan 32,9% untuk orang yang memiliki gangguan penglihatan sedang hingga berat atau buta.
Dr. Arielle Silverman mengatakan bahwa studi tersebut menunjukkan gangguan penglihatan ringan sekalipun dapat meningkatkan risiko. Direktur penelitian pada American Foundation for the Blind ini tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Peningkatan pada gangguan sedang dan berat adalah signifikan.
“Potensi peningkatan risiko dua setengah kali lipat karena gangguan penglihatan cukup besar,” kata Dr. Thomas Holland dari Rush Institute for Healthy Aging dan Rush Medical College di Chicago. Holland juga tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
MANA YANG LEBIH DULU?
Penting untuk dicatat, karena desain penelitian ini, tim peneliti tidak dapat mengetahui secara pasti bahwa gangguan penglihatan menyebabkan demensia, hanya saja keduanya berkorelasi.
Ehrlich mengatakan, demensia bisa menyebabkan hilangnya penglihatan atau bisa juga terjadi pada saat yang bersamaan. Ada korelasi serupa antara gangguan pendengaran dan demensia.
Menurut Holland, mungkin saja gangguan tersebut menurunkan masukan indera kita, yang dapat menyebabkan kebingungan sehingga mempercepat penurunan kognitif.
Faktor lain yang mungkin menyebabkan korelasi ini adalah kemungkinan berkurangnya peluang dan partisipasi masyarakat akibat hilangnya penglihatan, kata Silverman.
INI YANG HARUS DILAKUKAN
Para ahli menyarankan untuk tetap menjaga dan merawat penglihatan. Selain menjalani gaya hidup sehat, melakukan kunjungan tahunan dan pemeriksaan penglihatan juga penting. Kemudian, jika menemukan ada masalah pada penglihatan, segera atasi.
“Untuk gangguan penglihatan dan kebutaan, diperkirakan 80 persennya dapat dicegah atau bahkan disembuhkan,” kata Ehrlich
Setelah pemeriksaan, dokter mata mungkin merekomendasikan prosedur korektif seperti lasik atau operasi katarak, atau bisa juga sesederhana memakai kacamata sesuai resep dokter.
Terkait demensia, tindakan pencegahan sangatlah penting, dan menjaga indra penglihatan adalah cara mudah untuk menjaga kognisi. Semakin dini semakin baik. Begitu kita menyadari bahwa penglihatan mulai terganggu, segera periksakan.
Namun, tidak semua kasus kehilangan penglihatan dapat diobati. Itulah mengapa, penting untuk menggabungkan kesehatan pencegahan penglihatan dan layanan rehabilitasi. Dengan demikian, kata Silverman, orang-orang yang menjadi buta atau memiliki gangguan penglihatan dapat terus menjalani hidup mereka secara aktif dengan pilihan, kemandirian dan kepercayaan diri.
Hal ini berarti membangun keterampilan agar penyandang tunanetra dapat terus bergerak secara mandiri dan aman di dunia, melakukan hobi dan hal-hal lain yang penting untuk kesehatan kognitif, tambah Silverman. (*)
Artikel lainnya: Mata dapat Membantu Mendiagnosis Penyakit Alzheimer Sebelum Gejalanya Muncul
Sumber:
CNN
Foto:
Freepik.com