Bukan hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga dapat berkontribusi terhadap kehidupan seksual lansia, lo. Masalah yang dihadapi bisa sama sulitnya dengan masalah fisik, bahkan terkadang lebih sulit, untuk diatasi. Tak jarang diperlukan bantuan terapis atau konselor.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, sedikitnya ada empat masalah kesehatan mental yang dapat mengganggu kehidupan seksual lansia. Jika oma-opa atau orangtua kita yang lansia mengalami salah satu masalah ini, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantunya. Kita pun jadi lebih paham sehingga bisa mencegah kemungkinan munculnya masalah-masalah ini nanti saat kita sendiri berada di tahap usia lanjut.
1. STRES
Rasanya setiap orang—tak peduli berapa pun usianya—pernah mengalami stres. Penyebabnya pun bermacam-macam. Kekhawatiran finansial dan masalah kesehatan hanyalah beberapa dari tekanan umum yang memengaruhi lansia sehingga membuatnya stres. Stres yang tidak diatasi, bukan hanya akan mengganggu kehidupan sehari-hari, bahkan juga dapat menjadi faktor penyebab disfungsi seksual.
Beberapa teknik manajemen stres dapat membantu mengatasi stres dan efeknya pada kehidupan seks. Misalnya, tai chi, yoga, dan meditasi. Penelitian menunjukkan, melatih mindfulness dan meditasi dapat meredakan efek stres dan meningkatkan perasaan sejahtera secara keseluruhan.
Jika diperlukan, berbicara dengan konsultan keuangan dan dokter ataupun psikolog, akan sangat membantu. Termasuk bila ada tekanan lain dalam hidup yang juga dapat menyumbang terhadap munculnya stres dan mengganggu kehidupan seksual lansia.
2. DEPRESI
Di Amerika Serikat, antara 5% dan 10% orang dewasa di atas 65 tahun diperkirakan mengalami depresi. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, termasuk disfungsi seksual. Pada orang dengan depresi terjadi ketidakseimbangan neurotransmiter—pembawa pesan kimiawi yang mengirimkan sinyal antara otak dan tubuh. Hal ini dapat memengaruhi hasrat seksual, gairah, dan orgasme. Ironisnya, obat yang digunakan untuk mengobati depresi dapat memiliki efek yang sama. Meski manfaat antidepresan sering kali lebih besar daripada risikonya, terapi dan konseling bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka yang mengalami depresi ringan.
3. MASALAH HUBUNGAN
Kurangnya keintiman seksual sering dikaitkan dengan masalah hubungan. Jika pasutri tidak terhubung secara emosional, maka dapat mengurangi keinginan untuk berhubungan intim. Di sisi lain, penelitian menunjukkan, pasutri lansia yang melakukan hubungan seksual dengan pasangannya cenderung memiliki hubungan yang lebih dekat. Selain itu, kedekatan dengan pasangan telah terbukti meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Meski masalah ini tidak khas pada pasutri lansia, banyak orang menemukan bahwa berbicara dengan konselor pernikahan dapat membantu mereka mengatasi masalah hubungan serta menghidupkan kembali perasaan dan ketertarikan seksual.
4. CITRA DIRI
Dengan bertambahnya usia dapat terjadi penambahan berat badan dan perubahan tubuh lainnya. Perubahan ini dapat memengaruhi daya tarik fisik seseorang. Kesadaran diri atas perubahan ini dapat menyebar ke kamar tidur dan memengaruhi kepercayaan diri seseorang saat berhubungan seks.
Sebuah studi pada 2019 di antara wanita yang lebih tua menemukan, mereka yang sadar diri tentang tubuh mereka melaporkan kepuasan seksual yang lebih sedikit. Sebaliknya, mereka yang memiliki penerimaan diri lebih besar terhadap tubuhnya, terlepas dari berat badan atau perubahan terkait penuaan, memiliki kehidupan seks yang lebih memuaskan. Jadi, penerimaan diri adalah kuncinya.
Berkonsultasi dengan terapis, baik sendiri atau bersama pasangan, dapat membantu mendiskusikan perasaan pasutri secara terbuka. Selain juga dapat menemukan cara untuk memiliki citra diri yang positif alias menerima diri.
Stres, depresi, masalah hubungan dengan pasangan, dan citra diri yang negatif dapat mengganggu kehidupan seks siapa pun, termasuk lansia. Tak jarang diperlukan terapis atau konselor untuk membantu mengatasinya.
WASPADAI ALKOHOL
Selain kesehatan mental, gaya hidup juga dapat memengaruhi kehidupan seksual lansia. Salah satunya, kebiasaan mengonsumsi miras. Bagi sebagian orang, minum segelas anggur membantu mereka rileks dan bersemangat. Namun, terlalu banyak alkohol dapat merusak fungsi seksual. Menurut Institut Nasional Penyalahgunaan Obat, alkohol adalah obat yang paling banyak digunakan di antara orang dewasa yang lebih tua. Sebanyak 65% orang berusia 65 ke atas melaporkan minum berisiko tinggi. Alkohol dapat mengganggu kemampuan pria untuk ereksi, menyebabkan ejakulasi dini, atau menunda orgasme. Sementara pada wanita, terlalu banyak alkohol bisa membuat sulit mencapai klimaks. (*)
Sumber:
www.verywellhealth.com
Foto:
www.freepik.com