PENUAAN MEMENGARUHI KEMAMPUAN SEKSUAL, TETAPI BUKAN HALANGAN UNTUK TETAP DAPAT MEMILIKI KEHIDUPAN SEKS YANG MENYENANGKAN

PENUAAN MEMENGARUHI KEMAMPUAN SEKSUAL, TETAPI BUKAN HALANGAN UNTUK TETAP DAPAT MEMILIKI KEHIDUPAN SEKS YANG MENYENANGKAN

Banyak orang berusia 70-an dan 80-an tidak hanya aktif secara seksual, tetapi juga puas dengan kehidupan seks mereka. Cari tahu apa saja yang menjadi penghalang pasutri lansia untuk memiliki kehidupan seks yang menyenangkan.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, tak sedikit pasutri lansia yang enggan atau malah tidak berhubungan seks lagi. Hal ini bisa dipahami. Adanya perubahan fisiologis seiring usia yang bertambah dapat menurunkan frekuensi atau kemampuan untuk melakukan hubungan seksual. Masalah terkait penuaan seperti disfungsi ereksi (DE), kekeringan pada vagina, atau inkontinensia urine juga dapat memengaruhi seks.

Kendati demikian, bukan berarti pasutri lansia lantas tidak berhubungan seks lagi. Masalah kesehatan yang muncul juga dapat diminimalkan dampaknya dengan pengobatan yang tepat. Bahkan, melakukan konseling individu atau bersama pasangan bila diperlukan. Pendeknya, banyak cara dapat dilakukan agar pasutri lansia dapat memiliki kehidupan seksual yang menyenangkan.

PRIA LANSIA LEBIH AKTIF

Studi menunjukkan, pria hampir dua kali lebih mungkin dibandingkan wanita untuk tetap berhubungan seks di tahun-tahun terakhir mereka. Sebuah penelitian di Inggris menemukan hampir 60% pria berusia 70 hingga 80 dan 31% pria berusia 80 hingga 90 masih aktif secara seksual. Pada wanita, angka tersebut turun masing-masing menjadi 34% dan 14%.

Tingkat aktivitas seksual yang lebih rendah pada wanita lansia ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesempatan daripada kurangnya keinginan. Penelitian menunjukkan, wanita lansia cenderung tidak memiliki pasangan. Sebagian besar karena fakta bahwa mereka sering hidup lebih lama daripada pasangannya.

MASALAH SEKSUAL PADA PRIA

Pria biasanya mengalami masalah seksual setelah usia 40 tahun. Ini karena terjadi penurunan alami kadar testosteron. Selain juga terdapat masalah kesehatan, seperti diabetes atau penyakit jantung yang bisa saja dialami sejak usia muda.

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan salah satu masalah kesehatan paling umum pada pria di atas 50 tahun. BPH atau pembesaran prostat jinak dapat menyebabkan masalah seksual, seperti libido rendah dan ejakulasi tertunda.

Disfungsi Ereksi (DE) merupakan masalah seksual yang umum dialami pria lansia. DE adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk penetrasi seksual dan cukup lama untuk mencapai orgasme. Meski DE lebih sering terjadi pada pria lansia, penuaan itu sendiri tidak menyebabkan DE.

DE lebih berhubungan dengan kondisi kesehatan dan gaya hidup yang secara langsung ataupun tak langsung mengganggu ereksi, seperti hipertensi, kerusakan saraf akibat diabetes, obesitas, merokok, dan obat-obatan tertentu. Diagnosis yang akurat diperlukan untuk memastikan pengobatan yang tepat. Perubahan gaya hidup dan konseling juga dapat membantu.

Disfungsi ereksi umum terjadi pada pria lansia. Pembesaran prostat juga bisa mengurangi gairah seks atau kemampuan mencapai orgasme.

MASALAH SEKSUAL PADA WANITA

Lebih dari sepertiga wanita lansia mengalami masalah seksual. Biasanya karena menopause, ketika kadar estrogen menurun tajam. Perubahan hormon dapat mengurangi hasrat seksual dan membuat lebih sulit untuk terangsang. Organ seksual juga berubah seiring bertambahnya usia.

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) dialami oleh banyak wanita lansia. Gangguan hasrat  seksual hipoaktif ini didiagnosis ketika tidak adanya fantasi, pikiran, dan keinginan seksual menyebabkan tekanan pribadi. Wanita lansia juga lebih mungkin mengalami rasa sakit saat berhubungan seks. Jaringan vagina cenderung menipis dan mudah robek setelah menopause. Kekeringan pada vagina juga umum dialami wanita menopause, sehingga dapat membuat hubungan seks jadi menyakitkan.

Pelvic Organ Prolapse (POP) juga bisa menyebabkan nyeri saat berhubungan seks. Selain juga dapat menyebabkan inkontinensia urine yang kerap dialami lansia. POP  terjadi ketika dasar panggul melemah, menyebabkan organ panggul turun dan menonjol (prolaps) di dalam vagina. POP kerap ditangani dengan terapi fisik dasar panggul untuk memperkuat otot pendukung. Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan.

Disfungsi seksual umum terjadi pada wanita lansia karena efek menopause dan perubahan terkait penuaan pada tubuh wanita.

Sobat Muda Peduli Lansia, membicarakan tentang seks mungkin masih dianggap tabu oleh oma-opa atau orangtua kita yang lansia. Namun hal ini tetap perlu dibicarakan agar mereka dapat memiliki kehidupan seksual yang menyenangkan di usia lanjutnya. Bila ada masalah seksual, penting untuk mengonsultasikannya dengan dokter guna mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. (*)

Sumber:
www.verywellhealth.com
Foto:
www.freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.