Kalau sudah bermasalah, seluruh fungsi organ pun terganggu. Meski bisa terjadi pada siapa saja dan di usia berapa pun, gangguan tiroid lebih sering terjadi pada wanita dan lansia.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, saat ini kita sudah memasuki pertengahan Januari 2023. Bulan pertama di awal tahun ini merupakan Bulan Kesadaran Tiroid. Kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di pangkal leher ini bertanggung jawab untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam banyak sistem tubuh, mulai sel dan jaringan hingga organ, seperti jantung, otak, hati, dan ginjal.
Jika hormon yang dihasilkan terlalu banyak (hipertiroidisme) atau malah terlalu sedikit (hipotiroidisme) akan terjadi disfungsi tiroid. Fungsi organ vital yang sehat jadi terganggu. Hipertiroidisme adalah tiroid yang terlalu aktif yang menghasilkan terlalu banyak hormon. Kondisi ini dapat menyebabkan fungsi tubuh menjadi lebih cepat. Sebaliknya, hipotiroidisme adalah tiroid yang kurang aktif yang menghasilkan terlalu sedikit hormon. Akibatnya, fungsi tubuh melambat.
GEJALA BERVARIASI
Hipotiroidisme lebih umum terjadi daripada hipertiroidisme. Kedua kondisi ini memiliki gejala yang sangat bervariasi. Selain itu, tanda-tanda peringatan dini masalah tiroid dapat dengan mudah disalahartikan sebagai kondisi kesehatan lainnya. Kelelahan, misalnya, sering dialami oleh mereka yang memasuki masa menopause.
Secara umum, hipotiroidisme cenderung membuat penderitanya merasa lesu dan lelah. Sedangkan hipertiroidisme dapat memberikan gejala seperti jantung berdebar kencang atau tekanan darah tinggi. Selain itu, tangan dan kaki dingin, kulit kering, dan kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, juga dapat mengindikasikan hipotiroidisme. Pada hipertiroidisme terjadi penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan diare.
Konsultasikan ke dokter bila menemui gejala berikut:
- Kelelahan, bahkan tidak kunjung hilang setelah tidur malam yang nyenyak.
- Berat badan turun atau malam bertambah.
- Detak jantung kala istirahat mengalami peningkatan atau malah melambat.
- Menjadi lebih sensitif terhadap suhu panas atau dingin.
DARI AUTOIMUN SAMPAI GENETIK
Baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu gangguan yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh. Harusnya sistem kekebalan tubuh menyerang pengganggu, seperti virus dan bakteri, tetapi malah menyerang dirinya sendiri. Terdapat lebih dari 100 penyakit autoimun yang ditemukan. Beberapa di antaranya melibatkan satu organ, seperti tiroiditis Hashimoto. Lainnya menyerang hampir semua organ atau jaringan, seperti lupus.
Kondisi atau penyakit lain yang berpotensi menyebabkan munculnya penyakit/gangguan tiroid, di antaranya:
- Kadar yodium yang abnormal.
- Tiroiditis atau peradangan pada kelenjar tiroid.
- Gangguan pada kelenjar hipofisis.
- Nodul atau pertumbuhan jaringan tiroid yang tidak normal.
- Operasi pengangkatan sebagian/seluruh kelenjar tiroid.
- Obat-obatan tertentu.
- Faktor genetik.
LEBIH SERING DIALAMI WANITA DAN LANSIA
Wanita lima kali lebih mungkin mengalami masalah tiroid daripada pria. Meski begitu, masalah tiroid bisa terjadi pada siapa saja. Gangguan tiroid juga tidak memiliki batasan usia. Hanya saja, hipotiroidisme lebih sering terjadi pada pasien berusia di atas 60 dan terus meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada pasien lansia, gejalanya—baik hipertiroidisme maupun hipotiroidisme—tak jarang bermanifestasi dengan cara yang halus. Sering menyamar sebagai penyakit usus atau jantung atau gangguan sistem saraf.
Selain itu, hipertiroidisme pada pasien lansia tidak memiliki banyak gejala, mungkin hanya satu atau dua gejala saja. Misal, hanya mengalami sensasi jantung berdebar-debar dan sedikit rasa tidak nyaman di dada saat menaiki tangga. Atau, hanya kehilangan kekuatan di kaki sehingga kesulitan menaiki tangga dan mengalami penurunan berat badan meski nafsu makannya tak bermasalah.
Begitu pun dengan hipotiroidisme yang gejalanya sangat tidak spesifik pada semua orang, terlebih lagi pada pasien lansia. Jumlahnya juga menurun. Kehilangan ingatan atau penurunan fungsi kognitif, yang sering dikaitkan dengan usia lanjut, mungkin merupakan satu-satunya gejala hipotiroidisme yang ada.
Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosis pada pasien lansia, dokter membutuhkan informasi lainnya yang terkait. Salah satu petunjuk penting ialah ada-tidaknya riwayat penyakit tiroid pada anggota keluarga dekat, seperti saudara laki-laki, saudara perempuan atau anak pasien.
Pasien lansia dengan gangguan tiroid memerlukan perhatian khusus untuk pengobatan bertahap dan hati-hati, selain juga memerlukan tindak lanjut seumur hidup. Yang juga harus jadi perhatian, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, bahkan fatal, jika dibiarkan saja alias tidak diobati. Segera periksakan ke dokter bila menemukan gejalanya, terlebih bila ada faktor genetik. (*)
Sumber:
nationaltoday.com
thyroid.org
verywellhealth.com
Foto:
freepik.com