DO N DON’T MENGUNJUNGI LANSIA DENGAN DEMENSIA

DO N DON’T MENGUNJUNGI LANSIA DENGAN DEMENSIA

Dengan memerhatikan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, niscaya akan membantu keberhasilan kunjungan tersebut.

Sobat Muda Peduli Lansia, berkunjung ke orangtua atau kerabat yang sudah lansia alangkah baiknya rutin. Alasannya, orangtua yang sudah berumur atau lansia membutuhkan teman untuk bercerita atau berkomunikasi. Umumnya rasa senang dan bahagia akan terpancar ketika ada yang datang berkunjung. Apalagi bila yang berkunjung adalah anak-anak dan cucunya. Rasa bahagia yang dirasakan seperti menggunung.

Namun, memang dibutuhkan keterampilan tersendiri agar kunjungan itu memberikan pengalaman positif bagi kedua belah pihak. Pasalnya, orangtua atau kerabat yang sudah lansia dan menderita demensia atau Alzheimer, umumnya fungsi otaknya sudah mengalami penurunan. Dampaknya, ini berpengaruh pada keterampilannya dalam berkomunikasi, emosi yang tidak stabil yang dapat berpengaruh pada acara silaturahmi atau bincang-bincang keluarga.

Nah, agar kunjungan menyenangkan, hendaknya tamu yang akan berkunjung memahami terlebih dahulu tentang demensia/alzheimer.  Berikut beberapa tip agar rencana kunjungan membuahkan hasil yang maksimal.

1.Batasi pengunjung untuk 1 atau 2 orang saja. Terlalu banyak orang bisa membuat lansia  kewalahan.

2.Jadwalkan kunjungan saat lansia berada dalam kondisi terbaiknya.

3.Minimalkan gangguan dengan jagalah lingkungan tetap tenang. Matikan TV atau musik keras dan minta orang lain yang tidak berkepentingan untuk menyingkir dulu ke ke ruangan lain.

4.Jangan lupa menyampaikan pengalaman sukses nya atau rambu-rambu ini ke pengunjung yang akan datang berikutnya. Sehingga mereka pun memiliki waktu untuk menjadikan pengalaman tersebut sebagai pedoman.

Selain rambu-rambu diatas ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dan disarankan untuk dihindari. Berikut 20 hal penting yang sebaiknya boleh dan tidak boleh dilakukan untuk mengunjungi lansia dengan demensia/alzheimer.

14 HAL YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN

1.Pertahankan nada dan bahasa tubuh yang ramah dan positif.

2.Jangan berbicara terlalu keras.

3.Lakukan kontak mata dan tetap sejajar dengan mata mereka (lansia).

4.Perkenalkan diri meskipun Anda yakin mereka pasti mengenal Anda. “Hai Nenek, aku Joko, cucumu.”

5.Bicaralah perlahan dan dalam kalimat pendek dengan hanya satu ide per kalimat. Misalnya: “Nenek, aku Joko, cucumu.” atau “Hari yang indah. Sinar mataharinya bagus ya?” atau “Ceritakan tentang kucing nenek dong.”

6.Beri mereka waktu ekstra untuk berbicara atau menjawab pertanyaan, jangan terburu-buru berbicara.

7.Gunakan pertanyaan terbuka karena tidak ada jawaban benar atau salah.

8.Ketika lansia tampak diam saja, cobalah untuk menikmati betsama. Terkadang lansia menikmati sekadar duduk bersama dan saling diam.

9.Ikuti arahan atau keinginan lansia, jangan memaksakan topik atau aktivitas percakapan.

10.Berikan kesempatan pada lansia untuk mengekspresikan kesedihan, ketakutan, atau kemarahannya.

11. Ikuti alur percakapan meskipun lansia membicarakan hal-hal yang tidak benar atau tidak masuk akal.

12.Bagikan dan diskusikan kenangan masa lalu. Mereka lebih cenderung mengingat hal-hal dari masa lalu.

13.Bersiaplah dengan aktivitas, seperti sesuatu untuk dibacakan, album foto untuk dilihat, atau beberapa musik favorit mereka untuk didengarkan.

14.Berikan pelukan, sentuhan lembut, atau pijat lengan atau bahu jika orang tersebut mengizinkan dan menikmatinya.

6 HAL YANG JANGAN DILAKUKAN

15.Hindari mengucapkan “Apakah Nenek ingat?” Ini dapat menyebabkan kemarahan atau rasa malu.

16.Hindari untuk membantah kalimat yang diucapkan lansia. Jika mereka mengatakan sesuatu yang tidak benar, biarkan saja.

17.Hindari menunjukkan kesalahan. Tindakan itu hanya membuat lansia merasa buruk dan tidak membantu percakapan.

18.Hindari mengasumsikan lansia tidak ingat apa-apa.

19.Hindari berbicara dengan nada tinggi. Berbicaralah dengan lansia sambil menunjukkan rasa hormat. Lansia bukan anak-anak dan Anda harus menunjukkan rasa hormat yang pantas.

20.Hindari membicarakan mereka (lansia) dengan orang lain, seperti seolah-olah mereka tidak ada.

 

Sumber: dailycaring.com

Sumber foto : freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.