Harus cermat mengamati gejala penyakit yang muncul, bila perlu konsultasikan kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.
Gejala yang muncul pada lansia kerap “sama” antara beberapa penyakit yang sering dialami lansia. Untuk itu, penting melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyakit yang diderita lansia. Lakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan agar bisa dilakukan pengobatan yang tepat.
Jangan mudah mengambil kesimpulan tanpa melakukan pemeriksaan. Karena, ada banyak kondisi medis yang dapat diobati yang memunculkan gejala sama dengan penyakit tertentu. Untuk amannya, ketika lansia tiba-tiba berperilaku tidak biasa, bawalah ke dokter untuk diperiksa. Berikut penyakit yang kerap muncul pada lansia
1.Infeksi saluran kemih (ISK)
Lansia adalah kelompok umur yang kerap mengalami infeksi saluran kemih (ISK), namun jarang yang menunjukkan gejala khas nyeri saat buang air kecil, demam atau sering ingin buang air kecil.
Sebaliknya, gejala ISK sering muncul sebagai perubahan perilaku yang tiba-tiba. Seseorang yang tiba-tiba tidak dapat mengingat peristiwa penting dari minggu lalu, inkontinensia, kehilangan selera makan, gelisah, sulit konsentrasi, dan lain-lain.
2.Trauma kepala
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Amerika, lebih dari 1 dari 4 orang berusia 65 lebih, mengalami jatuh setiap tahun. Jatuh ini mungkin tampak kecil, tetapi benturan di kepala dapat menyebabkan masalah kognitif yang signifikan. Apalagi bila ada perdarahan di dalam tengkorak. Hal ini dapat mengganggu fungsi kognitif. Jika lansia baru-baru ini mengalami jatuh dan sekarang berperilaku sangat aneh, sebaiknya periksakan lansia ke dokter sesegera mungkin.
3.Hidrosefalus tekanan normal
Hidrosefalus tekanan normal (NPH) adalah suatu kondisi dimana tubuh memiliki terlalu banyak cairan serebrospinal di bagian otak. Serebrospinal adalah cairan bening yang bersirkulasi di otak dan sumsum tulang belakang yang berfungsi melindungi dari kerusakan. Kelebihan cairan serebrospinal terjadi karena tubuh tidak dapat mengalirkan dan menyerap cairan dengan baik. Ini umum terjadi pada lansia di atas usia 60 tahun. Penumpukan cairan ini dapat menganggu kesehatan otak. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. Umumnya disebabkan oleh trauma kepala, pendarahan otak, atau meningitis.
4.Depresi.
Lansia lebih rentan terhadap depresi. Menurut data, 1 dari 10 orang di atas usia 65 tahun mengalami depresi. Tanda-tanda yang muncul, kelelahan, kebingungan, bahkan masalah memori. Bagi keluarga, ini mungkin terlihat seperti gejala demensia. Depresi bukanlah sesuatu yang bisa dihilangkan begitu saja, tetapi dapat diobati dengan obat-obatan, olahraga teratur, atau terapi kognitif dan teknik pengurangan stres seperti meditasi, yoga, atau doa.
5.Kekurangan vitamin.
Kekurangan vitamin dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan demensia, terutama kekurangan vitamin B12. Hal ini dapat terjadi karena tubuh lansia cenderung kurang efisien dalam menyerap vitamin, terutama yang minum alcohol. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan masalah kognitif, menyerupai demensia.
Sumber: dailycaring.com
Sumber Foto: freepik.com