PANJANG UMUR, SIAPA TIDAK INGIN? TAPI BAGAIMANA JIKA HIDUP LEBIH LAMA JUSTRU DISERTAI BERBAGAI MASALAH KESEHATAN?

PANJANG UMUR, SIAPA TIDAK INGIN? TAPI BAGAIMANA JIKA HIDUP LEBIH LAMA JUSTRU DISERTAI BERBAGAI MASALAH KESEHATAN?

Panjang umur atau hidup lebih lama, tidak selalu disertai dengan kesehatan yang baik. Lebih dari setengah orang berusia 65 ke atas memiliki tiga atau lebih masalah medis yang sedang berlangsung, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, atau artritis.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, masih ingat, kan, dengan syair lagu yang kerap dinyanyikan saat seseorang merayakan ulang tahun? Ada beberapa versi. Ini salah satunya:

Selamat ulang tahun, kami ucapkan
Selamat panjang umur, kita ‘kan doakan
Selamat sejahtera, sehat sentosa
Selamat panjang umur, dan bahagia.

“Panjang umur”, itulah doa bagi mereka yang berulang tahun. Boleh jadi karena setiap orang pada dasarnya ingin hidup lebih lama alias panjang umur, tentu dengan alasannya masing-masing.

Masalahnya, hidup lebih lama alias berumur panjang, tidak selalu disertai dengan kesehatan yang baik. Dengan menjalani hidup lebih lama, kita menjadi lebih mungkin untuk mengembangkan berbagai jenis masalah kesehatan. Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi lansia adalah hidup dengan berbagai masalah kesehatan. Lebih dari setengah orang berusia 65 ke atas memiliki tiga atau lebih masalah medis yang sedang berlangsung, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, atau artritis.

Mencari tahu pengobatan terbaik untuk berbagai masalah kesehatan bisa jadi rumit. Misalnya, meresepkan obat untuk pasien dengan banyak masalah kesehatan lebih rumit daripada ketika pasien memiliki satu masalah kesehatan. Sebabnya, obat yang mungkin berguna dalam mengobati satu masalah kesehatan, bisa saja memperburuk masalah kesehatan lainnya. Itulah mengapa, diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan tenaga medis yang merawatnya guna mencari solusi terbaik untuk masalah ini.

Berikut sejumlah hal yang penting diperhatikan ketika lansia memiliki beberapa masalah kesehatan kronis:

1. Dapatkan informasi sebanyak mungkin tentang pilihan pengobatan.

Pasien (lansia) harus memahami semua pilihan perawatan untuknya dan mengambil peran aktif dalam memutuskan jenis perawatan yang ia inginkan. Misal, meminta tenaga medis untuk memberi tahu berapa lama setiap opsi perawatan dapat bekerja, karena beberapa perawatan mungkin membutuhkan waktu lebih lama daripada yang lain untuk menunjukkan manfaatnya.

Dalam memilih perawatan yang akan dijalaninya, mereka dapat memilih untuk memutuskannya sendiri. Bisa juga dalam proses pengambilan keputusan tersebut, mereka melibatkan orang lain, seperti pasangan hidup, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya, atau bahkan teman dekat.

Jika  memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, ingin menghentikan pengobatan, atau ingin mencoba pengobatan yang baru, mereka harus selalu memberitahu tenaga medis dengan segera.

2. Pastikan tenaga medis memahami prioritas perawatan pasien (lansia).

Pasien hendaknya memutuskan hasil perawatan apa yang penting baginya. Umpama, ingin tetap mandiri selama mungkin. Bila demikian, pasien mungkin dapat memilih perawatan dengan efek samping lebih sedikit, meskipun perawatan ini mungkin tidak memperpanjang hidupnya seperti perawatan lainnya. Ini hanya salah satu contoh saja. Pastinya, pasien harus bertanya kepada tenaga medis, bagaimana pilihan pengobatan yang berbeda akan memengaruhi aspek kehidupan yang paling penting baginya, seperti tingkat kemandirian, stamina, atau rasa sakit yang dialaminya.

3. Ajukan pertanyaan tentang “perbandingan” antara manfaat dan risiko perawatan.

Sebagian besar obat dan perawatan lain memiliki manfaat dan risiko. Bicarakan dengan tenaga medis tentang kemungkinan manfaat dari setiap perawatan. Begitu pun tentang  kemungkinan kekurangannya, seperti peningkatan risiko kecacatan, masalah kesehatan baru, dan kualitas hidup yang lebih buruk. Memahami semua pro dan kontra dari setiap perawatan akan membantu pasien memutuskan opsi mana yang terbaik untuk dirinya.

4. Segera beri tahu tenaga medis jika perawatan tampaknya tidak berhasil atau menyebabkan masalah.

Tidak banyak studi yang meneliti bagaimana lansia dengan masalah kesehatan yang kompleks merespons pengobatan. Jadi, pihak tenaga medis mungkin tidak dapat memprediksi dengan tepat bagaimana pengobatan akan memengaruhi pasiennya yang lansia. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien (lansia) ataupun orang yang merawatnya untuk memberitahu tenaga medis—segera—jika pengobatan tampaknya tidak berhasil atau menimbulkan efek samping.

5. Pasien hendaknya membicarakan dengan tenaga medis jika rencana perawatannya terlalu rumit untuk dikelola.

Studi menemukan, dengan adanya instruksi pengobatan yang lebih rumit, semakin besar kemungkinan pasien untuk berhenti mengikuti mereka. Jadi, beri tahu tenaga medis jika perawatan menjadi terlalu rumit atau sulit untuk diikuti/dijalani. Tentu pasien harus memahami semua instruksi sebelum meninggalkan ruangan praktik tenaga medis. Minta mereka agar membuat instruksi sesederhana dan semudah mungkin untuk diikuti.

6. Manfaatkan perawatan yang menyebabkan sedikit atau tanpa efek samping.

Tenaga medis harus menjadikan perawatan yang paling penting dan efektif sebagai prioritas tertinggi. Rencana perawatan pasiennya harus sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasien, sambil memberi manfaat paling banyak dan risiko paling sedikit. Antara lain, tenaga medis harus dapat memberi tahu pasien tentang opsi perawatan non-obat—jika memungkinkan—dan cara menggunakannya untuk menghindari interaksi yang berpotensi berbahaya antara obat-obatan dan  efek samping lainnya. Tanyakan kepada tenaga medis, apakah ada pilihan non-obat untuk setidaknya beberapa gejala yang dialami pasien.

7. Bagi Pengasuh/Perawat Lansia

Sobat Muda Peduli Lansia, kita umumnya terlibat dalam perawatan kesehatan orangtua kita. Sekalipun kita menggunakan jasa pengasuh/perawat lansia, tetapi kita tetaplah perawat utama mereka. Oleh karena itu, dalam membantu orangtua yang lansia membuat keputusan perawatan kesehatan bagi dirinya, ingatlah tips di atas saat Anda berhubungan dengan tenaga medis yang merawat orangtua Anda. Renungkan percakapan yang Anda lakukan dengan orangtua tentang keinginan dan pendapat mereka, serta pertimbangkan semua potensi manfaat dan beban dari opsi yang dipaparkan kepada Anda. (*)

Sumber:
www.healthinaging.org
Foto:
www.freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.