4 PANDUAN BERWISATA DENGAN LANSIA DEMENSIA

4 PANDUAN BERWISATA DENGAN LANSIA DEMENSIA

Lakukan sejumlah pengamatan yang teliti untuk mengetahui, apakah lansia dengan demensia aman melakukan perjalanan wisata.

Sobat Muda Peduli Lansia, ketika orangtua yang sudah lansia dan menderita demensia, sebaiknya jangan terlalu kecewa. Memang ada banyak keterbatasan karena kondisi lansia yang mengalami perubahan. Namun, itu bukan berarti lansia tidak dapat beraktivitas maupun berwisata. Berwisata mengunjungi obyek wisata atau sekadar mengunjungi wilayah tertentu dengan pemandangan yang indah, bermanfaat untuk mengusir rasa bosan atau refreshing bagi lansia.

Nah, untuk lansia dengan demensia ada sejumlah trik yang dapat dilakukan agar lansia tetap mampu melakukan aktivitas dan berwisata. Hal yang patut diingat dan diperhatikan bahwa lansia dengan demensia sebaiknya tidak bepergian sendiri. Terlalu banyak keputusan yang harus dibuat, petunjuk yang rumit untuk diikuti, dan orang asing untuk diajak berinteraksi. Mereka tidak mungkin sampai dengan selamat ke tujuannya. Dibutuhkan pengasuh yang terpercaya untuk menemani lansia dengan demensia di setiap langkahnya.

Berikut ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan panduan, apakah bepergian dengan lansia demensia dapat dilanjutkan atau perlu persiapan tertentu, bahkan tidak menutup kemungkinan harus dibatalkan karena alasan tertentu.

1.Cermati gejala demensia si lansia dengan seksama.

Apakah masih pada tahap awal, menengah atau bahkan mungkin sudah lanjut. Pada tahap awal demensia, seseorang mungkin masih bisa menikmati bepergian. Saat penyakit berkembang, dan memasuki tahap berikutnya, ini yang patut mendapat perhatian.

Pada tahap menengah, sangat penting untuk bersikap realistis saat menilai kemampuan dan tantangan yang mungkin muncul. Gejala bisa datang dan pergi, bahkan bisa sangat bervariasi. Lebih baik untuk berhati-hati. Untuk demensia tahap lanjut, melakukan perjalanan biasanya tidak dianjurkan. Karena, penderita demensia tahap lanjut kemungkinan akan mudah lelah dan kewalahan dengan aktivitas sehari-hari, lebih rentan terhadap penyakit atau infeksi, dan umumnya perlu berjuang untuk melakukan aktivitas seperti duduk, makan, dan lain-lain karena keterbatasan fisiknya.

2. Seberapa terampil Anda mengatasi gejala demensia lansia?

Bepergian bersama lansia dengan demensia itu sulit, bahkan untuk pengasuh yang berpengalaman. Karena, Anda harus mengelola situasi yang tidak terduga, perilaku yang menantang (terkadang di depan umum), kurang tidur, dan situasi yang membuat Anda stres. Dengan demikian pertimbangan penting yang harus diperhatikan adalah kemampuan pendamping  ketika melakukan tindakan saat mengatasi gejala yang muncul. Jika Anda mampu mengatasi gejala demensia lansia dengan baik saat itu, itu pertanda baik. Tetapi jika Anda berjuang untuk mengelola gejala, merasa kewalahan dan kelelahan, atau jika Anda sedang belajar untuk mengatasi gejala baru, bepergian mungkin bukan ide yang baik.

3. Bagaimana perilaku atau sikap lansia dalam situasi ramai atau bising.

Ketika bepergian ke luar rumah dengan lansia, seberapa nyaman mereka di tempat umum? Jika perilakunya menjadi tidak terkendali atau ekstrem di tempat-tempat seperti restoran, toko kelontong, atau pusat perbelanjaan, merupakan pertanda bahwa bepergian kemungkinan besar bukanlah ide yang baik.

4.Apakah sudah memiliki sistem pendukung ketika sedang bepergian atau di tempat tujuan?

Faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan Anda adalah seberapa banyak bantuan yang akan didapatkan saat bepergian dan di tempat tujuan. Jika Anda merawat lansia sendirian sepanjang perjalanan, tentunya sangat berbeda dengan yang memiliki pengasuh tepercaya dan berpengalaman untuk membantu.

Sumber: dailycaring.com

Sumber foto: kompas.com

TANDA-TANDA BEPERGIAN DENGAN LANSIA DEMENSIA TIDAK AMAN

 Ketika lansia dengan demensia menunjukkan gejala seperti yang disebutkan di bawah ini, berarti bepergian bukanlah pilihan yang aman untuk mereka. Sebaiknya tunda rencana bepergian tersebut. Berikut beberapa gejala yang patut diwaspadai:
  • 1.Tergolong demensia stadium lanjut.
  • 2.Bingung, disorientasi atau gelisah (bahkan di tempat yang sudah dikenal).
  • 3.Mudah menjadi kesal atau cemas di lingkungan yang ramai atau bising.
  • 4.Ingin pulang saat sedang jalan-jalan atau kunjungan singkat.
  • 5.Berperilaku paranoid, delusi, atau perilaku tidak pantas lainnya.
  • 6.Tiba-tiba berteriak, menjerit atau menangis tanpa sebab.
  • 7.Menunjukkan perilaku liar.
  • 8.Bermasalah dalam mengelola buang air.
  • 9.Berperilaku agresi fisik atau verbal.
  • 10.Kondisi medis yang tidak stabil
  • 11.Memiliki risiko tinggi terjatuh.

 

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.