Tanyakan selengkap mungkin berbagai hal yang berkaitan dengan pengobatan saat konsultasi dengan dokter, demi memperkecil kemungkinan munculnya efek samping obat ketika lansia harus minum beberapa obat untuk mengatasi penyakit yang dideritanya.
Sobat Muda Peduli Lansia, pernahkah mengalami kebingungan saat harus mengonsultasikan orangtua kita yang sudah lansia dan menderita lebih dari satu penyakit kronis? Sebagaimana diketahui bersama ketika tubuh sudah semakin renta, umumnya akan diiringi organ-organ tubuh yang sudah tidak mampu berfungsi dengan baik. Dengan demikian adalah suatu hal yang wajar ketika kebanyakan lansia memiliki masalah kesehatan di usia senjanya. Bahkan tak sedikit yang memiliki lebih dari satu macam penyakit kronis sekaligusnya. Contoh, menderita tekanan darah tinggi, namun juga memiliki diabetes dan gangguan jantung.
Nah, mengelola tiga penyakit tentunya bukanlah urusan yang mudah. Alhasil, sertiap bulan pun, ada 3 dokter atau ahli kesehatan yang harus dikunjungi untuk memeriksa atau mengonsultasikan kesehatannya. Ibaratnya memiliki begitu banyak “juru masak di dapur,” namun tetap harus mengupayakan sehat dan memaksimalkan kualitas hidup menjadi keterampilan yang sangat menantang.
Ketika lansia memiliki masalah kesehatan kronis seperti diabetes, radang sendi, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung, tentunya memerlukan konsultasi yang lebih sering dan biasanya mengonsumsi beragam obat-obatan setiap hari. Agar obat-obatan yang dikonsumsi tidak saling bertentangan dan malah memberikan efek samping yang kurang baik pada tubuh, alangkah baiknya dilakukan koordinasi. Koordinasi dengan tenaga kesehatan atau dokter tempat berkonsultasi.
Nah, agar komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung efektif dengan para dokter atau tenaga kesehatan, berikut beberapa tips yang dapat diikuti.
1.Beri tahu dokter tentang prioritas perawatan orangtua Anda.
Jangan ragu menginfokan tentang prioritas dalam perawatan orangtua Anda. Dengan demikian dokter atau tenaga kesehatan dapat mengatur obat yang harus dikonsumsi agar prioritas tersebut dapat tercapai. Selain itu, mintalah obat yang sesuai untuk gaya hidup dan kenyamanan lansia dalam keseharian. Patut dicermati pula bila ada kebutuhan kesehatan yang khusus bagi si lansia.
Pemberian obat patut mendapat perhatian khusus karena obat yang berbeda seringkali dapat mencapai tujuan pengobatan yang sama, tetapi dapat bekerja dengan cara yang berbeda dan memiliki efek samping yang berbeda.
2.Tanyakan tentang pertukaran antara manfaat dan risiko perawatan.
Tanyakan kepada dokter, bagaimana setiap opsi dapat memengaruhi kenyamanan, kesejahteraan, dan kesehatan jangka panjang lansia. Upayakan untuk selalu berpikiran terbuka ketika mempertimbangkan pilihan perawatan yang berbeda. Tidak selalu pilihan yang terlihat mahal dan cepat adalah yang terbaik untuk orangtua kita yang lansia. Terkadang, mengelola suatu kondisi dengan sabar dan lembut adalah pendekatan yang lebih baik.
3.Beritahu dokter sesegera mungkin jika pengobatan tampaknya tidak berhasil atau menyebabkan masalah.
Ketika muncul masalah atau efek samping dari interaksi antara obat yang digunakan, segera infokan ke dokter. Jangan sampai lansia menderita efek samping obat yang tidak dapat diantisipasi oleh dokter. Jika Anda segera memberi tahu dokter tentang masalah yang muncul, dokter dapat mencari alternatif yang terbaik.
4.Bicarakan atau infokan jika rencana perawatan terlalu rumit, membingungkan, atau tidak jelas.
Sebelum meninggalkan ruang konsultasi dokter, upayakan untuk mendapatkan petunjuk tertulis yang jelas dan terperinci tentang pengobatan atau perawatan baru serta cara menambahkannya ke rutinitas harian saat ini. Pastikan Anda benar-benar memahami petunjuknya dan upayakan semudah mungkin untuk diikuti.
Untuk itu, jangan lupa mengajukan pertanyaan seperti, Bisakah obat ini diminum bersamaan dengan obat lain? Jam berapa obat ini diminum hari ini? Apakah saat meminum obat, perut dalam keadaan kosong atau kenyang?
Sumber: dailycaring.com
Sumber foto: freepik.com