10 HAL TENTANG PENUAAN, SEJAUH MANA KEBENARANNYA?

10 HAL TENTANG PENUAAN, SEJAUH MANA KEBENARANNYA?

Banyak asumsi tentang penuaan, bagaimana rasanya menjadi “tua”, dan bagaimana usia tua akan memengaruhi seseorang. Sayangnya, tidak semua asumsi tersebut benar.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, inilah 10 hal paling umum yang penting kita ketahui dalam merawat oma-opa atau orangtua yang lansia.

1. Depresi dan kesepian adalah bagian normal dari penuaan.

Seiring usia bertambah, beberapa orang mungkin merasa terisolasi dan sendirian. Hal ini dapat menimbulkan perasaan cemas, sedih dan, depresi. Akan tetapi, perasaan ini bukan bagian normal dari penuaan. Penelitian menunjukkan, kebanyakan lansia merasa puas dengan hidup mereka, meskipun memiliki lebih banyak penyakit atau masalah fisik daripada orang yang lebih muda. Namun, jika sewaktu muda pernah mengalami depresi, maka saat lansia lebih mungkin untuk mengalaminya.

2. Kebutuhan tidur akan menurun seiring usia bertambah.

Seperti semua orang dewasa, lansia membutuhkan tidur sebanyak 7—9 jam setiap malam. Cukup tidur membuat lansia tetap sehat dan waspada. Tidur yang cukup juga dapat membantu mengurangi risiko jatuh, meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan, dan aneka manfaat lainnya.

3. Lansia tidak dapat mempelajari hal-hal baru.

Lansia masih memiliki kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru, menciptakan ingatan baru, dan meningkatkan kinerja mereka dalam berbagai keterampilan. Meski penuaan sering datang dengan perubahan dalam berpikir, banyak perubahan kognitif yang positif, seperti memiliki lebih banyak pengetahuan dan wawasan dari pengalaman seumur hidup. Mencoba dan mempelajari keterampilan baru bahkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Mencari hubungan sosial baru dengan orang lain dan terlibat dalam aktivitas sosial, seperti kelas dansa atau klub buku, dapat membuat otak tetap aktif dan juga meningkatkan kesehatan kognitif.

4. Tidak dapat dihindari bahwa lansia akan mengalami demensia.

Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif—berpikir, mengingat, dan bernalar—sedemikian rupa sehingga mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Beberapa orang dengan demensia tidak dapat mengendalikan emosi mereka dan kepribadian mereka dapat berubah. Memang, demensia lebih sering terjadi seiring usia bertambah, tetapi hal ini bukan bagian normal dari penuaan. Banyak, kok, orang yang hidup sampai usia 90-an atau lebih tanpa tanda-tanda demensia. Jadi, kalau hanya kadang-kadang lupa, hal ini wajar saja. Namun jika Anda  memiliki kekhawatiran serius tentang ingatan dan pemikiran oma-opa/orangtua yang lansia, atau melihat perubahan dalam perilaku dan kepribadian mereka, sebaiknya periksakan ke dokter.

5. Lansia harus santai dan menghindari olahraga agar tidak cedera.

Seiring usia bertambah, orang mungkin berpikir olahraga bisa lebih berbahaya daripada manfaatnya, terutama jika orang memiliki kondisi kronis. Namun, penelitian menunjukkan bahwa dengan menjadi aktif justru memiliki lebih banyak keuntungan. Olahraga dan aktivitas fisik tidak hanya bagus untuk kesehatan mental dan fisik, tetapi juga dapat membantu lansia tetap mandiri.

6. Peluang seseorang terkena penyakit Alzheimer bisa lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga demensia.

Memang, ada beberapa gen yang diketahui meningkatkan risiko. Walaupun begitu, memiliki orangtua dengan Alzheimer tidak berarti bahwa seseorang akan mengembangkan penyakit tersebut. Faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat memengaruhi risiko seseorang terkena Alzheimer. Meskipun kita tidak dapat mengontrol gen yang kita warisi, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk tetap sehat seiring usia bertambah, seperti berolahraga secara teratur, mengontrol tekanan darah tinggi, dan tidak merokok.

7. Lansia tidak boleh mengemudi.

Seiring usia bertambah, perubahan alami yang terjadi dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengemudi. Seperti: kecepatan respons yang lebih lambat, penglihatan atau pendengaran yang berkurang, serta kekuatan atau mobilitas yang berkurang. Namun, boleh-tidaknya lansia mengemudi, seharusnya tidak ditentukan oleh usia, melainkan kemampuannya untuk mengemudi dengan aman. Bicarakan dengan dokter bila Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan dan kemampuan mengemudi oma-opa atau orangtua yang lansia.

8. Hanya perempuan yang perlu khawatir dengan osteoporosis.

Meskipun osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita, penyakit ini masih menyerang banyak pria dan mungkin kurang terdiagnosis. Satu dari lima pria di atas 50 tahun akan mengalami patah tulang terkait osteoporosis. Selain itu, pada usia 65 atau 70, pria dan wanita kehilangan massa tulang dengan kecepatan yang sama. Banyak hal yang membuat kaum lelaki berisiko sama dengan perempuan, termasuk riwayat keluarga, tidak cukup kalsium atau vitamin D, dan terlalu sedikit olahraga. Tingkat testosteron yang rendah, terlalu banyak alkohol, mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan merokok adalah faktor risiko lainnya.

9. Sudah “terlalu tua” untuk berhenti merokok.

Tidak peduli berapa usia oma-opa/orangtua yang lansia atau berapa lama mereka telah merokok, berhenti kapan saja akan meningkatkan kesehatan. Perokok yang berhenti memiliki lebih sedikit penyakit, seperti pilek dan flu, tingkat bronkitis dan pneumonia yang lebih rendah, serta perasaan kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan. Manfaat berhenti merokok hampir seketika; dalam beberapa jam, tingkat karbon monoksida dalam darah mulai menurun; dalam beberapa minggu, sirkulasi membaik dan fungsi paru-paru meningkat. Berhenti merokok juga akan menurunkan risiko kanker, serangan jantung, stroke, dan penyakit paru-paru. Tidak ada kata terlambat untuk menuai manfaat dari berhenti merokok dan memberikan contoh yang sehat pada anak-cucu.

10. Tekanan darah sudah turun atau kembali normal, jadi bisa berhenti minum obat.

Tekanan darah tinggi adalah masalah yang sangat umum bagi lansia,  terutama mereka yang berusia 80-an dan 90-an. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan benar. Jika oma-opa/orangtua yang lansia minum obat tekanan darah tinggi dan tekanan darahnya turun, itu berarti obat dan perubahan gaya hidup yang dilakukan berhasil. Namun, sangat penting untuk melanjutkan perawatan dan aktivitas dalam jangka panjang. Jika berhenti minum obat, tekanan darah bisa naik lagi, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti stroke dan penyakit ginjal. Bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan untuk mengubah atau menghentikan pengobatan dengan aman. (*)

Sumber:
www.nia.nih.gov
Foto:
www.freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.