Makan ternyata tidak hanya sekadar untuk mengenyangkan perut. Ada ikatan emosi dan psikologi di balik makanan yang dikonsumsi dan ini bisa terbawa hingga memasuki usia senja.
Kebiasaan makan saat kanak-kanak dapat memengaruhi perilaku makan saat sudah dewasa dan lansia. Ingatkah saat belajar jalan atau sedang latihan buang air kecil sendiri di toilet? Ketika berhasil melakukan aktivitas tersebut, ada imbalan berupa permen atau makanan ringan lainnya sebagai hadiah. Ini membuat otak si anak belajar mengenali bahwa makanan sebagai salah satu cara untuk merasa bahagia atau diperhatikan.
Tak hanya itu, makanan juga sering digunakan sebagai media untuk menenangkan emosi yang menyakitkan. Seperti, saat merasa sedang kesal, makan cokelat terasa menenangkan atau membuat diri kita menjadi lebih enak. Mengapa bisa demikian? Makanan manis memengaruhi kimia otak dengan meningkatkan kadar serotonin dan dopamine. Kedua zat tersebut menciptakan rasa nyaman yang membantu menciptakan rasa tenang dan bahagia atau bersemangat dan termotivasi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pengalaman masa kanak-kanak yang mengecewakan atau menyedihkan juga berdampak pada pola makan anak. Makanan dijadikan sebagai pelampiasan dari rasa kecewa atau kesedihannya. Ini dapat ditandai dengan kenaikan berat badannya. Nah, perilaku makan di masa kanak-kanak tersebut akan terus terbawa hingga usia senja. Karenanya, ada lansia yang makan terus menerus ketika sedang merasa kesepian atau sedih.
Padahal perilaku makan yang tidak terkontrol dan mengonsumsi berbagai jenis makanan tanpa mempertimbangkan nutrisinya dapat berdampak pada kesehatannya. Tambahan lagi pada usia senja dengan kondisi fisik yang banyak mengalami perubahan dan menurunnya fungsi organ-organ tubuhnya, tentunya akan berdampak pada kesehatannya. Sepertinya, mulai menurunnya fungsi indera penciuman dan perasa, fungsi saluran pencernaan hingga penurunan fungsi otak. Bila ini tidak dicermati, tentunya bisa menyebabkan lansia kekurangan gizi atau malnutrisi.
Untuk itu, penting mencermati perilaku makan lansia. Pastikan porsi makanan yang dikonsumsi dapat mencukupi kebutuhan gizinya dan mendukung kesehatannya. Karena, banyak lansia yang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung dan diabetes. Dengan memiliki perilaku makan yang sehat, maka lansia bisa menekan gejala penyakit sekaligus bisa memperlambat perkembangan penyakit degenaratif.
Menurut National Institute on Aging, ada beberapa hal yang patut diperhatikan pada makanan yang dikonsumsi lansia. Intinya, penuhi dengan makanan yang kaya akan karbohidrat, protein nabati serta hewani, sayuran dan buah-buahan. Meski kebutuhan nutrisi lansia mungkin berbeda-beda, khususnya mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu.
Kesemua unsur ini harus tersedia setiap kali lansia makan. Jangan lupa untuk mengatur jam makan, setidaknya tiga kali makan utama dan dua kali makan selingan di antara makan utama. Terapkan prinsip porsi makan sedikit-sedikit tapi sering.
1.Karbohidrat
Karbohidrat sebagai makanan pokok membantu lansia untuk aktif bergerak. Sumber karbohidrat seperti beras, gandum, jagung, singkong, kentang, talas, dan lain-lain. Porsinya sebanyak 150-300 gram per hari. Berarti per sekali makan kurang lebih 100 gram atau 1 sendok (centong) nasi.
2.Sumber protein dan mineral
Bahan makanan yang menjadi sumber protein di antaranya ayam, ikan, daging sapi, telur, tahu, tempe. Porsinya 150 – 200 gram per hari. Jika ingin mengonsumsi susu atau yoghurt, pilihlah yang bebas lemak atau rendah lemak.
3.Buah dan sayur
Kebutuhan buah untuk lansia kurang lebih 150 – 250 gram per hari dan sayuran sebanyak 250 – 350 gram per hari. Untuk buah pilihlah yang lunak dan tidak asam. Ragam pilihan buah nya bisa bervariasi, seperti papaya, pisang, buah naga, avocado, dan lain-lain. Sedangkan sayuran ada labu, bayam, kangkung, timun, wortel, brokoli, selada, dan sayuran lainnya.
4.Minyak, gula, dan garam
Penggunaan minyak, gula dan garam sebaiknya mulai dikurangi. Apalagi bagi lansia yang memiliki sakit seperti hipertensi dan diabetes, sebelum menggunakan gula, garam dan minyak goreng, alangkah baiknya konsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu. Namun, bila sehat, untuk penggunaan minyak goreng sebanyak 5 sendok teh. Gula hanya 4 sendok makan dan garam hanya 1 sendok teh.
Sumber:
-sixtynme.com
-hellosehat.com
Sumber foto: freepik.com