Berbicara dengan lansia yang tidak mau mendengarkan atau menerima pendapat orang lain, memang cukup merepotkan serta menuntut kesabaran.
Sobat Muda Peduli Lansia berbicara dengan lansia tentang hal-hal yang sensitif, seperti tentang penuaan dan perubahan gaya hidup bisa jadi menjadi hal yang rumit. Umumnya lansia tidak akan mendengarkan atau sulit untuk menerima solusi dari permasalahan yang dibicarakan. Mendapati kondisi ini tentunya membuat frustasi. Bahkan bisa jadi berbuntut dengan pertengkaran antara anak dengan orangtuanya. .
Sikap orangtua yang tidak mau mendengarkan atau menerima pendapat orang lain ini, atau terkesan keras kepala dan mau menang sendiri ini, pastinya ada penyebabnya. Dengan bertambahnya usia, umumnya kondisi fisik orangtua pun mengalami penurunan. Mereka sudah tidak sekuat dulu lagi, kesehatannya pun sudah banyak berkurang. Kondisi ini tentunya menimbulkan rasa khawatir, bahwa dirinya sudah tidak mampu beraktivitas seperti dulu lagi karena memiliki banyak keterbatasan. Termasuk juga keterbatasan ekonomi. Nah, rasa khawatir tersebut yang juga membentuk orangtua menjadi keras kepala dan tidak mau mendengarkan atau menerima pendapat orang lain. Ini diwujudkan dengan sikap egois, keras demi menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. Tak hanya itu, penyakit yang diderita di masa tua juga dapat menjadi beban psikologis yang menjadikan orangtua sulit kompromi.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut, ada sejumlah tip yang dapat diterapkan saat berkomunikasi.
- Orang tua adalah mahluk dewasa, perlakukan mereka selayaknya orang dewasa.
Meski menurut pandangan Sobat Peduli Lansia, sikap orangtua sudah seperti anak kecil, jangan abaikan mereka. Biasanya orangtua banyak bercerita tentang masa lalunya, dengarkan saja. Jangan perlakukan mereka seperti anak kecil. Lakukan pembicaraan dengan rasa hormat dan dengarkan pembicaraannya hingga selesai. Bila ingin menyampaikan pendapat Sobat Muda Peduli Lansia, utarakan dengan santun. Jangan putus asa, walau terlihat seperti tidak dipedulikan. Tetap sampaikan dengan tutur kata yang santun
- Berbicara dengan sopan dan tidak dengan nada tinggi.
Memasuki usia senja, lansia kerap cerewet karena kemampuan daya tangkap otaknya pun berkurang, sehingga terkadang banyak bertanya. Menghadapi ini, Sobat Muda Peduli Lansia hendaknya tetap bersabar. Berkomunikasilah dengan tutur kata yang sopan. Hindari nada tinggi. Terkadang pendengaran lansia memang berkurang, maka volume suara sebaiknya di perbesar, namun bukan dengan nada membentak. Tetap sabar, meski terkadang terlihat lansia tidak mendengarkan pembicaraan yang sedang dilakukan.
- Tetap sabar walau harus menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang.
Jawablah semua pertanyaan lansia dengan sabar. Ingat semasa kecil dulu, anaklah yang banyak bertanya kepada orangtua. Sekarang, saatnya anaklah yang harus sabar menjawab semua pertanyaan orangtua. Walau pun itu ditanyakan berulang kali. Jangan pernah bosan mendengarkan, walaupun pertanyaan yang sama selalu diulang-ulang.
- Rutin berolahraga.
Ajaklah lansia untuk berolahraga 30 menit sehari. Dengan berolahraga akan membuat jasmani dan rohani menjadi sehat. Ragam olahraga yang dilakukan dapat berupa jalan santai, yoga atau senam lansia. Lakukan olahraga rutin sedikitnya 3 kali seminggu.
- Ajak melakukan aktivitas sosial di luar rumah.
Melakukan aktivitas sosial di luar rumah akan membuat lansia banyak bertemu dengan orang lain. Dengan bersosialisasi akan menumbuhkan rasa percaya dirinya dan membuatnya menjadi mahluk sosial. Libatkan lansia dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial yang akan dilakukan. Ini akan menumbuhkan semangatnya dan mengurangi kecerewetannya. Bila di rumah dan dibatasi ruang geraknya dapat membuat lansia terbatas kegiatannya yang malah memicunya menjadi pemarah.
Sumber: dailycaring.com
Sumber Foto: freepik.com